09

386 49 1
                                    

Note: konten dewasa.

"Pyny appa..... Aku merindukannya...." Lirih bocah kecil itu di pelukan ibunya.

Sang ayah tersenyum kecut. Sudah satu bulan ini pangerannya sakit Sakitan karena merindukan putrinya yang jauh tak tahu kemana.

Di tambah nomor telpon yang tak pernah tersambung, makin saja membuat ayah dari satu anak ini cemas memikirkan kabar kesehatan dari sang sahabat. Apakah dia masih bernafas atau tidak? Hanya Tuhan yang tahu.

"Sabarlah, son. Tak perlu memikirkan pyny terus menerus. Pikirkan lah dirimu." Jelas sang ayah duduk tepat di samping istrinya.

Sang anak bangkit dari bermanja manjaannya pada sang ibu yang setiap menampilkan senyum tulus alami.

"Temukan aku pada gadisku, appa!" Desak si tunggal penuh paksaan.

"Dia masih di sanakan? Mengapa kita pergi darinya?" Lanjutnya mengeluh.

Sang ibu berdiri sembari mendekati putra tunggalnya yang memiliki tinggi sebatas dadanya itu.

"Menunggu dan bersabarlah, nak. Dia tak akan meninggalkan mu." Jelasnya penuh sabar.

"Pyny cantik. Dia pernah bilang bahwa ada dua anak laki-laki yang sering mengganggunya karena ia cantik. Aku tak suka, omma."

"Hem.... Omma mengerti. Kau cemburu kan?"

"Pyny milikku."

"Aku akan menikahinya setelah besar nanti, omma." Lanjutnya percaya diri penuh keyakinan.

Sang ayah tersenyum puas, ternyata anaknya tak jauh berbeda darinya "jangan lepaskan cincin itu jika kau tak mau pyny mu menjadi milik orang lain."

"Mengapa?"

"Bukankah kau menyukai pyny?" Tanya sang ayah menggoda.

Pipi si tunggal seketika memerah padam. Matanya melirik kiri dan kanan berusaha menetralkan detak jantung yang berdetak menggila akibat godaan sang ayah.

"Hem." Angguk nya.

"Nikahi dia jika kalian bertemu lagi, Lee. Appa percaya pada kesetiaan mu."

。◕‿◕。。◕‿◕。。◕‿◕。

"Son." Panggil tuan Lee saat putra tunggal nya itu berdiri tepat di ambang pintu ruang privat.

"Hem." Sahutnya masuk sebelum menduduki salah satu sofa kosong tepat bersebelahan dengan rapmon.

"Istrimu akan tetap melanjutkan sekolahnya, son." Ujar sang ayah mantap.

Taehyung melirik sang ayah dengan tatapan dinginnya. Alisnya di naikan satu seiring dengan tak kesetujuannya.

"Appa bercanda?" Tanyanya dingin serta intens.

"Tak ada yang bercanda, son." Tegas tuan Lee.

Taehyung menggeram tertahan. Menggempal kuat tangannya hingga memutih, perlahan emosinya mulai tersulut akibat pembicaraan yang tak berfaedah ini.

"Jangan bercanda, appa! Aku tak suka!" Tekan taehyung.

"Ini tak bercanda, Lee. Appa serius mengatakan hal itu." Kini rapmon angkat  bicara, membela sang ayah yang tak mendapatkan kepercayaan taehyung.

CRIME OF THE MAFIA: YOU'RE MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang