Seseorang di balik selimut tebal nya terusik dan terpaksa membuka matanya saat indra penciumannya tak sengaja menangkap harum yang sangat nikmat..
Ia menyibakan selimunya berjalan mencari dimana letak wangi tersebut..
Ia tersenyum bersandar di dinding melihat seseorang yang sangat ia cintai tengah sibuk memasak..
Perlahan ia berjalan mendekatinya, dan tanpa permisi langsung memeluknya dari belakang, meletakkan dagunya di bahu sang kekasih, dan menciumnya..
"Sudah bangun!" Tanyanya lembut dengan tangan yang masih sibuk dengan masakannya, meski pergerakannya agak susah tapi ia enggan mengusir sang kekasih menjauh..
"Eum, aku bangun karna mencium sesuatu yang enak, ternyata kekasihku sedang memasak!" Senyumnya semakin erat memeluk sang kekasih...
"Duduklah dulu aku selesaikan masakanku dulu!" Titahnya namun ia malah menggeleng tak menuruti..
"Kai!!"..
Yah orang itu adalah Kai dia tengah berada di rumah kekasihnya, kekasih yang sudah bersamanya hampir 20 tahun terakhir ini, kekasih yang ia sembunyikan dari keluarga juga dunia, kekasih yang terpaksa ia simpan untuk dirinya sendiri, kekasih yang begitu ia cinta, kekasih yang tidak bisa membuatnya mencinta orang lain selain dia...
Kai menurut membiarkan kekasihnya menyelesaikan masakannya..
"Kau tidak bekerja?"tanyanya pada Kai, yang tidak segera bersiap padahal waktu sudah menunjukan pukul 7 pagi..
"Tidak!"jawab kai selagi tersenyum hangat menopang dagu dengan tangan selagi pandangannya yang tak bisa ia palingkan dari sang kekasih...
Sikap yang ia tunjukkan jauh berbeda dengan saat ia bersama keluarganya..
"Wae kau malas!" Tuduh sang kekasih sambil merapihkan dapur dan membawa makanan yang sudah matang dan menaruhnya di meja..
"Iyah, aku ingin menghabiskan hari ini bersamamu!" Godanya..
"Kau bisa selalu bersamaku jika kau mau jujur Kai!"..
Kata yang selalu ia dengar, kata yang menyakiti hatinya, lebih dari siapapun dia juga ingin sangat ingin, namun dunia memasak mereka untuk tetap bersembunyi, tidak Kai yang memilih bersembunyi..
"Kau tau aku sangat ingin!" Tatapnya serius..
"Tapi itu tidak mungkin kau tau alasannya Chagiya!" Ia bicara sangat lembut berharap kekasihnya akan mengerti seperti selama ini...
"Ntahlah aku rasa aku mulai lelah!" Ia ikut duduk bersama Kai menatap Kai yang tidak rela mendengar jawabannya...
"Kai, aku lelah bersembunyi!"..
"Chagiya aku mohon sebentar lagi!" Yakinnya..
"Heum, setelah dua puluh tahun Kai, kau tidak bosan mengatakannya!" Ia tersenyum getir setiap kali mendengar Kai yang menyuruhnya untuk menunggu...
"Jongin-nah-!"..
Kai menatap kekasihnya lekat, menunggu kata yang akan ia ucapkan..
"Haruskah kita berakhir saja!"..
Kai menggeleng dengan mata yang sudah berkaca-kaca, kenapa dia mengucapkan kata yang tidak Kai suka, tidak taukah jika ia bisa mati jika dia pergi..
"Andwae!".. ia bergetar tidak sanggup rasanya..
Kai tau ia bisa melihat tatapan lelah sang kekasih, ia sadar sabar ada batasnya, tapi ia tau ia egois..
"Kai aku mohon, aku tidak-!"..