33. Lost Again

482 129 11
                                    


  Ruangan kumuh tersebut seketika senyap. Sana berhenti menangis, mulutnya bungkam. Nafasnya terasa sesak, amat-amat sesak.

  Dengan cepat Dahyun merengkuh tubuh Sana erat, saat merasakan pundak gadis itu mulai bergetar.

  Brukk!!

  Sepasang lutut bersimpuh di lantai kotor. Nayeon merasakan kaki nya melemas, ia tidak bisa lagi menahan air mata yang terus di bendung.

  Ia mengepalkan tangan nya kuat di atas lantai, saat tetesan darah kental terus mengucur berceceran di lantai.

  Mata sipit nya menatap nanar sekop yang sudah berlumuran darah. Namun detik itu juga tubuh Jihyo ambruk telungkup di atas lantai.

  Tangis Nayeon semakin pecah, sedangkan Dahyun memejamkan matanya tidak kuat melihat pemandangan di hadapan nya.

  "Mianhe Sunbe Mianhe~" lirih Nayeon

  "Aku berfikir kau akan lebih baik jika pergi dengan tenang tanpa harus menyiksa tubuh mu sendiri"

  Masih terekam jelas senyum dan gelak tawa Jihyo mengitari ingatan nya.
 
  Melihat darah kental yang merembes di lantai, Dahyun bergerak melepaskan pelukan nya dari Sana. Berjalan mengambil tirai jendela lalu menutupi tubuh Jihyo.

  "Ssaem? Meski aku belum pernah berbicara padamu. Aku yakin, kau adalah wanita yang sangat baik. Dengan ini kau tidak akan tersiksa lagi. Nayeon Unnie dan Sana Unnie sangat menyayangimu" ucap Dahyun tulus

  Gadis berkulit putih itu bergerak membantu Nayeon berdiri, seolah memberi kekuatan.

  "Kau melakukan yang benar Unnie. Jangan menyesali nya" tungkas Dahyun

  "A-aku tidak menyesalinya. Hanya saja merasa bersalah karena tidak bisa melindunginya" sahut Nayeon menyeka air matanya

  "Kalau begitu ayo kita keluar dari sini. Aku khawatir dengan Chaeyoung, Tzuyu dan Mina Unnie"

  Nayeon hanya mengangguk kecil, lalu berjongkok mengambil sekop bercak merah tersebut di lantai.

  "Ayo kita harus cepat" ucap Nayeon berjalan lebih dulu di ikuti Dahyun dan Sana

  "Jangan sedih lagi nae. Aku akan selalu ada di sisimu Unnie" Dahyun berucap menggenggam tangan Sana.

  Sedangkan Sana hanya bisa tersenyum kecil dan mengangguk lalu mengusap air mata yang masih mengalir di pipinya.

  "Gomawo Hyunie~" lirih Sana sekecil mungkin, bahkan Dahyun pun tidak mendengar nya.

  "Nayeon Unnie? Kita akan kemana?" pertanyaan Dahyun spontan membuat Nayeon menghentikan langkah nya.

  Gadis bergigi kelinci itu memutar tubuhnya menghadap Dahyun. Matanya tertatap lurus.

  "Bahkan kita tidak tau keberadaan mereka sekarang" tungkas Dahyun meremas linggis di tangan kanan nya.

  Sedari tadi gadis berkulit putih itu mempunyai firasat yang tidak enak. Fikiran nya terus tertuju pada Chaeyoung.

  "Hyunie? Roof top?" celetuk Sana seketika

  Dahyun dan Nayeon membulatkan matanya lalu segera berlari menuju Roof top. Bukan tanpa alasan, ke tiga gadis itu mendengar rentetan tembakan dari atas sana.

  Derap langkah pun berderu di lantai, mengundang indera pendengaran makhluk kanibal yang tengah berkumpul di koridor.

  Namun Nayeon tak memperdulikan nya, ia menggiring Sana dan Dahyun untuk melangkah lebih dulu.

   "CHAEYOUNG!??"

  "Cha-Chaeng?" Dahyun membatin tak karuan saat mendengar teriakan Mina di atas Roof top.

School In Life [END☑️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang