Taurus - Perubahan
*1005 TAURUS*
"Jangan lupa nyisir." Ujar Gio yang kemudian melajukan motornya menjauh dari pekarangan sekolah ku.
Kebiasaan bikin orang lecek
Aku datang tepat lima belas menit sebelum PM di mulai, ini berarti jam enam kurang lima belas menit—catatan terbaik dalam sejarah kedatanganku ke sekolah—ini berkat Gio yang membuat seisi rumah bangun karna menyalakan alarm dengan volume sangat keras di jam empat pagi.
"Tata." Sapa beberapa orang yang sedang duduk-duduk di sepanjang koridor kelas.
"Hai." Sapaku balik,sejujurnya aku tidak terlalu mengenal mereka, sebatas tau nama.
Setelah melempar senyum, aku kembali melanjutkan perjalananku menuju kelas yang berada di pojok sebelah tangga.
Dan wow, ini juga sebuah sejarah. Aku menjadi orang kedua yang datang setelah, Delvin? Tatapanku tak sengaja bertubrukan dengan mata hitam miliknya, ya lagi-lagi aku merasa gelanyar aneh di seluruh tubuhku.
"Wa'alaikumsalam." Ujarnya sebelum aku mengucap salam.
"Assalamu'alaikum."
Kami seperti orang bodoh, serius.
Aku melanjutkan langkahku menuju mejaku yang berada tak jauh dari meja Delvin yang berada di bagian belakang.
Entahlah, aku melihat gelagat Delvin seperti orang bosan, karna sedari tadi dirinya hanya menguap dan menoleh kesana kemari kemudian bengong. Ah, suasananya menjadi canggung.
Tanpa memperdulikan Delvin, aku melangkah keluar dan menuju balkon di depan—tempat favoritku.
"Mau kemana Ta?" Tanya Delvin setelah aku melewati beberapa meja.
Tanganku menunjuk luar kelas sebagai jawaban.
"Oh."
Merasa tidak ada lagi percakapan diantara aku dan Delvin, aku kembali berjalan menuju luar kelas.
Dari sini aku bisa melihat suasana lantai tiga yang masih sepi dan sangat terlihat menyeramkan, beberapa kelas di lantai dua sudah mulai ramai dengan siswa siswi kelas sembilan yang akan mengikuti PM, berbanding terbalik dengan kelasku yang masih lengang.
Aku tiba-tiba ingin menguap, dengan segera aku menutup mulutku dengan kedua tangan dan kemudian menyandarkan kepalaku pada dinding di sebelahku. Dan tepat saat itu Delvin datang dari arah kelasku kemudian menuju balkon dan membuat jarak antara aku dan dirinya.
"Tumben dateng pagi Vin." Tanyaku dengan sisa sisa uapan.
"Gak latihan hari ini."
"Kenapa ga dateng siang, biar lo bisa tidur lebih lama." Entah kenapa aku berujar argumen sekonyol itu.
"Pengen ngerasain dateng pagi, mungkin?"
"Mungkin?" Tanyaku memperjelas. "Lo balik nanya itu namanya."
Aku mendengarnya terkekeh pelan. "Gue gak tau harus jawab apa."
"Mau ketemu Shilla banget ya Vin." Ujarku setengah mengejek—dan setengahnya lagi menahan sesak.
Gemuruh di dadaku semakin menyencang ketika aku melihat senyuman malu di bibirnya, seperti menjelaskan hubungan mereka, seperti menceritakan segalanya, seolah membuatku terkubur hidup-hidup.
"Apaan." Ucapnya sebagai sebuah bantahan.
"Lo gak cocok malu-malu gitu Vin."
Dirinya kembali terkekeh. "Haha."
![](https://img.wattpad.com/cover/20000596-288-k123049.jpg)