Minimarket daerah rumah Taehyung sebenarnya bisa dituju dengan kaki. Namun karena sedang berniat midnight drive sampai jalan raya, ia pun memilih membawa mobil dan juga ia tidak punya motor. Lagipula malam ini mendung, kemungkinan hujannya besar juga. Taehyung pun menikmati acara jalan-jalannya sebentar sebelum memutuskan mampir dulu ke minimarket untuk sekedar jajan. Ford Mustang merah nampak menyala di antara mobil lain di parkiran, Taehyung yang bermasker disambut ramah oleh kasirnya ketika ia mendorong pintu. Windbreaker hitamnya nampak mengerat sedikit ketika ia menarik pintu kulkas showcase berisi minuman-minuman dingin.
Ia lirik isinya,
wah susunya sisa sedikit.
Taehyung diam di sana sebentar berpikir untuk membeli beberapa susu stroberi atau variasi rasa lain, sampai akhirnya sebuah tangan lewat di depan matanya dan meraih susu pisang di sana. Taehyung diam, tangannya masih memegang pintu showcase ketika bola mata obsidiannya bertemu pandang dengan si pemilik tangan.
Mata doe berwarna coklat itu berbinar cerah menatap dirinya.
"Ah, maaf, Kak. Saya lancang banget ya langsung main ngambil gini."
Anak itu berucap tidak enak dengan tangan yang memegang susu pisangnya dan mengambang di udara. Taehyung berkedip sebentar, menyadarkan diri dari kesan mata doe yang cantik itu. Ia pun tidak membalas ucapan anak itu dan memilih mengambil beberapa kotak susu stroberi dari sana kemudian ia tutup pintunya. Taehyung berdiri di hadapan anak itu, tubuh mereka nyaris sama tingginya. Hanya selisih sedikit saja dan Taehyung jelas lebih tinggi walaupun tubuh anak di depannya ini lebih berisi.
"Masih mau ambil lagi?" Tanya Taehyung singkat dengan mata yang menatap datar anak itu.
Yang ditanya menggeleng, rambut hitamnya ikut bergerak. Nampak ringan dan halus. Taehyung mengangguk mengerti, anak itu pun pamit duluan dari hadapannya. Taehyung menatapnya, anak itu jalan-jalan di jam sebelas malam dengan baju lengan pendek berwarna hitam serta celana training abu-abu.
Apa dia tidak kedinginan ya?
Taehyung pun tidak ambil pusing, beralih mengambil cemilan di rak sebelah dengan tangan kiri memeluk empat kotak susu stroberinya. Ia lupa ambil keranjang tadi karena mengingat belanjaannya tidak akan banyak. Namun, ketika ia berjalan ke kasir dengan memeluk empat kotak susu stroberi, empat bungkus snack keripik serta dua botol xylitol stroberi lagi, Taehyung agaknya sedikit menyesal. Kasir yang melihatnya dari kejauhan tidak bisa apa-apa sebab sedang melayani pelanggan sementara seorang laki-laki dewasa nampak berusaha membantunya tetapi Taehyung menggeleng, menolak dibantu karena dirasanya ia masih mampu.
Kini, Taehyung tengah mengantri di posisi ketiga dari depan. Ia melihat ke depan, ternyata si anak laki-laki bermata doe tadi sedang berdiri di sana dan dihitung belanjaannya. Taehyung pikir ia sudah pergi, tetapi melihat beberapa snack ringan masuk scan barcode di sana rupanya belanjaan anak itu cukup banyak juga. Sabar-sabar Taehyung mengantri sebab ia tidak sedang terburu-buru.
"Ah, berapa tadi, Kak?"
"Semuanya empat ribu won."
Anak itu nampak meraih kantung celana trainingnya, mengambil dan menghitung nominal yang dibutuhkan.
"Aduh..."
Taehyung mengintip, terlihat anak itu sedang sibuk merogoh saku celana trainingnya lagi. Nampak terburu-buru mengingat ada beberapa orang lagi yang mengantri setelah dia.
"Yah, Kak. Uang saya kurang seribu won lagi..."
Anak itu nampak menggaruk leher, Taehyung lihat dan dengar masalahnya. Anak itu terlihat meminta agar beberapa jajannya dikembalikan saja. Taehyung pun menoleh ke belakang dan depan, mengamati antrian sebelum akhirnya maju ke depan sebentar dengan tenang. Berhenti tepat di sebelah anak itu. Yang didatangi nampak kaget, sebab sudah mengambil beberapa snacknya untuk dikembalikan agar uangnya cukup.
Ia diam menatap Taehyung yang mulai berbicara dengan kasir.
"Kurang berapa?"
"Seribu won."
Taehyung mengangguk, menoleh ke arah si bola mata doe dan mendekatinya. "Di jaketku ada dompet, ambil seribu won."
Anak itu terkejut, "h-hah?" Nampak tidak ingin melakukan apa yang disuruh karena tidak enak.
"Ayo cepat, masih banyak yang mengantri di belakang."
"Kak aku kurangi---"
"Cepat."
Yang disuruh pun akhirnya menurut, merogoh saku jaket windbreaker hitam itu sesuai titah Taehyung dengan cepat lalu menghadapkannya ke Taehyung. Ia buka dompet cokelat lipat dengan brand mahal tertulis di pojoknya itu, yang sedikit bikin ngeri. Lantas ia beralih ke lembaran uang Taehyung dan mengambil seribu won dari sana kemudian menyerahkannya pada kasir. Begitu uang diterima, anak itu pun berakhir dengan bungkusan makanannya yang masih lengkap. Taehyung yang sudah selesai dengan tugasnya, mundur kembali ke antriannya dan mempersilakan si bola mata doe ini pergi walaupun ada tatapan tidak enak yang terus ia terima.
"Kak, maaf, pasti aku ganti. Besok ke sini lagi ya, Kak?"
Taehyung tatap anak itu datar. "Gak apa, langsung pulang aja. Seribu won aja kok."
"T-tapi Kak, kita itu gak boleh boros. Seribu won itu gak sedikit."
Taehyung diam menatap anak itu, bagaimana bisa binar mata itu terasa begitu menarik Taehyung untuk terus menatapnya, tepat langsung di dalam mata. Binar yang begitu semangat itu jadi bikin Taehyung agak tidak enak untuk menolak permintaannya.
"Iya, besok ke sini lagi. Mau jam berapa?"
Sebuah senyum lebar nampak muncul. "Sepuluh malam?"
Taehyung pun mengangguk dan dibalas kalimat terima kasih yang begitu enak didengar. Anak itu pun beralih, pergi dari Taehyung untuk pulang. Taehyung diam menatapi punggung anak itu dari posisinya.
"Ah, namanya siapa ya?" []
TBC
A/N:
Selamat weekend dan malming gais! Ini hadiah update utk kalian yg malmingan di rumah seperti aku. Semangat PSBB yuuu biar cepet kelar pandeminyaa! Stay safe and be healthy ya gais, i love you all!
Thankyou for visiting!
p.s lupa aku ini udah jam 11 malem :"
with a lot of boba,
deanagape.
credit to SweetLisianthus 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
High Hopes
FanfictionJungkook tidak pernah menggantungkan harapannya setinggi langit, seperti yang selalu ia ucapkan padanya. Sampai akhirnya Taehyung harus sadar dengan realita, ketika kamar yang biasa hangat dan wangi susu itu menjadi dingin dan berbau seperti rumah s...