1999
"Ate mau apa?" Tanya Pria Muda di belakangnya, Ate kecil tersadar dan menunjuk ke arah yang diinginkan , hidangan dengan warna hangat memanggil manggil , kuning menyala karena kunyit di tonedown dengan putih menggoda dari santan ....menghasilkan kuning pastel indah yang terlihat gurih, nikmat dan berbumbu legit
"Gule tunjang?" Ujar si Pria ramah, Ate mengangguk senang ....sang laki laki sejenak berpikir
"Bulan depan Bapak dan mamakmu bayar cicilan pertama kan lima puluh ribu , bisa kupinjam sepuluh ribu kali ya sama Bapakku...hitung hitung manajemen fee..." Timbang si lelaki muda bersemangat
Ate menggeleng "gak usah gak papa tulang , Ate gak mau tulang susah..." Ujar Ate tersenyum pedih, tak sadar perutnya berkerucuk lapar
Lelaki yang lebih tua itu spontan tertawa "perutmu yang susah kan te?" Ujarnya dalam tawa
Mauliate tersenyum malu "tulang janji Te, bapakku gak perlu tahu, makan gule tunjang besok ya...." Tawarnya
"Ate gak mau tulang bohong ah" rajuk Mauliate , si tulang mengacak lembut kepala plontos Mauliate dan tersenyum
"Tulang mau kita makan tunjang, biar nanti malam tulang minta ijin bapak" cengirnya memberikan solusi
"Maaf kami selalu merepotkan Ya Tulang" ucap Mauliate sedih , sang tulang tertawa dan mengelus pundak tegapnya
"Gapapa Te, kita sama sama saling bantu ya" lirihnya
********"**
"Boleh kutraktir kopi...." Suara berat itu mengejutkan Ate yang sedang makan siang di sebuah Cafe dekat kantor , dia lebih kaget ketika sang pemilik suara duduk di hadapannya dan tersenyum hangat
Si pengirim nasi padang yang mengacaukan pikiran Ate beberapa hari ini
"Kasih saya satu alasan untuk gak lempar cangkir teh saya ke muka Bapak" ujar Ate gemetar
"Tulang te ....kau biasa panggil aku tulang...." lirih sang pemilik suara
"Pak Benjamin, mengingat anda saja merupakan kenangan buruk bagi saya, apalagi mengingat saya pernah menganggap bapak keluarga" lurus Ate dingin
Benjamin meremas tangan Ate, seketika keringat dingin muncul di dahi pria tampan itu "pak Ben to, tolong" lirih Ate
"Aku salah te, aku mengaku kalah, melakukan kejahatan itu padamu adalah dosa terbesarku
aku kebetulan melihatmu di sini hanya untuk minta maaf, dosaku tak termaafkan " ujar Ben terbata, ada nada kesedihan di suaranya yang dalam
"Aku pikir Tulang akan lindungi aku, aku pikir selain mamak dan bapak, aku bisa percaya sama Tulang, for god sake, aku dulu mau jadi kayak tulang, tapi kenapa? Kenapa aku dijahatin?" Tantang Ate, pipinya basah oleh Airmata
Ben mengangsurkan Tissue pada Ate "ijinin aku traktir kau kopi mang, sambil kujelaskan posisiku, aku janji gak akan beralasan, salah tetap salah tapi paling tidak, ijinkan aku untuk minta maaf, biar aku tenang di kuburku nanti" lanjut Ben berusaha menjelaskan semuanya
Ate mencoba tersenyum "gak gak bisa, aku yang lebih muda, aku yang traktir Tulang , dimana adabku membiarkan yang lebih tua traktir kopi? Aku orang baik, gak kayak tulang" senyumnya samar
Ben mengangguk angguk"baiklah, apapun itu, ijinkan aku menjelaskan padamu" lanjut Ben
Ate mengangkat bahunya "baik, kita mulai dengan memesan kopi" lurusnya sambil melambaikan tangan memanggil waiter
KAMU SEDANG MEMBACA
03.Renjana Kemalaman
Ficción GeneralIni adalah buku ketiga Buku pertama adalah matahari kepagian Dan buku kedua adalah kidung kesiangan 2025 semua hal tak terasa berjalan begitu cepat untuk Allegro dan Mauliate , Alea di tahun kedua kuliahnya, Davi yang kelas sebelas SMA dan teman tem...