Benefit 20

1.4K 123 6
                                    

Siapa yang bilang kalau nembak cewek itu dapat menyelesaikan masalah?

Haidar benar-benar kaget dengan jawaban Sonya yang kurang sesuai dengan ekspektasinya. Dibandingkan menolak, gadis itu lebih tepat menahan seluruh perasaannya pada Haidar. Terlalu abu-abu, bukan perasannya. Tapi perasaan Haidar terhadap dirinya.

Sonya hanya ingin memastikan satu hal, bahwa Haidar memang tidak main-main dengan ucapannya. Belum lagi, ada sebuah alasan yang nampaknya sangat memberatkan Sonya menerima tawaran Haidar yang sepertinya sempat atau bahkan sering dia idam-idamkan.

"Gak bisa."

Haidar menghela nafas sekali lagi. Dia masih shock hari itu.

"Kenapa?"

"Gak semua yang lo mau bakalan berjalan sesuai apa yang lo mau, Haidar."

Haidar nampak sedikit berdecak, "terus? Lo maunya gimana, Nya?"

Sonya menggigit bibirnya pelan, "Haidar, lo beneran mikir kalo lo nembak gue bakalan bikin semuanya kelar?"

Cowok itu mengangguk pelan, "iya."

Kaki jenjang gadis itu sempat dia gerak-gerakkan, "gak bisa."

"Sonya, plis. Jangan bikin semua jadi rumit."

"Nanti yah, gue harus mastiin suatu hal. Gue belum siap, bukan soal nerima lo atau gimana. Cuman, ada hal yang bener-bener bikin gue gak bisa nerima lo. Gak boleh lebih tepatnya."

Haidar menghela nafas pasrah. Padahal dia tidak pernah main-main dengan gadis itu. Se-iya-nya dia sering kelihatan dekat dengan gadis lain terutama Ryunnita, tetap saja ada yang berbeda ketika Haidar berhadapan dengan gadis lain dan ketika Haidar berhadapan dengan Sonya.

"Terus? Gue di tolak nih?"

"Bukan, kasih gue waktu dulu plis. Gue beneran kena culture shock!"

Haidar tersenyum pelan, cowok itu mengacak pelan rambut Sonya tapi kembali merapihkannya. Tidak lupa dia juga menorehkan senyuman manis yang mampu membuat gemuruh besar dalam dada Sonya.

"Masuk gih, besok gue kesini lagi."

"Haidar."

"Hm?"

Sonya beneran mau pingsan detik itu juga. Haidar gila, berdeham seperti itu nyaris membuat nyawa Sonya melayang.

"Bisa gak jangan ham hem ham hem?!"

"Kenapa, hm?"

"HAIDAR!"

Cowok itu hanya tertawa lebar, melihat semburat merah di pipi Sonya akibat ulahnya sendiri. Padahal Haidar enggak pernah berniat buat menggoda gadis itu. Eh, sedikit sih.

"Sana masuk, kalo mau tanya nanti di chat aja."

"Kenapa?"

"Dari tadi gue deg-degan banget, Sonya."

***

"Gimana?"

"BANGSAT GUE HAMPIR MATI DI DALEM WC!"

"Lebay, lebay."

Elena pikir Jayden dan teman-temannya itu cukup memiliki sikap yang 'sedikit' berwibawa. Tapi ternyata tidak. Penampilan mereka saat di kantor dan di luar jam kantor memang berbeda seratus delapan puluh derajat. Bagai satu orang yang memiliki kepribadian ganda. Ya meskipun tidak semuanya tapi tetap saja.

"Kenapa lo bisa ke kunci disana?!" tanya Theo, yang sebenernya udah geram banget sama gelagat Yuta yang sering kali merepotkan orang sekitar.

"Kagak tau, jelek pintunya kali."

[✓] Marriage With Benefit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang