"Mama cerita apa, Kak?"
Taehyung diam, menatap Jungkook dari tempat duduknya. Mereka duduk berseberangan, saling hadap. Lepas obrolan panjang dengan Ibu Jeon, Taehyung mengiyakan semua permintaan wanita itu. Taehyung tidak tau apa yang menggerakkan dirinya untuk berucap seberani itu, tetapi nuraninya berkata bahwa itu adalah hal yang baik.
Menjaga Jungkook tidak akan sesulit menjaga anak kecil yang sedang aktif-aktifnya. Hitung-hitung juga, ia belajar merawat adik kecil.
Maka dari itu, Taehyung langsung kembali ke rumahnya untuk menemui ayahnya. Meminta izin untuk menginap barang sehari saja untuk menemani Jungkook karena Ibu Jeon harus kembali bekerja setelah dua hari meninggalkan tempat kerjanya. Ibu Jeon tidak memintanya untuk menginap, Taehyung sendiri yang menginginkannya. Maka ketika ayahnya bilang silakan dengan senyum lebar serta godaan khas bapak-bapak, Taehyung langsung kembali lagi ke rumah Jungkook lepas mandi setelah memastikan bahwa ayahnya akan baik-baik saja ia tinggal satu malam.
Dan di sini lah dia, duduk diam di kasur Jungkook lepas ditinggal Ibu Jeon pergi bekerja beberapa menit yang lalu.
"Banyak."
Jungkook nampak penasaran, ia pelan-pelan bangun dan duduk. Menyandarkan tubuhnya di dinding. "Apa saja?"
Taehyung diam sebentar. Matanya beralih pada nampan bekas makan malam Jungkook yang masih Taehyung biarkan tergeletak di samping kasur Jungkook. Bibirnya lalu terbuka.
"Soal kamu waktu kecil."
"Oh ya?"
Taehyung mengangguk.
"Terus Kakak beneran nginap?"
Taehyung mengangguk lagi.
Kali ini mata Jungkook berbinar.
"Kak, ayo main game! Aku punya game bagus di laptop, ada stiknya juga!"
Taehyung melirik jam di ponselnya, yang menunjukkan angka 19:00. Taehyung lantas berdiri dari tempat duduknya.
"Di mana barangnya?"
Jungkook diam sebentar, berpikir. "Oh di dalam lemari, Kak." Ia menunjuk lemari pakaiannya.
Taehyung mendatangi lemari itu, membukanya.
Ia kagum. Isi lemari Jungkook begitu rapi, tidak ada satu pakaian pun yang terlipat asal. Selain itu pakaiannya juga tidak banyak. Lemari Taehyung yang super berantakan pasti insecure kalau melihat ini. Jungkook adalah laki-laki yang rapi, tidak seperti dirinya. Taehyung pun mencari-mencari barang yang dimaksud Jungkook. Sampai akhirnya mata obsidian itu berhenti di rak paling bawah lemari Jungkook.
"Warnanya biru ya?"
"Iya!"
Taehyung menarik benda itu dan menyodorkannya di depan Jungkook. Jungkook tersenyum lebar dan dengan cepat meraih laptop beserta stik game-nya. Agak buat Taehyung tenang sebab anak itu sudah tidak selemas tadi siang. Taehyung sendiri bergerak mengambil meja lipat yang tadi siang disimpan Ibu Jeon di bawah meja belajar Jungkook.
"Pelan-pelan, Jungkook." Sahut Taehyung di sela-sela kegiatannya.
"Hehe iya, Kak. Aku semangat, soalnya sudah lama tidak main dual player begini."
Taehyung merespon dengan anggukan, sembari sibuk sendiri menata meja dan laptop Jungkook. Ketika dirasanya sudah rapi, ia menatap Jungkook. Dilihatnya Jungkook mulai mengutak-atik laptopnya dan memasang connector stik game-nya. Mata doe itu nampak serius menatap layar.
"Jadi, main apa?" Tanya Taehyung.
"Tekken!"
Jawaban yang diiringi binar mata semangat dari bola mata doe itu pada akhirnya sanggup membuat Taehyung tersenyum. Ia suka, sangat suka dengan semangat Jungkook yang tidak hilang sekalipun kondisinya sedang tidak baik seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
High Hopes
FanfictionJungkook tidak pernah menggantungkan harapannya setinggi langit, seperti yang selalu ia ucapkan padanya. Sampai akhirnya Taehyung harus sadar dengan realita, ketika kamar yang biasa hangat dan wangi susu itu menjadi dingin dan berbau seperti rumah s...