13. The Matriarch

126 9 3
                                    

2027

"Rambutnya Potong Vi....." Bu Haris yang sedang menyiram tanaman memandangi si pemuda yang masih asyik dengan gitarnya
Si Pemuda hanya mengangguk malas dan kembali tenggelam dengan gitarnya.

Bu Haris sedikit terbengong melihat Davi yang mengacuhkannya kemudian berjalan tertatih menuju kamarnya

Handphonenya sesaat bergetar

Aku masih temenin Abah di kantor Partai, Mama makan dan minum obat ya

Haris Sumarno, laki laki yang telah bersamanya sejak 1981 .....yang telah membawanya ke puncak Dunia dan kerak neraka

Selama paruh akhir sembilan puluhan ,dia tidak pernah menyangka mereka akan berakhir seperti sekarang ini , setiap pagi dia bersiap untuk menjadi gila atau mati .....satu satunya yang menjaga asanya hanya Si bungsu bermata besar .....yang berusaha keras menjaga keras pendar mereka sementara saat itu rasanya seperti malam tanpa cahaya ....

Allegro Fajar Harison ..... Si Pagi penuh semangat .....dia terlalu sibuk menjaga asa hingga lupa Kodratnya

Laki laki bukan untuk Laki laki tapi hanya laki laki yang bisa membuatnya tetap bahagia

Seperti laki laki pada umumnya memuja wanita....

Mungkin ini dosaku karena aku gak bisa menjaga harapan baiknya tentang perempuan

Mungkin selamanya dia berpikir bahwa perempuan adalah mahluk ,gak stabil, high maintenance dan traumaan

Dia sudah memaafkanku, tapi luka tetap luka

Dan di usiaku yang makin Tua ini aku berpikir, selama Allegro bahagia ,aku akan baik baik saja

Dan tentang Dosa , biar dia mengurusnya sendiri, dia selalu lebih pintar dariku
Dia bisa mengurus dosanya sendiri

**********

"Bu Haris ....ngelamun Bae......" Suara seorang laki laki mengagetkanku , Wajah tengil si bungsu muncul di pintu kamar

"Lho Le.....warung ditinggal?" Bingungku , si laki laki menghampiriku yang terduduk di meja kamar kemudian bersimpuh dan menaruh kepalanya di pangkuanku

"Wis Tuwek .....masih gini aja lho...." Ujarku seraya terkekeh

"Dari kecil aku sok Tua....mau pas Tua sok sok jadi anak anak " Jawabnya nakal

"Selamanya kamu anak anak buat Mama le...."
Lirihku sambil tersenyum ....tanganku mengelus kepalanya yang mulai berwarna Abu abu ...

"Mama bangga sama Ale gak? Ale bikin mama malu gak?" Sahut Allegro lagi

Aku terdiam "Setelah berpuluh puluh tahun ini akhirnya kamu butuh pengakuan le?" Tanyaku sesaat

Allegro tertawa sejenak "nggak sih ....kita udah lama gak butuh kata kata pengakuan kan?" Ujarnya kemudian

"Mama bangga, mama gak malu , dan mama selalu berterimakasih kepada Tuhan karena kamu ada Le, kamu dan segala keanehanmu yang selalu menyelamatkan kami dari hari pertama

Papa ...Mama ....kami merasa hidup kami sudah lama berakhir setelah kecelakaan yang membunuh Ano

tapi kamu gak pernah berhenti untuk yakin bahwa kita bisa pulih ....kamu bawa Ate ke kehidupan kita , ada Alea ....ada Davi ...apapun yang terjadi sama kita, mama pikir ....kita lengkap Le ...kamu membuat Mama lengkap" Jelasku panjang lebar

Allegro tidak menanggapi kata kataku,aku tersenyum mendengar dengkur halusnya, dia menyerah kepada angin sepoi sepoi yang masuk melalui jendela besar di kamarku

03.Renjana KemalamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang