Part 2

142 15 0
                                    

Ketika jam sekolah berakhir, remaja pirang itu berjalan kaki menuju Restoran China tempat dia bekerja sambilan. Sesampainya disana, dia segera berganti baju seragam hitam-putih seperti pelayan lain. Kemudian pergi ke dapur yang belum terlalu sibuk. Restoran tersebut akan dipenuhi pengunjung pada waktu makan malam.

"Hai, Istvan! Kau sudah disini rupanya," sapa salah satu koki magang yang baru saja datang. Dia merupakan satu-satunya sahabat Istvan.

"Aku lapar," kata Istvan, perutnya keroncongan.

Ada beberapa kentang goreng yang sedikit gosong di penggorengan. Sepertinya itu akan dibuang. Bos mereka-pemilik restoran ini-tidak suka jika ada makanan yang tidak sempurna. Istvan mengambil kentang goreng tersebut dan memakannya.

"Kau tidak makan siang ya?" tanya Ikarus. Istvan lalu menceritakan bagaimana dia dihukum dan kenakalan Tobias yang tak mengenal batas.

"Tidak pernah berubah, bocah itu." gerutu Ikarus.

Ikarus adalah seniornya di Carleston High School. Dia berada di kelas tiga dan termasuk siswa yang aktif di sekolahnya. Istvan mengenal pemuda berambut hitam berantakan dan bermata biru itu sejak mereka berada di regu pramuka yang sama. Setelah lulus dari Carleston, Ikarus berencana untuk kuliah di universitas terkenal di kota mereka. Sama seperti Istvan, pemuda itu berasal dari kalangan sederhana. Ikarus tinggal dengan pamannya sejak kecil. Orang tuanya meninggal dalam kecelakaan mobil. Dia harus bekerja untuk membantu pamannya jika ingin lanjut ke perguruan tinggi. Istvan lah orang yang merekomendasikan Restoran China ini pada Ikarus.

"Oh! Omong-omong aku mendapat surat aneh di lokerku," kata Istvan dengan mulut penuh.

"Surat aneh apa?" tanya Ikarus.

Istvan menggelengkan kepala. "Tidak ada nama pengirimnya. Isinya cuma 'jam istirahat, halaman belakang sekolah. Lalu ada inisial E.L."

Ikarus tiba-tiba menatap Istvan dengan terkejut. "Jangan-jangan... itu surat cinta!" kata Ikarus.

"Tidak mungkin!" sanggahnya. Mendadak pipi Istvan memerah. "Tidak ada gadis yang tertarik padaku!"

Siapa pula yag tertarik dengan penyendiri seperti Istvan? Dia tidak populer di sekolahnya, tidak bergabung ke klub manapun. Seragamnya selalu beli bekas di pasar loak sehingga warnanya tidak lagi putih. Dia tidak bisa bergabung ketika teman-temannya membicarakan ingin pergi ke mall mana?, makan apa?, menonton apa?. Istvan tidak punya waktu untuk bersenang-senang jika ingin tetap bisa bersekolah.

"Apalagi selain itu?" tanya Ikarus. "Kau tidak mengenal orang dengan inisial E.L. kan? Bagaimana dengan orang-orang dari panti asuhan?"

"Tidak ada yang namanya E.L. juga disana," jawab Istvan.

"Berarti itu surat cinta," simpul Ikarus sambil terkekeh.

Istvan telah menghabiskan kentang gorengnya. Dia meremas bungkus kentang goreng tersebut lalu membuangnya ke tempat sampah.

"Lupakan, aku mau bekerja dulu." Istvan lalu melenggang keluar dari dapur. Saat itu, dia tidak tahu kalau orang yang mengiriminya surat selama ini mengikutinya. Melihatnya tumbuh, dan melindunginya dari segala macam bahaya.

***

Jam sebelas malam lewat lima belas menit, Istvan selesai bekerja. Dia berpamitan dengan Ikarus lalu melenggang pulang sendirian.

Istvan berjalan dengan santai sambil memakai tudung hodienya. Terkadang dia melihat keluarga yang berjalan memasuki toko pakaian, anak kecil yang minta dibelikan es krim oleh orang tuanya, sepasang anak kembar yang mengemut lolipop. Semua itu membuat hatinya sedih sekaligus kesal. Sedih karena tidak pernah merasakan momen-momen tersebut dan kesal karena ditinggalkan begitu saja di depan panti asuhan hanya dengan kertas berisi nama dan usianya. Pihak panti asuhan sudah mencari tahu keluarga Istvan namun tak menemukan apa-apa. Pada akhirnya, mereka menyimpulkan orang tua Istvan mungkin telah meninggal dan dia adalah anak tunggal. Kenyataan yang baru bisa diterimanya saat dia berumur 13 tahun.

Lamunan Istvan buyar saat dia mendengar suara gaduh di samping gedung apartemen. Dia melangkah kesana dan melihat dua orang pria berkelahi. Salah satunya adalah remaja yang dia kenali. Tobias Jackson, anak itu menimbulkan masalah dimanapun dia berada. Pria yang berkelahi dengannya sepertinya berusia tiga puluhan ke atas dan mengenakan pakaian biru laut yang aneh. Seperti model pakaian ksatria dalam film-film. Mungkin pria itu adalah aktor yang syutingnya diganggu oleh Tobias. Namun, cara berkelahi pria itu sangat terampil dan sepertinya berpengalaman.

Pria itu mengunci pergerakan Tobias ke tanah. Dia sepertinya menyadari kehadiran Istvan karena ia mendongak dan bertatap mata dengan Istvan. Istvan memutuskan untuk tidak ikut campur, dia melangkah pergi dari sana sambil berdoa semoga Tobias tidak selamat malam itu.

Sayang, yang terjadi tidak demikian.

Bersambung...

Kritik dan Saran sangat diperlukan!

Kingdom of Zethosiris {I}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang