Istvan POV
"Ada tali di tasku," kata pria tersebut. "Gunakan tali itu untuk turun ke bawah."
Istvan butuh beberapa detik sebelum akhirnya merespon dengan kaku. "Ehm... yeah...."
Istvan merogoh tas selempang pria tersebut dan merasakan benda-benda keras yang tajam sebelum menemukan seuntai tali. Dia mengeluarkan tali itu dengan satu tangan dan memberikannya pada pria yang menyelamatkannya. Pria itu meminta agar tali tersebut diikat di pergelangan tangannya yang memegang tangan Istvan.
"Turunlah pelan-pelan," katanya setelah tali itu terikat.
Istvan menurut. Dia mulai melepaskan pegangan tangan mereka dan beralih menggunakan tali itu untuk turun. Sesekali dia mendongak kalau-kalau pria itu keberatan dengan berat tubuhnya. Namun, pria itu tidak mengeluh sedikitpun. Istvan akhirnya berhasil sampai di tanah dengan selamat. Pria itu mengikatkan tali tersebut di gagang belatinya. Kemudian mulai turun.
Tiba-tiba sesuatu menerjang Istvan dari samping. Istvan terjungkal, dia mendongak dan melihat Tobias.
"Dasar keras kepala! Matilah!" seru Tobias.
Dia berusaha mencekik Istvan namun Istvan menahan tangannya yang berkuku tajam. Tobias mengeluarkan geraman seperti bunyi hewan. Istvan tidak bisa menahannya lama-lama.
Kemudian tiba-tiba mata Tobias membelalak. Istvan melirik ke belakang Tobias dan melihat pria yang menyelamatkannya tadi menusukkan belati ke punggungnya. Tobias kemudian lunglai dan terjatuh ke tanah. Tubuhnya mulai meluruh menjadi abu dan terbang dibawa angin. Istvan yakin sekali dalam pelajaran sains, hewan-hewan tidak berubah menjadi abu saat ditusuk.
"Kau baik-baik saja?" tanya pria asing tersebut.
Istvan terlalu terpaku hingga tidak bisa menjawab. "Ka-kau-abu-" katanya terbata-bata.
"Dia sudah pergi. Dia tidak akan mengganggumu lagi," kata pria itu.
"Maksudmu...." Istvan tiba-tiba merasa panik. "Dia sudah mati?"
Pria itu mengangguk kemudian menyarungkan belati ke sabuknya. Istvan menatap ke murid-murid yang sedang berolahraga di lapangan.
"Bagaimana jika ada yang melihat...." lirihnya.
"Manusia tidak bisa melihat yang terjadi barusan. Besok mereka akan lupa," kata pria itu.
Istvan menatap pria itu penuh selidik. Dia sekarang ingat pria itu adalah orang yang berkelahi dengan Tobias di samping gedung apartemen semalam. Dia masih mengenakan pakaian yang sama. Pria itu tadi menyebut manusia seakan dirinya bukan.
"Kau... siapa kalian sebenarnya?" tanya Istvan.
Pria itu terdiam beberapa detik lalu berkata, "Maaf, aku kesini hanya untuk memberitahu bahwa lusa kau akan pergi ke luar negeri. Aku akan mengurus semua hal yang diperlukan, jadi kau tinggal datang ke bandara hari kamis sore-"
"Tunggu dulu!" potong Istvan. Kepalanya berputar-putar mendengar perkataan pria di depannya. Ke luar negeri? Lusa?
"Siapa kau menyuruhku seenaknya?" tanya Istvan.
Pria itu terlihat terkejut sebentar kemudian menundukkan kepala. "Maaf, itu protokol yang harus kami terapkan jika ada Halk- maksudku monster seperti tadi menyerang."
Pria itu melihat kaki Istvan yang terluka. Dia kemudian mengeluarkan sebuah botol yang berbentuk guci kecil dari tas selempangnya. Pria itu menyerahkan botol tersebut pada Istvan."Apa ini?" tanya Istvan.
"Lukamu akan sembuh jika kau meminum ramuan itu," jawab pria tersebut.
Istvan membuka sumbat pada botol tersebut. Dia melihat cairan hijau kental di dalamnya. Apa ini sungguh bisa diminum? Namun, pria itu tidak mungkin akan meracuninya setelah menyelamatkannya bukan? Istvan lalu memejamkan mata erat dan meminum cairan itu dengan cepat. Bukannya pahit yang ia rasakan, justru cairan tersebut terasa seperti cokelat leleh. Istvan menjauhkan botolnya dan melihat kedalam botol itu lagi, kalau-kalau isinya berubah menjadi minuman cokelat leleh. Namun, cairan itu masih berupa hijau kental yang mengerikan.
Kemudian, Istvan merasakan hal yang aneh pada kaki kirinya. Dia melihat ke bawah dan menyadari bahwa luka bekas cakaran Tobias mulai menghilang. Ramuan ini sangat luar biasa! Istvan berpikir dimana kiranya pria itu bisa menemukan obat seperti ini.
Aku kesini hanya untuk memberitahu bahwa lusa kau akan pergi ke luar negeri.
Tiba-tiba sebuah pemikiran muncul dibenak Istvan. Orang yang ingin menemuinya kemarin di halaman belakang sekolah pada waktu istirahat. Dia mendongak lalu berkata, "Apa kau E.L. yang menulis surat-eh?"
Perkataan Istvan terhenti. Tidak ada siapa-siapa di depannya. Istvan menengok ke kanan-kiri mencari tanda-tanda pria berseragam biru laut tersebut. Tidak ada siapa-siapa. Dia lalu melihat bekas tancapan belati di dinding sekolahnya. Bukti bahwa kejadian tadi bukan halusinasi.
Istvan memperhatikan botol ramuan aneh di tangannya. Tobias, pria berseragam biru laut, entah kenapa Istvan merasakan keterikatan tertentu pada mereka.
Bersambung...
Kritik dan saran sangat diperlukan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kingdom of Zethosiris {I}
خيال (فانتازيا)Series I (satu) dari The Darloth World Fantasy - Portal - Kingdom - Academy - Family - Romance - Another World - Series "Pernahkah anda berpikir darimana asalnya cerita-cerita legenda tentang makhluk mitologi? Seperti kuda bersayap yang disebut pega...