High Hopes XVIII

769 92 9
                                    

Jungkook harusnya tidak lupa kalau Kim Taehyung adalah salah satu orang yang dikaruniai wajah tampan yang begitu menyenangkan untuk ditatap berlama-lama. Sekalipun dengan surai biru terang yang kadang begitu menyala di antara orang-orang, Taehyung tidak pernah kehilangan pesonanya.

Begitupun dengan sekarang.

Ketika Jungkook mendapati sosok itu datang dengan kaus putih bertuliskan Celine yang dimasukkan ke dalam celana khaki, memakai kacamata dengan frame clubmaster yang jujur saja sangat Jungkook sukai sambil membawa jaket andalannya di tangan kanan. Jungkook nyaris tersedak minumannya sendiri sebab agak terkejut dengan tampilan Taehyung yang nampak tampan juga ya.

Jungkook lupa kalau orang yang ia bilang tampan ini adalah orang selalu menemani hari-harinya.

"Ayo jalan."

Wangi Taehyung yang begitu menyegarkan, nyaris membuat Jungkook menganga.

"Kak, ini jam sepuluh pagi? Kenapa tiba-tiba?"

Jungkook tidak salah, sebab ia ingat betul Taehyung sama sekali tidak mengabarinya apa-apa. Maka dari itu ia begitu santai duduk di atas kasurnya sambil membaca webtoon kesukaannya dan menyemili susu pisang yang kesukaannya. Saking santainya, anak itu bahkan hanya menggunakan kaus oblong putih dengan boxer hitam saja.

"Kamu belum ada jalan-jalan soalnya."

Taehyung juga tidak salah, sebab semenjak pulang dari rumah sakit sampai sekarang pun Jungkook belum pernah keluar rumah. Paling-paling hanya nongkrong di kamar sembari memainkan game bersama Taehyung. Itu sudah berminggu-minggu lalu sebab harus menunggu sampai kaki Jungkook benar-benar sembuh dulu. Maka dari itu, ia jelas sangat ingin membawa anak itu keliling kota sambil membeli berbagai macam hal setelah dilihatnya kaki Jungkook sudah membaik.

"Aku belum mandi, Kak."

"Aku tungguin."

"Aku dandannya lama, Kak."

"Ngapain dandan, orang sudah cakep kok."

"Nanti rumah kosong ih."

"Rumahnya gak lari. Nanti aku panggilin Hyunjin buat jaga rumahmu."

Jungkook cemberut.

"Kenapa bawa-bawa Kak Hyunjin sih."

"Ya makanya mandi aja sana. Rumahmu gak bakal lari."

Jungkook menyerah.

"Iya bentar Kak."

Jungkook pun meletakkan ponselnya, bergerak turun dari kasurnya. Taehyung mendekat, jaga-jaga. Jungkook terkekeh, paham dengan naluri Taehyung soal betapa cerobohnya dirinya. Ia ingat seminggu yang lalu terjatuh dari ranjangnya sendiri sebab kakinya tersangkut di selimut saat kebelet buang air kecil. Tentu saja, memberi efek lain pada kakinya yang sudah mau sembuh total. Jadinya Taehyung seperti punya level totalitas yang meningkat dalam menjaga Jungkook.

"Jangan kepeleset ya di kamar mandi."

Suara sahutan 'iya' dari Jungkook yang bergerak masuk ke kamar mandi sambil menenteng handuk birunya buat Taehyung tersenyum simpul. Ia pun bergerak duduk di pinggir ranjang Jungkook, membiarkan dirinya bersantai di sana sambil menikmati aroma ruangan Jungkook yang tidak pernah berubah. Selalu hangat dan semanis susu. Taehyung mengeluarkan ponselnya, mengecek notifikasi yang ada.

Tidak ada yang aneh.

Hanya ada pesan balasan dari ayahnya yang memberi stiker kucing dengan jempol, membalas pertanyaan Taehyung soal izin pinjam mobil untuk membawa Jungkook jalan-jalan.

High HopesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang