Taurus - Perasaan Baru
*1005 TAURUS*
Sepulang sekolah tadi aku langsung berkencan dengan kasur, kurang lebih 3 jam aku tidak sadarkan diri-terlalu pulas-dan terbangun dengan kepala pening.
Seragam yang sejak pagi aku pakai masih melekat di badanku, sekarang sudah jam 8 malam.
Mandi, enggak, mandi, enggak?
Hey, ini sudah malam bukan? Apakah mandi masih menjadi formalitas? Bagaimana kalau aku rematik nantinya? Sudahlah lebih baik aku sibuk dengan android ku, mungkin dengan mengirim beberapa line kepada beberapa teman atau beberapa grup kepala ini bisa sedikit lebih ringan seperti tisu.
Aku tersenyum ketika melihat multichat antara aku, Ara, dan Cici. Mungkin sedikit curhat dengan mereka bisa meredakan pusing dan flu yang sedang menyerang seperti pemberontak ini.
Tata: Halooooo
Cici: Halo juga kak
Cici: tadi saya liat kakak lagi di depan aula
Ara: Haiiii Tata, maaf tadi gue tinggal
Ara: lo tadi balik lagi ke sekolah ci?
Tata: Wah parah lo ci ngebiarin gue sendirian di depan aula
Cicir: Hehe maap kak._.
Tata: lo tadi balik berdua?
Hah? Apa ini membuat kepalaku bertambah pusing. Mereka menceritakannya secara acak, tidak runtut dan itu membuatku bingung.
Tata: jelasin secara berurutan kek, gue puyeng seketika
Ara: okay
Ara: jadi pada suatu siang yang panas
Tata: stop it Ra, to the point kek
Cici: jadi tadi siang kan kak Ara mau balik, terus saya ikut, saya soalnya mau ke toko buku kan. nah abis itu setelah dari toko buku, temen saya bilang tempat minum saya masih di kelas, jadinya saya balikk gituuu
Setelah membaca penjelasan Cici aku masih sedikit bingung, tapi tak apa ini bukan sesuatu yang harus di permasalahkan. Aku menaruh android-ku diatas nakas, sekarang aku berpikir untuk membersihkan kulit wajahku yang sudah lengket dan mengganti seragamku dengan baju tidur.
Bukannya berjalan menuju kamar mandi, aku malah berjalan menuju jendela yang tertutup. Tanganku menggeser gorden-yang sepertinya baru di ganti-disana terpampang keindahan langit malam. Langit hitam yang dihiasi sekitar dua sampai empat bintang yang bersinar tidak begitu terang.
Pemandangan yang sama dimanapun kalian berada, jika kalian di Jakarta. Aku menghentikan aktifitas meng-galau ria, karna jika aku melanjutkan aku akan benar-benar seperti Ara.
Aku melangkah menuju kamar mandi dan mulai membasuh air ke wajahku, setelah itu mengganti seragam ku dan kembali tidur.
Mataku gagal terpejam, wipe your eyes Maroon 5 sukses membuat mataku kembali terbuka dan keinginan untuk tidur leyap begitu saja saat aku melihat caller ID.
Oh ini bagaikan mimpi di siang bolong.
Bahkan ini benar-benar terasa seperti mimpi.
Baru tangan ku ingin menggeser warna hijau, tapi tiba-tiba saja telpon terputus. Shit php parah.