17. the crossed path

57 7 0
                                    


"Lho Vi... Udah lama? " Ujar Pascal yang baru saja memasuki kantor panti asuhan bersama Krisan... Wajah wajah sumringah mereka membuat ada sakit yang tiba tiba menghujam hatinya .

"Pascal kasih tahu aku tempat beli perlengkapan murah... Kita tahu kan Supermarket tempat kalian biasa berbelanja sudah tutup... " Jelas Krisan ketika terduduk di kursi tamu

Davi mengangguk sesaat "aku... Aku cek anak anak dulu... Dokumen yang Om Pascal butuhkan sudah kutaruh di meja kerja" Ujar Davi lemas seraya memohon diri

"Anak itu kenapa? " Bingung Krisan, Pascal tampak kaget dan spontan menggeleng

"Gak... Gak tahu... " Ujarnya seketika... Matanya memandangi Davi yang menghilang di pintu kantor... Tidak bisa menutupi kemurungannya

**********
"Davi mau lari dari apa?" Ucapan sang Ayah lamat lamat mengganggu lamunan Davi... Dipandanginya bangunan Panti Asuhan...

Om Pascal... Aku ingin lari dari om Pascal... Pikir si tampan... Bersama sama Pascal mengurus panti tak jengaja membuat Davi menginginkannyanya lebih

Melihat senyuman si tampan saat adik adik tampil dalam pertunjukan atau menang dalam perlombaan.... Tawa berpeluhnya ketika selesai membersihkan ruangan atau memperbaiki sesuatu

Davi yang selalu ada... Dan Pascal tidak menginginkannya

Tragis....

"Soda Vi... " Wajah sumringah Pascal muncul di hadapan Davi... Wajah yang amat Davi benci siang ini

Davi hanya mengangguk lemas ketika Pascal duduk di sebelahnya

"Gimana vi...? " Lirih Pascal memecah kesunyian

Davi memandangi lelaki yang lebih dewasa itu

"Gimana apanya? " Jawab si Muda, Pascal terkekeh

"Krisan? " Ujarnya malu malu

Davi tersenyum dan menonjok lembut pundak Pascal

"Om mau menjadikannya Tante Krisan kan? " Celetuknya... Pipi Pascal tampak memerah, Davi makin kesal melihatnya

"Gak semudah itu sih Vi... Tapi ini jawaban Tuhan kan? " Ujar si Pria dewasa tergetar... Davi tak sengaja sedikit tertawa

"Kau keberatan? " Kesal Pascal

Davi mengangkat bahunya seraya berdiri "why would i? " Ujarnya ragu...

"Kita sama sama single... Kita sama sama mengurus tempat ini... Aku gak bisa nyalahin kalo... "

"Kalo aku cemburu? " Kesal Davi

Pascal menarik napas panjang, Davi tak bisa mengontrol amarahnya

"Om begitu baik dan tampan... Kita terlalu dekat dan kita terlalu sering bersama.... Om pikir aku jatuh cinta sama Om dan aku cemburu...? Percaya diri sekali... " Ujar Davi dalam amarahnya

"Gak gitu Vi... Hanya aja... "

"Gue gay... Dan elo... Gue gak tau lah apapun itu istilahnya... Dan lo berpikir gue tergila gila dan ngerasa kehilangan lo... Give me a fucking break Om... " Dingin Davi sambil menyesap sodanya

"Apa om perlu merasa bersalah Vi?" Bingung Pascal

Davi memutar matanya "om perlu untuk tidak terlalu merasa percaya diri" Ujar Si Muda seraya meninggalkan Pascal yang hanya bisa terbengong

*********
Sejuk memandang ke luar jendela kantornya di Jalan Jenderal sudirman... Meniti karir sejak lama di institusi pemerintahan membuatnya hapal gerak gerik dan kondisi para pegawai di sini

03.Renjana KemalamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang