Berhubung Jayden lagi kangen-kangennya sama si Moci, jadi Jayden sama Elena mampir ke rumah James. Iya, Moci dititipin ke James selama Elena Hamil. Sebenernya enggak masalah sih, cuman kan emang alangkah baiknya mencegah dari pada mengobati.
"Gue eneuk sama lo sumpah," ujar James saat berjalan melewati Jayden yang tengah merebahkan diri sambil menonton televisi, oh jangan lupa sama Moci yang dari tadi gelendotan di badan Jayden.
"Sirik lo."
James berlalu begitu saja, kemudian mengambil tempat duduk di samping Elena yang lagi asik baca buku.
"Lo, beneran gak nyesel nikah sama dia?" tanya James sambil menunjuk ke arah Jayden dengan dagunya.
"Nyesel dalam hal?" tanya Elena, tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.
"Laki lo aneh."
Perhatian Elena kini terambil penuh oleh James. "Gimana?"
"Gue kasian aja sih lebih sayang kucing dari pada bini nya."
Elena menggeleng pelan. Menurutnya wajar kok Jayden seperti itu. Toh mereka juga kan enggak tiap hari ketemu Moci. Lagian kalo pas lagi berdua Jayden manjanya ke Elena kok.
"Gue denger yah!" ujar Jayden sedikit berteriak.
James mengedikkan bahunya kemudian mengesap pelan teh hangat yang sempat dia buat sebelumnya.
"Ngomong-ngomong soal Sonya--"
"Dia mau pindah ke Kanada," potong Elena.
James tentu kaget. Rumor yang selama ini beredar di antara karyawan cafe ternyata bukan sekedar kabar burung. Sonya nyatanya berhenti karena akan segera pergi ke tanah kelahirannya di Kanada.
"Kok tau?"
"Sonya cerita sendiri, dia harus pulang ke Kanada."
"Jadi bukan gegara masalah dia sama Haidar?"
Elene menggeleng, "Sonya enggak kekanak-kanakan."
James sekarang paham. Alasan dibalik uring-uringannya Haidar ternyata bukan sekedar cintanya tertolak oleh Sonya, melainkan ada alasan lain yang memang lebih masuk akal.
"Kasian gue sama dia, soal dia yang mantanan sama Ryunnita lo tau juga gak?"
Kening Elena kembali mengerut, "kata siapa ah?"
"Mark yang bilang, malah mereka katanya udah sempet ahoy-ahoy."
Bug.
"ANJ--"
James melotot sambil mengusap pelan kepalanya yang baru saja terkena lemparan bantal oleh Jayden.
"Ngomongnya yang bener dong, anak gue denger nanti!"
James masih mengusap kepalanya, lumayan sakit sih apalagi bantal di rumah James enggak empuk-empuk banget.
"Kan udah gue sensor?!"
Jayden yang tidak terima langsung menghampiri Elena dan James. Pria itu duduk diantara celah yang tercipta diantara Elena dan James. Mata pria itu memicing tajam, menatap James yang nampak ingin menyentil kening Jayden.
"Apa lo?!" tantang James.
"Kok malah jadi berantem sih?" tanya Elena.
Jayden kini beralih pada Elena, mengusap pelan perutnya yang nampak masih rata kemudian berbisik pelan di depan perutnya.
"Jangan ditiru yah, om kamu sesat."
***
Aneh.
Ryunnita enggak habis pikir sejak kapan kabar itu tersebar dan dari mana awal kabar itu tersebar. Untungnya, Lia sempat menanyakan hal itu secara langsung sehingga Ryunnita tau kalo seseorang menyebar kabar buruk tentang dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Marriage With Benefit
Fanfic[SELESAI] "Keep this as simple as possible. I will not only give you a marriage, but I will give you benefits."-Jayden