23.The end of the road

71 9 0
                                    

"Aku pikir kau pegang kunci" Dingin Satrio ketika membuka pintu Apartemen... Sejuk menarik napas kemudian memasuki kediamannya dan Keluarganya malam itu...

"Ketinggalan " Jawabnya lemas dan terduduk di sofa... Satrio terbengong sesaat di depan pintu kemudian perlahan berjalan mengikuti istrinya setelah lebih dahulu menutup pintu

"Aku panaskan makan malam mu... " Ujarnya sambil berlalu menuju dapur

Sejuk terdiam... Perlahan dilepaskannya sepatu sepatunya sedikit memijat kakinya yang pegal... Kemudian diletakkannya sepatu itu di rak... Langkahnya mengikuti suaminya menuju dapur kecil mereka...

Dipandanginya Satrio yang sedang mengaduk sesuatu di kompor

"Anak anak? " Lirih Sejuk... Satrio sejenak memandang perempuan cantik itu kemudian kembali asyik mengaduk isi panci...

"Lagi muter ronda... " Lurus Satrio

"Hah? " Bingung sang perempuan

Satrio mengangkat bahunya " Ini jam 12 malam... Apa yang kamu harapkan? " Ujar sang suami tanpa sadar terkekeh

Sejuk seketika tertawa ringan "terimakasih... " Ujarnya ringan...

Sang suami membawa mangkuk dengan isi mengepul... Aroma yang menggoda menguar hangat dari dalam isi mangkuk itu... Dengan tersenyum diletakkannya kedua mangkuk itu di depan sang istri

"Terimakasih buat apa? " Lanjut Satrio

Sejuk sejenak menarik napas "buat humormu... Hari ini sangat berat... Aku butuh itu... " Senyumnya

Satrio terdiam dan menunjuk mangkuk di depan sejuk dengan bahunya

"Makanlah... Aku siapkan bak mandimu" Ujar sang laki laki

Sejuk perlahan memegangi tangan suaminya

"Kenapa? " Bingung Satrio

"Stay please.... " Pinta sang perempuan...

Perlahan Satrio mengelus rambut sang perempuan "okay... " Lirihnya

Sang perempuan makan dalam diam... Satrio memandangi perempuannya... Dia terlihat amat lelah... Dia tidak bahagia dan Satrio merasa tak Bisa berbuat apa apa...

"Ini Enak.... Kau selalu mengejutkan aku dengan eksperimenmu... "  Ujar sejuk memecahkan kesunyian

Satrio tersipu malu "Pangsit Tengiri... Aku tambah sedikit jamur kuping untuk tekstur... " Lirihnya

"Amazing... " Senyum Sejuk menanggapi kata kata suaminya...

"Resep kita sudah banyak... Aku pikir sayang kalo hanya kita saja yang makan... " Tambah Satrio

Sejuk sedikit tersenyum pahit "tapi Terimakasih butuh kamu kan? " Tolaknya halus

Satrio mengecup lembut jemari sang istri "gimana dengan kamu? Butuh aku apa nggak? " Ujarnya balas bertanya

Sejuk terdiam mendengar pertanyaan laki lakinya

"I mean... Aku minta maaf jika sekiranya... Euh... Aku gak buat kamu bahagia... " Lirih Satrio. Mendung....

"Kamu....? " Timpal Sejuk

Satrio mengangguk "akun terbangun dan gak menemukan kamu di sampingku... Kemudian aku melihat laptopmu di meja makan... Dan suaramu di balkon... Kau tahu aku benci asap rokok kan...? "

Perlahan sejuk mengangguk, Satrio menarik napas panjang  "aku mau menegurmu... Tapi sepertinya ada pembicaraan yang lebih penting... " Senyum si laki laki pahit

Sejuk memandang laki laki itu dalam dalam "maaf... " Lirihnya

Satrio mengangkat bahunya kemudian berdiri
"Mau kemana? " Lanjut Sejuk

03.Renjana KemalamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang