18

1.4K 130 12
                                    

Mew langsung membuka pintu kamar dan melihat Gulf sedang melipat baju bayi dan membereskan barang-barang yang beberapa waktu lalu ia beli kemudian Mew melempar handphone nya tepat di depan Gulf dengan layar yang langsung menampilkan hubungan intim Kao dengannya beberapa bulan yang lalu.

Gulf sontak berhenti dari aktivitas nya kemudian mengambil handphone milik Mew dan mematikannya. Dia berdiri di depan dengan rasa bersalah yang menyelimuti hatinya.

"APA ITU GULF?! JAWAB AKU SEKARANG JUGA!" bentak Mew dengan volume suara yang keras membuat Gulf sedikit takut. Bahkan orang tuanya dan juga Mey yang berada di lantai bawah mendengarnya.

"dengerin aku ya, aku bisa jelasin" ucap Gulf sambil memegang tangan Mew namun pria itu menepisnya dengan kasar.

"dia ngancem aku buat lakuin itu kalo aku gak nurut, dia bakalan lakuin hal yang buat kamu menderita. Ini demi kamu" jelas Gulf.

plaak

Tamparan keras Mew pada pipi Gulf mendarat dengan mulus membuat bekas kemerahan disana membuat Gulf sedikit meringis kesakitan hingga membuat matanya berkaca-kaca.

"DEMI AKU KAMU BILANG?! DEMI AKU GULF?! GAK GINI CARANYA! SELAMA INI KAMU SEMBUNYIIN INI DARI AKU HAH?! DIMANA OTAK KAMU?!"

"KAMU FIKIR KAMU LAKUIN HAL YANG BENER DAN BERANINYA KAMU BILANG KAMU LAKUIN ITU SEMUA DEMI AKU?! KAMU SALAH GULF! AKU BAHKAN RELA MENDERITA DEMI KAMU! AKU RELA ASALKAN KAMU BAHAGIA! TAPI APA YANG KAMU LAKUIN DI BELAKANG AKU?!"

"Aku minta maaf, aku salah" ucap Gulf sambil menunduk.

"Gulf, kamu denger baik-baik. Kurang baik apa aku sama kamu hah?! yang awalnya aku jadiin kamu asisten pribadi aku sendiri karena aku peduli sama kamu, aku kasian sama kamu dan apa kamu gak sadar berapa biaya yang aku habiskan untuk memfasilitasi kamu, berapa banyak uang yang aku habiskan untuk membiayai hidup kamu, rela tertembak hanya untuk menyelamatkan kamu!"

Mata Gulf memerah menatap Mew dengan emosi. Apa dia serendah itu sampai Mew mengatakan hal tersebut?

"Keterlaluan!" pekik Gulf kemudian dia langsung menampar Mew sebab sudah tak bisa ia tahan lagi.

"AMBIL SEMUA BARANG-BARANG KANU, DAN PERGI DARI RUMAH INI!"

Air mata yang sempat ia tahan itu akhirnya menetes dengan cepat ketika Mew sangat berani untuk mengusirnya ketika mengingat bahwa kandungannya sudah sedikit membesar.

Gulf kemudian mengambil koper dan tas nya lalu memasukkan baju dan barangnya serta dia tidak lupa untuk memasukkan baju bayi yang sempat ia bereskan tadi.

"APA-APAAN KAMU INI MEW!" bentak papanya yang datang bersama mamanya.

"Biarin dia pergi, Mew gak mau liat dia lagi" Ucap Mew sambil menunjuk Gulf yang sudah siap dengan koper dan tasnya.

Mew membuka laci kemudian melempar  uang yang lumayan banyak ke arah Gulf dan membuat dia kaget.

"Ambil untuk biaya operasi mu!" ucap Mew namun Gulf sama sekali tidak mengambil semua uang itu lalu dia mendekat menghadap Mew.

"AKU TIDAK BUTUH UANG KAMU! Suatu saat nanti kamu akan menyesal, jangan cari aku ataupun anakku!" Gulf kemudian pergi begitu saja kemudian mamanya yang melihat kejadian itu menahan Gulf lalu memeluknya.

"aku harus pergi ma, aku minta maaf" ucap Gulf sambil melepaskan tangan mamanya yang sedang menangis.

"GULF! JANGAN PERGI NAK, JANGAN TINGGALIN MAMA" teriaknya namun Gulf terus berjalan sampai akhirnya keluar dari rumah mereka.

Mew kembali mendapat tamparan keras dari mamanya yang memang sangat menyayangi Gulf.

"Jahat kamu Mew" ucap mamanya setelah menampar Mew dan suaminya langsung menarik tangannya agar istrinya tenang.

"SIAPA YANG LEBIH JAHAT MA? GULF BERANI BERHUBUNGAN SAMA KAO TANPA SEPENGETAHUAN MEW!" jelas Mew kemudian papanya langsung memeluk istrinya dan membawanya keluar dari kamar Mew untuk sekedar menenangkannya.

Disisi lain, Mey yang keluar rumah terlebih dahulu menggunakan mobilnya menunggu Gulf di tepi jalan yang sedikit jauh dari rumahnya karena takut Mew melihatnya.

"Phi Gulf, ayo masuk" teriak Mew ketika Gulf melewati mobilnya dan berhenti.

Mey keluar dari mobil dan membantu memasukkan koper dan tas yang Gulf pakai ke dalam bagasi mobil sedangkan Gulf sendiri sudah masuk ke dalam mobil milik Mey.

"Phi Gulf tenang aja ya, phi Mew lakuin ini karena dia emosi dan Mey yakin kok phi Mew pasti bakal nyariin phi lagi" ujar Mey setelah dia masuk ke dalam mobil dan melihat Gulf yang hanya menundukkan kepalanya.

"phi gaktau harus pergi kemana Mey" lirih Gulf dan Mey langsung membuka tasnya dan menyerahkan sebuah kunci di tangan Gulf.

"ini kunci rumah aku phi, mereka semua gak tau aku beli rumah selama ini" ucap Mey kemudian tanpa Gulf menjawabnya, Mey langsung melajukan mobil untuk membawa Gulf ke rumah yang ia beli enam bulan yang lalu.

Sebuah rumah yang mewah mampu Mey beli atas kerja kerasnya karena dibalik dia berkuliah, gadis itu sangat pandai berbisnis dan bekerja bersama beberapa temannya.

"kadang aku butuh waktu sendiri phi, jadi aku mutusin buat beli rumah ini" ucapnya saat mereka tiba dan masuk ke dalam rumah Mey.

"phi Gulf boleh tinggal disini selamanya" ucap Mey.

"t-tapi...

"phi Gulf jangan merasa berhutang sama aku, kita keluarga jadi aku pengen bantu phi Gulf. Aku bakalan sering kesini buat ngunjungin phi, kalo phi Gulf butuh sesuatu telpon aku ya" ujar Mey membuat Gulf sedikit terharu atas yang Mey lakukan terhadapnya. Bahkan dia tidak tahu bagaimana untuk membalas kebaikan Mey.

Bunyi klakson mobil meyadarkan mereka karena salah satu teman Mey menjemputnya untuk kembali ke kampus.

"phi Gulf, Mey pergi dulu ya. Mobil itu boleh phi pakai buat kebutuhan phi Gulf" ujar Mey sambil menyerahkan kunci mobil yang ia pakai untuk mengantar Gulf ke rumahnya ini.

"phi gak tau lagi harus dengan cara apa berterimakasih sama kamu Mey, gimana caranya membalas kebaikan kamu sama phi Gulf" ujar Gulf dan Mey langsung memeluknya.

"gakpapa phi, Mey pergi dulu ya" pamit Mey setelah melepas pelukannya dan pergi memasuki mobil temannya yang sudah sedari tadi menunggu.

Gulf melihat sekeliling rumah dua lantai ini. Dia menyeret kopernya dan membawa tasnya mencari kamar mana yang cocok untuk ia tempati.

Alhasil dia pun memilih untuk menempati kamar di lantai bawah karena dia tidak sanggup jika harus baik turun tangga ketika perutnya sudah sebesar ini.

Gadis itu sangat berbaik hati dan pintar untuk memikirkan masa depannya. Tidak ada kekurangan dalam rumah ini bahkan untuk makanan saja cukup memenuhi kulkasnya. Suatu saat nanti, dia harus membalas semua kebaikan yang Mey lakukan kepadanya dan dia berjanji akan hal itu.


•••

2. Thank You My Dear | Mewgulf ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang