20

320 40 3
                                    

Note:konten dewasa.

Yoona tersenyum menatap suaminya ini, sudah lama ia tak melihat bulan sabit yang terbit indah di bibir sang suami.

"Kau yakin, Oppa?" Tanya Yoona ikut menarik bahagia sudut bibirnya.

"Kita percayakan putra kita dalam hal ini, Yoon! Lagipula... Rose sudah kembali ke dalam pelukan ibu dan ayahnya kan?" Seru Lee min ho penuh keyakinan.

"Hem... Kau benar, Oppa. Sudah saat nya kita pensiun bukan!"

"Kau ada permintaan, istriku?" Tuan Lee merangkul pundak sang istri penuh cinta. Di temani dinginnya angin menuju malam, kedua pasangan baya itu nampak serasi sembari menikmati semilirnya angin di jendela balkon kamar mereka.

"Berikan aku dirimu, Oppa! Hanya itu... Kemana kau pergi, aku akan menemanimu!" Serunya yakin.

Tuan Lee membalik tubuh ramping yang nampak begitu seksi dengan pakaian malam itu.

"Bagaimana dengan London?" Tanya tuan Lee.

"Sejauh itu?"

"Lalu kau ingin dimana?"

"Hem... Mari kita menua di Amsterdam Oppa, aku ingin di sana." Aju nya.

"Amsterdam?" Tuan Lee nampak berfikir sejanak "tak buruk!"

"Bagaimana dengan Lee?" Tanya Yoona. Seketika senyum Indah itu perlahan meluntur.

"Kita temukan obat penawar tempramental nya!"

"Bagaimana caranya, Oppa? Bertahun tahun kita menunggu! Mencari tahu namun hasilnya tetap sama."

"Kau tunggu saja, sayang. Tak perlu khawatir. Kau yakin padaku kan?"

。◕‿◕。。◕‿◕。。◕‿◕。

Langkah kaki jin berhenti tepat di depan pintu berwarna coklat tua yang tertutup rapat. Tertera di sana angka 305. Itu adalah apartemen milik seseorang yang nampaknya ia kenali.

Memasukan sandi yang di ketahui, pintu itu akhirnya terbuka secara otomatis karena kecanggihan yang sudah di miliki oleh gedung ini.

"Kau kemari?" Seru seorang gadis... UPS, lebih tepatnya wanita. Bersurau panjang dengan mata sipit.

"Hem." Angguk jin, duduk di sofa berwarna putih dengan kaki yang ia tumpuhkan menjadi satu.

"Kau ingin minum sesuatu, jin?" Tanya wanita itu lagi, nampak masih sibuk dengan urusannya pada peralatan dapur.

"Nampaknya begitu..."

"Katakan, akan ku buatkan!"

"Susu..." Cicit jin kecil terdengar samar di telinga sang wanita.

"Su... Susu? Kau ingin susu?" Tanya nya meyakinkan.

"Hem. Aku ingin milikmu!" Tegas jin, wanita itu memicingkan matanya dengan senyum merekah khasnya.

Nampak bahagia sangat, meski itu hanya ucapan yang di percaya jin tak sadar saat mengatakannya, terbukti, saat ini pria itu masih terlihat melamun.

"Akan kau dapatkan nanti, tapi untuk sekarang, akan ku buatkan kau teh hangat saja, okay?" Putus wanita itu.

Jin mengangguk setuju kendati pasrah. Hidupnya sudah terasa berat karena beban, jika ia berulah dengan menolak wanitanya maka hidupnya akan berubah menjadi nereka dalam hitungan detik saja.

CRIME OF THE MAFIA: YOU'RE MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang