"Pergilah Hyunie"Ucapan Nayeon membuat Dahyun terdiam heran, dengan sifat tiba-tiba berubah. "Kenapa Unnie?" tanya Dahyun mencoba menarik tangan Nayeon, namun dengan cepat Nayeon mundur untuk menghindar.
"Aku tidak bisa ikut" cicitnya, sukses membuat Dahyun menggeleng tak percaya.
"Ya tapi kenapa Unnie? Ayo sebelum semua zombie itu berlari kesini" ucap Dahyun menarik Nayeon dengan paksa.
"Tidak Dahyun!" bentak Nayeon menghempaskan tangan Dahyun dengan kasar, air mata sudah tidak kuasa terbendung. "Ka-kau lihatlah kakiku" lirihnya menunduk.
Mata Dahyun mengikuti arah kaki, hingga sesuatu membuat matanya terbelalak. Ia menggeleng tak percaya.
"A-aku tergigit" lirih Nayeon terbata tak kuasa menahan rasa sesak nafasnya.
"Unnie pasti bercandakan??" pekik Dahyun ikut meneteskan air mata. Sungguh bukan ini yang di inginkan Dahyun. Tak cukup Chaeyoung, Momo dan Tzuyu kah untuk hari ini?
Kapten kepala militer Woo Shik dengan cepat mengangkat senapannya tepat ke arah Nayeon.
Sana yang melihat dari dalam Helikopter bergegas turun, meski sempat di tahan oleh para anggota militer.
"Yak! jangan kau tembak Unnieku!" pekik Sana mendorong kuat Woo Shik, hingga mundur beberapa langkah.
"Dia sudah terinfeksi! Jangan main-main!" ucap Woo Shik ikut membentak.
"Unnie ku mohon jangan tinggalkan kami" tangis Dahyun pecah begitu saja, memeluk tubuh Nayeon erat. "Ke-kenapa harus Unnie hikks" lanjutnya semakin menangis deras.
"Mereka menggigitku saat tengah menahan pintu" ungkap Nayeon.
"Kalau begitu aku tidak akan pergi jika Unnie tidak ikut" sembur Mina mendekat,
"Mina. Jangan Egois. Pikirkan Sana dan Dahyun" tekan Nayeon, yang justru Mina ikut menangis memeluk tubuhnya. "Aku sudah menepati janjiku bukan?" tanya nya tersenyum kecut, menatap Sana yang masih mematung sambil menangis. "Kalian harus bertahan hidup. Jangan sia-siakan pengorbanan yang lain. Ingat, Jihyo Sunbae, Momo, Chaeng, Tzuyu dan aku"
Dorr!! Dorr!! Dor!!
WRAAGHHH!!
Raungan zombie membuat semua orang tersentak, satu persatu mulai dari pintu masuk menuju roof top. Membuat Anggota militer menembakinya tanpa belas kasih.
"Cepat naik!" teriak Woo shik, Zombie semakin banyak mengarah pada mereka.
"Aniya Unnie! Hikss aku tidak mau" tangis Dahyun semakin mengeratkan pelukannya.
"Dahyun. Dengar Unnie. Jika kau seperti ini itu berarti kamu tidak menghargai yang lain. Ingat, yang lain rela mati demi menyelamatkanmu." ceramah Nayeon mencoba tersenyum, saat rasa sakit mulai menjalar ke tubuhnya. Kakinya membiru. "Pergilah" suruhnya dengan suara parau.
"Mina, aku titipkan Dahyun dan Sana padamu. Jangan bertengkar apa lagi berpisah" Nayeon berucap menatap Mina penuh harap.
"CEPAT!" instruksi Woo shik langsung di patuhi bawahannya.
Salah satu militer dengan cepat menarik Sana membawanya naik ke Helikopter. "Aniya! Aku tidak mau meninggalkan Nayeon Unnie!" berontak Sana sekuat tenaga.
"Hikss Unnie" lirih Dahyun semakin deras mengeluarkan air matanya, dengan lembut tangan Nayeon terangkat menghapus air mata Dahyun.
"Jangan menangis ne. Aku titipkan Sana dan Mina padamu. Karena ku lihat kau yang paling gesit dan kuat. Jaga Unnie mu" peringat Nayeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
School In Life [END☑️]
Fanfictionsebuah virus aneh yang menyerang seluruh kota, membuat beberapa siswi sekolah menengah atas terjebak dalam gedung sekolah yang penuh dengan manusia yang haus dan lapar akan daging dan darah. akankah para siswi itu berhasil bertahan hidup di gedung...