High Hopes XV

875 104 7
                                    

"Yang tadi, beneran anak didik ibu lo, Bang?"

Yoongi melirik, diam saja sambil meneguk air mineral. Latihan mereka hari ini agak keras mengingat minggu depan mereka ada pertandingan melawan musuh bebuyutan alias sekolah sebelah. Kalau mereka lolos babak penyisihan, kemungkinan besar mereka bisa bertaruh lebih yakin untuk sampai semifinal maupun final. Yoongi sendiri sudah cukup yakin dengan kemampuan timnya yang terus diasah, lolos penyisihan bukan hal berat. Namun ia tidak boleh sombong duluan, sebab ada berbagai macam kemungkinan yang bisa saja menurunkan persentase keberhasilan mereka. Maka dari itu ia rela berlatih sampai malam begini, ya walau itu artinya dia harus menukar jam istirahatnya. Ia sedang dalam mode menyimpan banyak tenaga ketika Taehyung duduk di sebelahnya sambil mengeringkan rambut birunya yang basah keringat. Yoongi bisa lihat ada bulir air biru yang turun dari belakang telinga menuju leher.

"Baju lo apa gak biru semua itu?"

Taehyung menoleh, bukan itu yang ia harapkan.

"Ya biru, makanya baju seragam kita hitam."

"Gak jelas."

"Jawab dulu pertanyaan gue."

"Lo kenapa sih kalau sama gue bahasanya gak bagus gitu?"

"Suka-suka sih Bang, yang penting gue gak pakai bahasa alien."

"Serah deh."

Yoongi menghela napas, meletakkan botol minumnya. Matanya kontan mendelik ketika tangan Taehyung bergerak cepat mengambil botol air minumnya. Dilihatnya Taehyung meneguk sisa isinya.

"Iya, namanya Jeon Jungkook. Kalau gak salah rumahnya di sebelah rumah lo--"

"Uhuk uhuk!"

Taehyung tersedak, bulir air keluar mendadak dari sudut bibirnya. Yoongi heran, menatap Taehyung dengan penuh sangsi.

"Apa sih."

Taehyung meletakkan botol minum itu asal, membersihkan ujung bibir dengan handuknya. Ia menoleh ke arah Yoongi dengan mata agak merah, sisa tersedak.

"Serius?"

Yoongi mengangguk. "Kenapa?"

Taehyung diam sebentar, sebelum akhirnya menghela napas panjang sembari menyandarkan punggungnya di dinding ruangan.

"Gapapa Bang," ia menghela napas. "Dunia sempit banget ya." Ujarnya.



---


"Min Yoongi?"

"Iya."

Suara hirup sup asparagus menyahut di sela-sela sesap americano. Taehyung memperhatikan Jungkook yang sibuk menikmati sup asparagusnya dengan wajah cerah. Diliriknya orang-orang yang berlalulalang di belakang punggung Jungkook. Si surai hitam dengan kemeja kotak-kotak merah itu nampak tidak peduli dengan sekitarnya. Taehyung pangku wajahnya di atas tangan kiri, gelang-gelangnya bergerak.

"Aku kenal, Kak. Itu anaknya Ibu Min, guru homeschooling-ku." Jungkook menjawab di antara kunyahan, "kok Kakak tau?" Tanyanya.

Taehyung menyodorkan kotak tisu, jaga-jaga kalau makannya Jungkook berantakan. Ia menyesap lagi es americanonya tanpa melepas kontak matanya dari Jungkook.

"Dia temanku, satu klub voli."

Jungkook menghentikan kunyahan sebentar, bola mata doenya membulat terkejut.

"Oh ya???"

Taehyung meringis, takut Jungkook tersedak di antara kunyahannya. "Pelan-pelan." Sahutnya.

High HopesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang