11.the Constant Craving

92 10 4
                                    

Aurora memandangi handphonenya sementara kakinya mengetuk ngetuk dasar meja menimbulkan bunyi konstan statis yang menggema di restoran yang relatif sepi siang itu

Terlihat foto Bayi coklat cantik bermata bulat di whatsapp Story Iman

Badai Pagi Mugabe ,putri ketiga dari pria Gagah keturunan Afrika yang sempat dipujanya beberapa saat yang lalu

Sang Tegar Beriman Mugabe, laki laki tinggi besar berambut crew cut dengan suara dalam dan Mata abu abu , terlihat dingin walaupun setiap kata yang keluar dari bibir penuhnya seperti mengandung api

Hangat, panas ,membakar ....dan sejenak dia terjebak hangus dalam hasratnya ...hasrat mereka

"ibu Aurora ......" Lirih suara Hangat di ujung sana ....

"Selamat untuk Bayi cantiknya Bapak...." Ujar Aurora berusaha tabah...

Iman mendesah di ujung sana "kuharap Bayiku nanti bisa secantik ,secerdas dan sehebat dirimu Ra...." Ujarnya ringan sementara Aurora sedikit terbahak

"Kecuali jadi simpanan ..." Potong Aurora ,sementara Iman tertawa

"Yeah kecuali itu...." Jawab Iman dalam tawanya

Sesaat mereka sama sama terdiam

"Look ....Aurora....aku minta maaf ....gak seharusnya aku menggoda kamu ...gak seharusnya aku tergoda...." Lanjut Iman terbata , Aurora merasakan sedikit sakit di hatinya

"It takes two to tango kan pak...?" Jawab Aurora sesaat

"Dan aku gak punya stamina untuk tango lebih lanjut bersamamu Ra, aku salah ...aku minta maaf...."

Aurora tertawa lirih "yeah pak ...pakai energimu untuk menjaga yang Bapak punya, mereka pantas mendapatkan Bapak yang seutuhnya ....Bapak yang lebih baik..." Ujarnya kemudian

Iman menarik napas lagi "apa aku menyakitimu Ra?" Lanjutnya kemudian

"Ini baik untukku pak, untuk gak berlarut larut dengan Bapak ....jadi kupikir...aku baik baik saja..." Sahut Aurora pelan ...

"Kita akan baik baik aja, Jaga diri di sana Cantik....." Lugas Iman riang

Aurora tertawa sejenak "siap Bapak ,Bapak Jaga diri juga ya" sahutnya seraya menutup telepon

Aurora menarik napas panjang dan memandang ke luar ruangan ....dia akan baik baik aja ...dan ini artinya aku harus mencari takdirku sendiri ... Bukan takdir yang terbagi dengan orang lain.

********

"Sudah siap Nad?" Abah membuka ruang rias Nadia dan memperhatikan detail make upnya ....

"kamu cantik sekali...."lanjut Abah sambil tersenyum ....

Nadia balik tersenyum "makasih untuk gak maksa Nadia untuk pakai...."

Abah mengibaskan tangannya "itu cuma pakaian ....yang penting yang ada di otak dan di hati ....pemilih juga akan bisa melihat yang mana yang pantas ...yang mana yang tulus....dan semua itu ...lebih utama daripada sekadar pakaian....." ujar Abah setelah berjongkok menghadap Nadia ....

"Bimbing Nadia ya abah ....nadia takut...." senyumnya pahit

Abah mengangguk perlahan "nad selalu bimbing dan jaga abah saat kita berperang di jawa tengah dulu ....nad juga jaga bocah bangor Abah hingga bisa jadi laki laki dewasa yang bertanggung jawab ...walaupun masih suka marah marah ....jadi gak ada alasan buat abah untuk gak jaga Nad ...kita akan dan selalu saling jaga Nad...."

Nadia mengangguk dan tangannya berpegangan dengan Abah
"Kita siap ya?" Ucapnya tegas

Nadia mengangguk "siap Abah....." senyumnya ....

03.Renjana KemalamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang