24 The Family values

60 5 0
                                    

Pascal terbangun dari tidurnya... Sejenak dipandanginya langit langit kamar...

Lho....

Dia terduduk dan mengucek ngucek matanya....

.... Ini kamarku.... Pikirnya sesaat... Kemudian pelan pelan dirasakannya lembab di pangkal pahanya....

Noda besar di Piyama Krem yang dia kenakan... Sejenak si tampan menarik napas panjang

Davi.... Cuma mimpi.... Pikirnya sesaat... Kemudian tak sadar ditepuknya kepalanya

... Tentu aja... Ide itu terlalu liar.... Gak mungkin nyata...

Terdengar ketukan di pintu kamarnya "Mas Pascal bangun.... Ngajar kuliah pagi kan??? " Terdengar suara Krisan dibalik pintu.... Terbayang komitmennya pada orang tuanya...

Dan Krisan adalah komitmen yang harus dibayar

"Iya Kris... Terimakasih...... " Teriak Pascal malas...

"Mandi.... Sarapan pagi sudah kusiapkan" Ujar gadis itu seraya meninggalkan pintu kamar si tampan

.... Anjir kenapa harus mimpiin Davi sih.... Kesal Pascal dalam hati

*********
"Breakfast in Bed" Ujar lelaki tampan yang membawa tray lengkap dengan menu sarapan serta senyum sumringah di wajahnya

Davi sejenak mengerjapkan matanya... Si laki laki begitu saja mengecup puncak kepalanya dengan sayang, wajah davi tak sengaja bersemu merah

Laki laki di samping davi kemudian mengecup pundak si muda dan merapikan letak piyamanya yang melorot, Davi hanya terdiam dan memandangi laki laki bernama Ferdinand itu...

Wajah tampannya seolah bersinar karena membiaskan cahaya matahari dari panel panel jendela besar di belakangnya

"Lo kenapa? " Senyum Ferdinand

Davi terkekeh sejenak... "Gak tahu.... " Lirihnya kemudian

"Kok gitu? " Ucap Ferdinand yang seketika membawa Davi ke pelukannya

"Gue pikir gue gak punya kesempatan... Gue gak layak dapet kesempatan.... " Lirih si Muda

Ferdinand mempererat pelukannya "kesempatan dicintai? ... Kesempatan di sayang?" Ujarnya seraya kembali mengecup pundak Davi

Davi perlahan mengangguk, Ferdinand tertawa melihatnya "nggak usah overthinking ... Makan dulu yuk? "

**********

"Dia insecure ngelihat lo dari hari pertama juk." Ujar Nadia pagi itu melalui sambungan telepon

"Tapi kenapa? " Ujar sejuk tidak mengerti... Mobil yang dikendarainya kala itu sedang berada di simpang CSW Blok M...

"Get real.... Elu yang megang Kedeputian... Lo orang lama... Naik terus tanpa dimutasi... Sementara dia? " Ujar Nadia berapi api

"Muter terus karena dia pion politik? " Tebak sejuk

Nadia tertawa mendengarnya "yeah.... Lo tahu... Yang belum sempat pinter udah dipindah... Belum sempat belajar udah harus ketempat baru... He gather no knowledge" Jelasnya kemudian

Sejuk memandangi lampu merah yang sedang menghitung mundur..."then... Kenapa dia... One way or another ngincer gue nad? " Lirih perempuan cantik itu

"Dia butuh Cell... Orang yang dia bisa pegang untuk kemudian ditanamkan agenda agendanya... Dan atau agenda agenda partainya... " Sahut Nadia kemudian

"Kenapa gue? " Ulang sejuk lagi

"You're Alone... You're Lonely.... " Jawab Nadia

Sejuk seketika terdiam.... Seketika mengerti... Dalam segala aspek dia minoritas... Dia sipit...dan tidak terlalu suka membicarakan agama atau terlihat agamis... Dia gak suka beli dan pamer barang branded... Dia yang lebih suka berdiam di kubikel memakan bekal hasil ciptaan Satrio sambil melihat mobil lalu lalang di Jalan Jenderal Sudirman... Dia sendirian... Selalu sendirian....

03.Renjana KemalamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang