15

1.4K 112 11
                                    

Gulf mengerjapkan matanya karena sinar matahari pagi ini masuk ke dalam kamarnya dan membangunkan dia dari tidur nyenyaknya.

Dia bangun kemudian membuka jendela kamar dan setelah menghirup udara pagi yang segar dia lanjut membereskan kamarnya dan sadar bahwa Mew sudah tidak ada di dalam kamar.

Gulf mengambil handphone nya yang berada di atas meja kemudian melihat pesan dari Mew yang mengatakan bahwa dia harus cepat-cepat ke kantor dan sengaja tidak membangunkannya sebab takut jika Gulf terganggu.

Namun ada salah satu pesan dari nomor yang tidak ia kenal dan mengirim lokasi untuk ia kunjungi. Dia teringat Kao yang mengajaknya bertemu dan melayaninya namun dia sangat tidak ingin melakukannya.

Akan tetapi ancaman Kao membuatnya takut jika suatu saat nanti Mew akan menderita jika dia tidak menuruti perkataan Kao.

Gulf berniat menemui Kao dan akan langsung menolak permintaannya. Dia kemudian mandi dan siap-siap pergi ke lokasi yang sudah dikirimkan Kao kepadanya.

"Ma, Gulf keluar sebentar ya ada yang perlu dibeli" ucap Gulf beralibi kepada mamanya yang sedang masak di dapur.

"udah izin sama Mew?" tanya mamanya memastikan karena jika Mew tidak tau, anaknya akan sangat marah.

Gulf terdiam sebentar kemudian dengan ragu ia mengangguk untuk meyakinkan mamanya.

"hati-hati nak" ucap mamanya kemudian Gulf mengangguk dan pergi keluar rumah dan menggunakan mobil yang kadang ia pakai bersama Mew.

Lokasinya cukup jauh membuat Gulf harus melajukan mobilnya sedikit lebih cepat karena dia sudah tau bahwa Kao menunggunya disana.

Akhirnya dia sampai di sebuah...

hotel?!

Kao benar-benar gila.

Gulf diam sebentar sebelum akhirnya dia masuk ke dalam hotel tersebut.

"Dengan Tuan Gulf Kanawut?" tanya seorang perempuan dengan pakaian pegawai hotel tersebut kemudian Gulf mengangguk.

"mari ikut dengan saya" ujar perempuan tersebut kemudian Gulf mengikutinya menuju lift kemudian tiba di salah satu depan pintu kamar.

Setelah pegawai wanita itu meninggalkannya kemudian pintu kamar pun terbuka oleh Kao yang tersenyum menyambutnya.

"silahkan masuk" ucap Kao namun Gulf hanya diam diambang pintu.

"saya gak akan pernah mau berhubungan sama kamu, dan jangan pernah kamu macam-macam sama p'mew" ucap Gulf sambil menunjuk wajah Kao dengan telunjuknya.

Kao hanya tersenyum melihat Gulf berbicara seperti itu kemudian dengan cepat Kao menarik tangan Gulf dan masuk ke dalam kamar.

"gak melayani sama dengan kamu ingin Mew menderita" ucap Kao memojokkan tubuh Gulf yang sudah menempel dengan dinding.

"saya gak takut sama ancaman kamu!" bentak Gulf namun Kao terus saja menertawakannya.

"bisa kita mulai sekarang baby?" Goda Kao meraba wajah Gulf yang langsung dia tepis dan ia dorong agar Kao menjauhinya.

"saya mau pulang" ucap Gulf namun Kao mempererat cekalan tangannya agar Gulf tidak pergi semudah itu.

"kamu gak akan pernah bisa pergi kemanapun, karena hotel ini milik saya" ujar Kao kemudian sedikit melempar tubuh Gulf ke kasur dan membuat dia terbaring dan dengan capat Kao menindih tubuhnya.

Gulf berontak dengan kedua tangannya berusaha menyingkirkan Kao yang sudah berada di atasnya dan tidak akan pernah membiarkan Kao menjajah tubuhnya.

"apa kamu lupa? saya sudah janji tidak akan melukai sesuatu yang berada di dalam perutmu, dan jika kamu setuju maka Mew akan sangat aman" Ujar Kao mengingatkan namun Gulf menggeleng.

"sebelum itu, saya akan membuat kamu memilih. Berhubungan denganku atau Mew menderita?" tanya Kao dengan wajah yang sudah sangat dekat dengan Gulf.

Sungguh Gulf hanya berfikir bagaimana dia bisa melarikan diri dari hotel tersebut dengan tidak melayani Kao terlebih dahulu.

"bibirmu terlihat menggoda dan aku perlu mencicipinya" tambah Kao kemudian dengan sangat cepat dia melumat bibir Gulf dengan kedua tangannya yang memegang kepala Gulf agar tidak berpaling darinya sedangkan Gulf berusaha memukul tangan Kao yang cukup berotot itu agar Kao melepaskan ciuman mereka.

Kao terus menghisap bibir bawah Gulf yang kenyal itu membuat Gulf tidak bisa berontak karena kepalanya dipegang oleh Kao. Matanya sudah memerah dan akhirnya meneteskan air mata membuat Kao berhenti dan melepaskan ciuman tersebut.

"APA KAMU PUAS?! HAH?!" Gulf meninggikan suaranya kemudian mengelap bibirnya dengan tangannya.

"belum" ujar Kao kemudian dia membuka satu persatu kancing kemeja yang Gulf pakai.

"tidak Kao! Ini keterlaluan! saya akan bilang sama p'mew" ujar Gulf namun Kao sama sekali tidak menghiraukan ucapan Gulf tersebut.

"TOLONGG" teriak Gulf dan Kao tertawa.

"saya lupa memberitahumu kalau setiap kamar di hotel ini kedap suara, simpan suara mu itu karena sebentar lagi aku akan membuatmu mendesah" ujar Kao yang sudah berhasil membuka baju Gulf.

"tenang saja, aku tidak akan membuat tanda di tubuhmu" tambahnya namun Gulf terus saja memukul Kao namun pria itu hanya melakukan aksinya dan memegang tangannya agar dia tidak berontak.

Kao yang sudah tidak tahan lagi kemudian menghisap nipple milik Gulf secara bergantian dan memainkannya dengan lidah liarnya.

Gulf berteriak sambil menahannya karena Kao bermain tanpa persetujuan dari dirinya. Dia hanya bisa menangis membayangkan Mew. Dia membutuhkan pria itu namun tidak ada cara untuk menghubungi Mew ketika sedang seperti ini.

"apa kamu tau caranya menungging?" bisik Kao setelah puas menjajah dada bidangnya dan memerosotkan celana yang Gulf pakai sampai pada betisnya.

Gulf tanpa menjawab yang langsung membuat Kao harus membalikkan tubuhnya dengan posisi yang Kao inginkan.

Kao dengan cepat langsung membuka seluruh pakaian yang ia kenakan dan menyiapkan gel pelumas untuk kejantanannya.

"ini tidak akan menyakiti bayimu, percayalah" ucap Kao sebelum akhirnya dia membuka selangkangan Gulf agar miliknya bisa masuk ke dalam sana.

Dan akhirnya Kao yang berhasilpun sedikit memaju mundurkannya dengan tenang. Tangannya dengan liar meraba nipple milik Gulf yang sedang menangis.

"mmhh, arghhh tolongg" Gulf terus saja berteriak namun tidak ada satu orangpun yang membantunya.

setelah puas, Kao membalikkan tubuh Gulf kemudian kembali memasukkan miliknya ke dalam lubang Gulf yang pipinya sudah basah karena air mata.

"tidak perlu menangis, aku masih bisa membuatmu berjalan dan pulang ke rumah" ucap Kao kemudian kembali memaju mundurkan miliknya dengan tempo yang pelan.

Setelah sangat puas, dia langsung mengeluarkannya dan mengambil sekotak tisu dan membersihkan cairan-cairan di area selangkangan Gulf dan juga lubangnya agar Gulf nyaman.

"KAMU BENAR-BENAR KETERLALUAN KAO!" ucap Gulf kemudian dia berdiri dan memakai pakaiannya kembali.

"aku sudah puas sekarang, sampai bertemu lagi" ucap Kao sambil mengelap pipi Gulf yang berlinang air mata karena pria itu sedang mengancingkan kemejanya.

Gulf dengan cepat langsung mengambil tisu dari tangan Kao dan mengelap wajahnya sendiri kemudian langsung pergi meninggalkan kamar tersebut walaupun lubangnya masih terasa perih namun dia masih bisa berjalan untuk kembali ke rumah.

Gulf memukul setir mobil sambil menangis mengingat kejadian yang baru saja terjadi. Tak lama kemudian handphone nya berbunyi menandakan sebuah pesan masuk dan setelah dia lihat, Kao mengirimkan dia sebuah pesan bahwa Kao tidak akan pernah membocorkan rahasia tersebut.

"P'mew aku minta maaf" lirih Gulf sambil menangis.

Dengan emosi, Gulf melempar handphone nya ke jok di sampingnya kemudian melajukan mobilnya untuk kembali pulang ke rumah.

•••

2. Thank You My Dear | Mewgulf ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang