High Hopes IV

1.5K 173 19
                                    

Taehyung baru saja akan mendorong pintu minimarket itu ketika ia menatap ke jalanan luar yang kini dibasahi air hujan.

Ah, hujan beneran.

Ia pun mendorong pintu itu dengan bahu, menarik bungkusan makanannya dan berdiri di sana menatapi rintikan hujan yang cukup deras. Ia melihat sekitarnya, nampaknya ia bisa berlari ke mobilnya tanpa harus kebasahan sebab ada atap yang melindungi tempat itu. Taehyung menaikkan tudung jaketnya, jaketnya yang anti air pun menambah keberuntungannya malam ini.

Ia baru saja akan berlari kalau saja ia tidak mendengar suara bersin dari sisi kirinya, kontan buat dirinya menoleh.

"Ah, Kakak?"

Bertemu lagi.

Taehyung berdiri diam di sana, ketika matanya menangkap si bola mata doe tengah mengusap-usap hidungnya yang memerah setelah bersin tadi. Dikiranya anak itu sudah pulang, tetapi malah terjebak hujan di sini. Tadi Taehyung tidak melihatnya sebab terlalu fokus dengan rintikan hujan.

"Kau daritadi di sini?" Tanya Taehyung.

Yang ditanya mengangguk. "Setelah dibayari tadi, hujannya sudah lumayan deras, Kak. Kakak tidak lihat?"

Taehyung menggeleng, lagi-lagi ia tidak peka dengan lingkungannya karena terlalu fokus dengan si bola mata doe ini tadi.

"Ah pantas, aku daritadi di sini, Kak. Rumahku agak jauh sedikit, jadi kalau menembus hujan begini bakal basah kuyup."

Angin bertiup cukup kencang ketika anak itu menyelesaikan kalimatnya, rintik-rintik hujan ikut tertiup membasahi ujung alas kaki mereka. Sepertinya hujan malam ini akan bertahan cukup lama. Mereka berdua saja di sini sebab beberapa pelanggan sudah berlari ke arah kendaraan masing-masing. Taehyung pun beralih menatap anak itu, ia sedang menatap ke arah jalan dengan mata yang membola. Cantik dan begitu berbinar. Anak itu nampak tenang sampai akhirnya Taehyung menangkap ada gemetar kecil di tubuh anak itu.

"Kau tidak kedinginan?"

Yang ditanya menoleh terkejut, kemudian menggeleng. "Enggak, Kak. Udah biasa." Balasnya diiringi senyum manis.

Taehyung agak risih melihatnya. Anak ini berbohong padahal jelas tubuhnya gemetar begitu. Ia pun mendekati anak itu, menarik kunci mobilnya dan menekan tombol kuncinya. Lampu mobil merahnya berbunyi dan bersinar sendiri di parkiran.

"Ayo kuantar pulang." Tanpa aba-aba Taehyung berdiri tepat di depan anak itu, menutupi jalan raya sehingga hanya Taehyung yang bisa dilihat.

Anak itu kebingungan, kemudian menggeleng cepat untuk menolak. "Enggak usah, Kak. Aduh ya ampun, aku sudah banyak ngerepotin Kakak malam ini." Wajahnya nampak panik sampai binar matanya ikut panik juga.

Taehyung tau anak itu tidak enak padanya, tetapi ia masih memaksa.

"Hujannya lama ini, kau mau pulang jam berapa? Ini sudah jam sebelas lewat." Jeda sebentar. "Lagipula kalau rumahmu daerah sini berarti kita satu komplek, aku antar. Rumahku di sini juga. Kau tidak akan merepotkanku."

Dalam satu kali napas, itu adalah kalimat terpanjang yang pernah Taehyung ucapkan kepada seseorang asing. Entah apa yang membuatnya begitu memaksa, tetapi perasaannya tidak tenang kalau ia kembali pulang sendirian dan membiarkan anak itu di sana.

Melihat tanda gemetar dan bibirnya yang mulai pucat itu dari awal sudah bikin Taehyung tidak tenang.

"Tapi, Kak---"

"Ayo!"

Gemuruh guntur terdengar kencang di langit hitam tempat hujan itu turun, makin menjadi-jadi derasnya diiringi dengan sekelebat kilat yang cukup menakutkan. Hujan deras yang seperti badai, mana mungkin berakhir dengan cepat. Taehyung yang sudah tidak mau mendengar penolakan lantas melepas jaketnya dan menyampirkannya di atas kepala anak itu, kemudian menariknya berlari menembus hujan dengan tangan kanan yang menarik bahu anak itu agar tetap bersamanya. Yang ditarik sudah tidak bisa melawan, mengikuti dengan hati-hati karena takut jatuh. Diam-diam menatap Taehyung apalagi ketika Taehyung membukakan pintu mobil dan masih berdiri di sana, melindungi dirinya dengan jaket basah sampai ia benar-benar duduk di dalam sana.

"Kak, ini beneran gak apa?" Tanya anak itu dengan suara yang agak gemetar, kedinginan.

Taehyung yang baru selesai memasang seatbelt, menatap anak itu dengan tangan yang sibuk membuka masker. "Iya, gak apa. Tenang."

Jaket basahnya ia lempar ke tempat duduk belakang, AC mobil ia matikan. Maskernya setengah menggantung di wajah ketika ia mulai menyalakan mesin mobilnya. Si bola mata doe menatapnya dengan seksama, perlahan-lahan gemetar di tubuhnya agak berkurang sebab penghangatnya menyala.

"Namamu?"

Yang ditanya tidak mendengar jelas sebab terlalu asik dengan kegiatannya. "Eh, gimana, Kak?"

Taehyung meliriknya dengan tangan kanan memegang kemudi. Tangan kirinya yang bebas menarik masker putihnya lepas dari wajahnya. Kontan tampilkan wajahnya sampai buat anak di hadapannya terdiam karena terpana sebab figur wajah Taehyung yang begitu mempesona.

"Aku Kim Taehyung, kau?"

"K-Kakak bule?" Yang ditanya justru melempar pertanyaan lain.

Dan alis yang naik sebelah memberi jawaban atas pertanyaan itu.

"Ah, maaf! Aku Jeon Jungkook, Kak!"

Dan Taehyung dibuat tersenyum, ia menarik perhatiannya ke arah depan. Megang kemudi dan menggerakkan giginya.

"Oke, Jeon Jungkoook dan ya aku bukan bule." []





TBC





A/N:

Double update buat hari ini! HH ikutan update soalnya kapan lagi bisa update barengan sama si Kakak, alias BMW? Jangan lupa jaga kesehatan ya buat kalian semua yang udah baca HH sampai sini. I love you all! Thankyou for visiting!

with a lots of boba,

deanagape.

High HopesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang