Empat Belas

255 9 0
                                    

Taurus - Lama dan Baru

*1005 TAURUS*

Selesai dengan acara di rumah Gio kemarin, aku harus kembali ke rutintas kebanyakan remaja Jakarta, menjadi pelajar.

Istirahat pertama kali ini hanya aku isi dengan membaca novel teenlit kegemaran banyak remaja pengkhayal semacam diriku. Sebagian besar dari populasi siswa di kelasku sedang berjubel di kantin dan hanya menyisakan lima orang di kelas.

Dan di depan tempat duduk ku, Delvin sedang sibuk berkutat dengan buku-buku—yang aku yakin sebagai contekan—yang ada dihadapannya. Alih-alih kembali membaca novel pinjaman ini, aku malah menaruhnya dan mengambil buku matematika di dalam tas.

"Vin, lo nyontek siapa?" Ucapku ketika sudah duduk di sebelahnya.

Delvin mendongak sebentar kemudian kembali melanjutkan aktifitas mencontek nya.

"Buku Gilang."

"Hah bener, gue nyontek juga dong."

Sebenarnya ini pr yang bisa aku kerjakan sendiri sih, tapi entah mengapa aku sangat sedang ingin mengobrol dengan Delvin hari ini.

Aku mengeluarkan android ku yang masih tercantol earphone dari dalam saku kemudian menyetel i'm a mess milik Ed Sheeran dengan volume full.

Dan ditengah-tengah suara merdu Ed Sheeran, earphone sebelah kiriku di tarik oleh Delvin. Aku menoleh dan disebelahku Delvin sudah kembali sibuk dengan pr-nya.

"Apaan sih?" Tanyaku jengkel sembari memakai kembali eraphone yang tadi di lepas olehnya.

Tangannya kembali menarik sebelah erphone ku.

"Volumenya kegedean Ta."

Aku menatapnya yang sekarang sedang sibuk dengan menekan botol merah yang ada di tangannya—sebut saja tip-ex.

"Budek nanti." Sambungnya.

Kedua sudut bibirku tertarik keatas, kemudian mataku hanya bisa menatap nyalang buku di hadapanku, semua menjadi aneh.

Ya ampun, diriku lagi-lagi di jungkir balikkan dengan keadaan seperti ini. Keadaan yang selalu aku hindari, tapi selalu aku cari-cari.

Aku memejamkan kedua mataku, berharap bisa kembali terfokus dengan kedua buku dihadapaku—yang salah satunya berbagi dengan Delvin.

Dengan canggung aku mengeluarkan android ku dari dalam saku kemudian mengecilkan volume musiknya. Dan aku mulai menulis kembali pr-ku yang belum terselesaikan.

Beberapa saat kemudian Delvin di sebelahku sedikit gusar, dirinya menggaruk-garuk tengkuknya sambil sesekali melihat hasil kerja Gilang dan hasil kerjanya bergantian. Sikutnya tiba-tiba saja menyenggol lenganku dan sedikit mencoret tulisanku.

Aku mendecak sebal kemudian menoleh.

"Ta menurut lu ini bener gak sih?" Tanyanya sembari menunjuk hitungan Gilang.

Mataku langsung menuju hitungan yang di tunjuknya dan kemudian sedikit menganalisanya. Dan benar saja disana aku menemukan kesalahannya.

"Iya, rasionalinnya salah."

"Untung belom gua tulis."

"Untung gue juga belom nulis." Kataku sembari mengembalikan buku itu ketempatnya.

Setelahnya aku mendengar Delvin meneriakkan nama Gilang dan tak lama setelah itu sang pemilik nama menghampiri kami yang sedang sibuk dengan menyalin pr miliknya.

1005 TAURUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang