Dari hari ke hari, Gulf sangat sibuk mengurusi persiapan di hari pernikahannya dengan Mew bersama Mey dan mamanya yang selalu membantunya sedangkan Mew dia sangat sibuk bekerja sehingga memasrahkan semuanya kepada mereka bertiga.
Mulai dari memilih gedung pernikahan, catering dan dekorasi, rias dan pakaian, undangan dan souvenir, dokumentasi, dan masih banyak lagi membuat Gulf lelah karena Mew ingin pernikahannya dipercepat karena dia harus pergi ke luar negeri untuk bisnisnya dan berencana mengajak Gulf.
Setelah semuanya selesai, Gulf, Mey dan juga mamanya berkunjung ke sebuah restoran untuk mengisi perutnya yang lapar. Mereka menunggu pelayan mengantarkan makanan yang dipesan.
"Gulf angkat telpon dulu" ujar Gulf yang menyadari handphone nya berdering menandakan panggilan masuk dan itu dari Mew.
Dia keluar restoran untuk mengangkat nya karena di dalam sana sangat ramai pengunjung sehingga dia takut tidak mendengar apa yang Mew bicarakan.
'p....
Belum juga Gulf menyelesaikan bicaranya, tangannya ditarik oleh seseorang yang tidak ia ketahui itu. Wanita itu berlari sambil menarik tangan Gulf dengan Mew yang memanggil manggil Gulf namun dia sangat panik sehingga tidak menjawab Mew.
"Lepasin saya" ujar Gulf membuat Mew terus memanggil Gulf.
"JAUHI ANAK SAYA!" ujar wanita itu setelah dia menyuruh Gulf masuk ke dalam mobil dan merebut handphone Gulf.
"Anak?" Tanya Gulf bingung.
"Iya Gulf, kamu anak saya" ucap wanita tersebut.
"Kita pulang ya nak ke rumah" ajaknya namun Gulf tidak habis fikir dengan wanita yang tak ia kenal itu.
"Enggak! Kamu bukan orang tua saya!" Bentak Gulf kemudian dia berusaha untuk keluar namun sial pintu mobil itu dikunci.
"Kalo kamu gak percaya, akan saya buktikan!" Ujar wanita yang mengaku sebagai ibu nya itu kemudian melajukan mobilnya dengan cepat entah menuju kemana.
Gulf diam karen handphone nya berada di tangan wanita itu. Dia tau kemana arah mobil yang dilajukan tersebut karena jalan ini sungguh tidak asing baginya.
Apakah wanita ini memang mamanya?
Panti asuhan di depannya mengingatkan dia akan masa kecil yang ia habiskan disana sebelum akhirnya Gulf memutuskan untuk mencari pekerjaan dan bertemu Mew.
Gulf melihat wanita di sampingnya yang juga sedang melihat ke arahnya. Ada rasa bahagia sekaligus kesal yang dirasakannya saat ini, dia hendak keluar dari mobil namun tangan wanita itu menariknya dan berakhir di pelukannya.
"Mama kangen sama kamu nak, maaf karena mama kamu harus ngabisin masa kecil di panti asuhan ini" ujarnya sambil menangis tersedu-sedu namun Gulf hanya bisa diam.
Rasanya ingin menangis dan meminta penjelasan namun di waktu yang bersamaan dia tidak bisa berbicara sepatah katapun. Tangisnya tidak keluar dan hanya ia tahan sehingga membuat hatinya kini terasa sakit apalagi mengingat masa kecilnya tanpa adanya orang tua seperti anak yang lainnya.
"Kenapa?" Tanya Gulf setelah mamanya melepaskan pelukannya.
"Papa kamu meninggal nak, mama depresi dan nitipin kamu ke panti asuhan ini. Mama gak mau kamu kenapa napa karena kebodohan yang mama lakuin. Mama belum bisa Nerima kepergian papa kamu, mama butuh waktu sendiri dan jalan yang mama pilih dulu adalah panti asuhan ini" jelas mamanya kemudian Gulf memalingkan wajahnya ke arah lain.
Kenapa baru sekarang?
Kenapa tidak sedari dulu mamanya membawa dia pulang kembali ke rumahnya?
Gulf melihat banyak sekali anak-anak yang sedang berlarian disana. Dia membayangkan betapa kasihannya dia dulu yang harus hidup tanpa orang tua disampingnya.
"Gulf udah bisa hidup sendiri, Gulf udah punya uang sendiri, jadi tolong biarin Gulf hidup sendiri dan jangan pernah muncul lagi di depan Gulf" ucap Gulf dengan mata berkaca-kaca.
"Gulf, mama mohon kasih Mama satu kesempatan buat bisa jagain kamu, ngurus kamu, mama pengen ngabisin waktu hidup mama bareng kamu" ucap mamanya yang tak berhenti menangis.
"Maaf, tapi Gulf gak bisa" ucap Gulf kemudian dia merebut handphone dari tangan mamanya dan keluar dari mobil meninggalkan mamanya yang melihat kepergian anaknya dan hanya bisa menunduk untuk menangis.
Gulf mengelap air mata menggunakan tangannya sambil berjalan menjauh dari sana dan mengeluarkan handphone untuk menelpon Mew.
Dia duduk sendirian menunggu Mew datang untuk menjemputnya. Dia masih belum bisa menerima mamanya kembali setelah bertahun-tahun ini mamanya meninggalkannya.
"Gulf" panggil Mew dengan wajah cemas.
Gulf yang menyadari itu suara Mew, langsung saja dia memeluknya dengan erat sambil menangis di pelukan Mew.
Sungguh dia tidak membayangkan akan seperti ini dan Mew yang tidak mengerti pun hanya mengelus punggung Gulf untuk menenangkannya walaupun dia tidak mengerti mengapa Gulf bisa menangis.
"BILANG SAMA PHI, SIAPA YANG BUAT KAMU NANGIS HAH?!" Teriak Mew setelah melepaskan pelukannya.
Gulf tidak menjawab dan hanya menggelengkan kepalanya saja. Dia tidak berani untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Mew terlebih lagi sebentar lagi pernikahan mereka akan segera dilaksanakan dan dia takut jika itu bisa merusak rencana pernikahan yang sudah matang tersebut.
Mew mengerti dan memilih untuk mengajak Gulf masuk ke dalam mobil dan kembali ke rumah orang tuanya karena Mey dan mamanya kaget ketika Gulf hilang begitu saja. Mamanya mondar mandir tidak jelas menunggu Mew menjemput Gulf. Dia khawatir kepada anak-anaknya dan takut jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.
Tak selang beberapa lama, Mew merangkul Gulf untuk masuk ke dalam rumah dan melihat itu mamanya refleks langsung memeluk Gulf yang terlihat sedih. Matanya masih berkaca-kaca dan membalas pelukan mamanya Mew. Mungkin pelukan itu terasa berbeda karena dia sudah bertemu dengan mamanya.
"Kamu gak kenapa napa kan? Gak ada yang luka kan?" Tanya mama Mew panik sambil melihat lihat dari atas sampai ke bawah tubuh Gulf.
"Enggak ma" ujar Gulf kemudian Mew kembali merangkul Gulf dan mengajaknya duduk di sofa.
Mama Mew tau bahwa Gulf memiliki hal yang disembunyikan dari mereka namun dia tidak berniat menanyakannya karena bagaimanapun juga mungkin Gulf butuh privasi dan jika Gulf mau, dia bisa bercerita kepadanya kapanpun.
"Mama sama Mey udah ngurusin semuanya buat pernikahan kalian, jadi gak perlu khawatir ya" ucap mamanya kemudian duduk di samping Mey.
"Makasih ma, maaf Mew gak bisa bantu banyak karena sibuk banget" jawab Mew.
"Gulf, gimana?" Tanya mamanya kembali kemudian Gulf tersenyum.
"Iya ma, Mey makasih juga ya udah bantu phi" ucap Gulf mengelus rambut Mey.
"Iya phi Gulf" ujar Mey kemudian memeluk Gulf namun langsung didorong oleh Mew membuat mamanya tertawa.
"Ish phi Mew, Mey kan mau peluk phi Gulf" ucap Mey merengek.
"Sini" ujar Gulf kemudian memeluk Mey yang langsung dibalas oleh gadis itu dan memeletkan lidahnya ke arah Mew yang langsung memalingkan wajahnya.
"Yaudah, Gulf sama Mew mau nginep disini atau mau pulang aja?" Tanya mamanya penasaran.
"Gulf pengen pulang aja phi" ujar Gulf sedikit berbisik kepada Mew dengan nada yang membuat Mew gemas.
"Iya sayang, kita pulang ya" jawab Mew kemudian mengelus rambut Gulf sambil tersenyum.
"Kita mau pulang aja ma" ujar Mew kemudian mamanya mengangguk.
"Yaudah, hati-hati ya kalo ada apa-apa bilang sama mama ya" tambah mamanya kemudian Mew mengangguk.
Mew dan Gulf beranjak dari sofa dan hendak berjalan meninggalkan rumah, suara sepatu yang melangkah berjalan masuk ke dalam rumah membuat mereka berhenti melangkah dan kaget melihat orang tersebut. Mama Mew dan juga Mey langsung berdiri melihatnya kemudian berjalan mendekat ke arah seseorang tersebut.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Thank You My Dear | Mewgulf ✓
FanfictionSecond story❗ "Terimakasih telah mengajarkan ku apa arti cinta yang sesungguhnya. Aku juga akan selalu mencintaimu, Mr. Suppasit". - Gulf Kanawut Traipipattanapong bxb🌈