Part 26

43 8 0
                                    

Istvan POV

Istvan dan Ikarus sedang berjalan menuju ruang makan. Mereka menyusuri koridor yang dipenuhi lukisan Raja-raja terdahulu. Di bawah lukisan itu tercantum nama serta tanggal lahir dan tanggal kematian.

"Deimos Seerkha, Borrano Seerkha, Aegean Seerkha, kemudian... Yevgeni Seerkha." Ikarus membaca nama-nama tersebut.

"Apa kau ingat kita dulu dipaksa menghafalkan nama-nama itu?"

Istvan mengangguk sambil tersenyum. "Kau masih hafal nama-namanya?"

"Tidak," jawab Ikarus.

"Kalau begitu sebaiknya kau bersiap. Marfic mungkin akan mengetes kita."

Mereka tertawa. Kali ini melewati koriodor lain berisi hiasan-hiasan dari keramik yang sedang dibersihkan para gnome. Gnome-gnome itu membungkuk saat Istvan dan Ikarus lewat. Keduanya yang belum terbiasa mendapat perlakuan itu hanya berjalan dengan canggung.

Pandangan Istvan lalu tertuju pada sebuah tapestri yang menggambarkan sembilan anak di depan kastil. Tidak ada Aretha karena dia belum lahir saat itu. Istvan melihat satu persatu wajah mereka.

"Mereka akan tiba," kata Ikarus seolah membaca pikirannya.

"Aku hanya khawatir."

"Aku yakin mereka baik-baik saja," kata Ikarus. Istvan tersenyum dan mengangguk.

Terdengar langkah kaki yang bergema. Istvan dan Ikarus sama-sama menoleh. Izora muncul tak lama kemudian, dia terengah-engah seperti habis berlari. Namun, wajahnya cerah.

"Mereka tiba!" serunya. "Saudara kita yang lain."

***

Istvan, Ikarus, dan Izora berlari menuju lobi kastil. Dia melihat tiga sosok dengan pakaian berantakan yang sedang bergantian berpelukan dengan Aretha (gadis itu terlihat malu dan kikuk). Salah satu dari mereka adalah remaja berusia 15 tahun. Rambutnya pirang keriting, matanya hijau cerah. Dia melambai ke arah Istvan dan berseru, "Hai! Saudara-saudariku!"

Istvan mendatanginya dan mereka berpelukan. Adalah Harv Zarcvies Seerkha, pangeran ke-6, putra tertua dari selir Carmine Fern.

"Istvan bukan? Hanya kau yang mewarisi rambut pirang ayah selain aku dan Vidar," kata Harv. Kemudian dia melihat Izora "Hai gadis kecil! Beri pelukan untuk Harv yang tampan!"

Satu lagi adik yang menyebalkan. Harv memeluk erat adik perempuan mereka hingga tercekik.

Istvan beralih ke remaja yang juga berambut pirang dan bermata cokelat. Dia mempunyai bentuk wajah yang bundar seperti Harv, namun dengan raut yang lebih kalem.

"Vidar?" tebak Istvan.

Remaja berusia 14 tahun itu mengangguk dan berpelukan dengannya, "Apa kabar, Istvan?"

"Baik," jawab Istvan. Dia sangat ingat betapa cengengnya pemuda ini saat masih kecil. Vidar Collin Seerkha, pangeran ke-8. Putra bungsu selir Carmine Fern, adik kandung dari Harv.

"Bagaimana perjalanan kalian?" tanya Istvan.

"Buruk," jawabnya sambil tersenyum kecut. Istvan menyadari Vidar terlihat kelelahan, pakaiannya pun kotor seperti habis bertarung. Bahkan ada noda darah disana.

"Penjaga kalian?" tanya Istvan pelan.

"Satu orang gugur, dua lainnya hanya mengantar sampai luar," jawab orang lain yang mendatangi mereka.

Dia remaja seusia dengan Harv. Rambutnya cokelat lurus, mata abu-abunya dibingkai dengan kacamata. Kayson Xaven Seerkha, pangeran ke-5, putra sulung selir Nova Magaera.

Istvan memeluknya dan menepuk punggungnya, "Aku turut prihatin. Kami juga kehilangan penjaga dalam perjalanan ini."

Kayson mengangguk, "Setidaknya mereka gugur sebagai pahlawan."

Kayson kemudian melirik Izora yang berada di belakangnya. "Apa dia....?" Kayson menatapnya.

Istvan mengangguk, "Dia Izora, adik kandungmu."

Kayson tersenyum dan mendatangi Izora. Izora terlihat malu-malu saat kakaknya memeluknya.

"Kau mirip sekali dengan ibu," kata Kayson memperhatikan penampilan Izora.

Perdana menteri masuk, dan mengatakan bahwa sebentar lagi waktunya makan malam. Ikarus mengatakan bahwa mereka akan segera kesana.

"Nah, kalian yang kacau dan bau, mandi sana! Aku tidak mau meja makan kita dipenuhi gelandangan," kata Hector.

Kayson mendengus, "Kau sama sekali tidak berubah ya?"

Harv berpura-pura memegang dadanya seolah sakit hati, "Tega sekali kau mengatai kami gelandangan. Padahal wajahmu jauh lebih seperti gelandangan."

Semua orang lantas tertawa. Hector langsung melangkah maju, namun Ikarus menahan dadanya.

"Kau ingin bertengkar padahal baru bertemu lima menit? Sudah, hentikan. Harv dan Vidar, kamar kalian di lantai dua. Sedangkan Kayson di lantai tiga. Setelah mandi, turunlah ke ruang makan."

Tidak ada yang membantah perkataan Ikarus. Tiga orang yang baru hadir segera pergi ke kamar mereka untuk membersihkan diri. Sementara yang lain pergi ke ruang makan.

Bersambung...

Kritik dan saran sangat diperlukan!

Kingdom of Zethosiris {I}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang