High Hopes XXIV

831 91 14
                                    

With the correct treatment, a peptic ulcer — even one that causes minor bleeding — can heal, and most people recover completely. They may need to avoid taking NSAIDs temporarily, and many people need a follow-up endoscopy to ensure the ulcer is gone.

Even though minor bleeding from peptic ulcers is not life threatening, a person should talk with a doctor if they believe they have symptoms. This is because, over time, minor bleeding can become severe and can cause a medical emergency.

Taehyung menghentikan gerak jarinya di layar, ketika matanya selesai membaca sampai habis satu artikel yang sudah ia cari dari tadi. Ia sedang dalam perjalanan mengunjungi Jungkook, seperti biasanya. Sebelum memutuskan untuk turun dari mobilnya dan berjalan menuju minimarket guna membeli pesanan Jungkook, Taehyung sempatkan dulu untuk buka ponsel dan menelusuri laman pencarian browser-nya. Mencari semua artikel dari sumber yang terpercaya, yang menyatakan bahwa Jungkook akan baik-baik saja jika ia mengonsumsi coklat. Memastikan bahwa satu potong coklat benar-benar bisa masuk ke perut Jungkook tanpa memperparah kondisi anak itu.

Namun, ketika membaca keseluruhan artikel yang ia dapati, ia tidak berhenti mengulang bacaannya pada dua paragraf terakhir. Paragraf yang seolah menenangkannya, dengan mengatakan bahwa kondisi Jungkook saat ini bukanlah hal yang berisiko besar pada kematian. Ada rasa lega yang entah kenapa muncul di dalam dirinya ketika tau bahwa Jungkook masih bisa hidup lebih lama.

Jungkook masih bisa bersamanya,

Lebih lama dari yang Jungkook kira.


---

Pukul dua pagi.

Taehyung tidak tidur dan memilih untuk membuka matanya. Menatap wajah tidur Jungkook yang begitu nyenyak, nampak begitu damai dan tenang. Taehyung tidak berani menempel begitu dekat walaupun ranjang rumah sakit tempat mereka berbaring berkata demikian, takut Jungkook akan terbangun. Beberapa waktu lalu, setelah Taehyung datang lepas latihan dengan tubuh segar dan pakaian santainya, ia banyak mendengarkan celotehan dari mulut Jungkook. Anak itu merasakan satu coklat bar pertamanya setelah sekian lama, walau hanya sanggup setengah. Sisanya ia berikan pada Taehyung dan melanjutkan kembali ceritanya.

Jungkook sudah mau dua minggu di tempat ini, tetapi belum ada perubahan yang cukup signifikan sehingga ia masih harus terus dirawat di tempat ini sampai sekiranya kondisinya cukup baik untuk dirawat di rumah. Benar, dirawat di rumah karena kondisi Jungkook sekarang bukanlah kondisi yang prima untuk pulang dan hidup seperti biasa seperti hari-hari kemarin. Ia belum bisa makan berat dan beberapa kali asam lambungnya suka naik tiba-tiba ketika ia sedang istirahat atau bermain game. Luka di lambungnya pun menjadi perhatian khusus sehingga perawatannya diperhatikan oleh pihak rumah sakit. Apalagi di hari ke-delapan ia dirawat, Jungkook kembali muntah darah dikarenakan stress sampai membuat anak itu kekurangan darah hingga didiagnosis anemia. Saat itu, Ibu Jeon dan Taehyung khawatirnya bukan main. Mereka benar-benar tidak bisa meninggalkan Jungkook saat itu. Anak itu tidak pingsan tetapi pucat di wajahnya jelas sekali menunjukkan betapa lemahnya ia saat itu. Namun, seminggu terakhir ini Jungkook sudah kelihatan sangat ceria. Malah lebih baik dari sebelumnya hingga buat Taehyung sangat percaya diri bahwa adiknya itu akan segera baik-baik saja.

"Kak, malam ini mau tidur sama aku gak?"

Taehyung pikir ia salah dengar, tapi ketika ia lihat Jungkook menggeser sedikit tubuhnya dan memberi ruang untuk Taehyung, ia tau bahwa Jungkook tidak sedang bercanda. Taehyung tertawa kecil menanggapinya, sebab ia yakin bahwa keduanya akan berdempetan.

"Tidak muat, aku tidur di sini saja ya. Sambil duduk kayak biasanya."

"Gak mau! Aku maunya Kakak di sini!"

High HopesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang