Hari pernikahan pun telah tiba, setelah siap dengan setelan pernikahannya Gulf kini merasakan jantungnya tidak aman karena terus berdetak lebih cepat dari biasanya.
Dia berulang kali menghela nafas kemudian menghembuskannya berusaha untuk membuat dirinya tenang. Namun tetap saja rasa gugup itu menghantui dirinya. Terlebih lagi setelah dia mengintip dan menemukan fakta bahwa tamu undangan sudah duduk dengan khidmat menyaksikan betapa sakralnya pernikahan Mew dan juga Gulf.
Dekorasi yang bernuansa putih itu cukup menghipnotis mata semua yang datang ke acara pernikahan mereka. Semua orang sepertinya turut berbahagia atas pernikahan Mew dan Gulf ini membuat mereka senang melihatnya.
"Are you ready baby?" bisik Mew di telinga Gulf kemudian Gulf menoleh dan menghadap Mew lalu tersenyum.
"Yes, I'm ready" jawab Gulf kemudian Mew tersenyum karena jawaban Gulf dan hendak mencium bibirnya namun Gulf langsung menghadangnya menggunakan tangan dia.
"Gak sekarang phi" ujar Gulf kemudian Mew mengangguk pasrah.
Acara pernikahan pun dilangsungkan namun keadaan diluar gedung sepertinya tidak baik-baik saja.
"Maaf, tapi kalian tidak memiliki kartu undangan" Ujar security yang menjaga di luar.
"Saya mamanya Gulf! Jangan halangi jalan saya!" bentak perempuan itu yang nyatanya adalah mama dari Gulf.
And wanita disebelahnya...
Jessi.
Jessi lah yang sudah mencari tahu latar belakang keluarga Gulf dan menemukan mamanya demi menghancurkan hubungan Mew dan Gulf karena dia tidak rela jika Mew nya diambil oleh Gulf.
"Tunggu saja diluar, karena sebentar lagi acara pernikahan akan segera selesai" ujar security.
"gak ada hak kamu buat nyuruh-nyuruh saya! saya mamanya Gulf dan saya berhak masuk ke dalam!" jawabnya lagi namun tetap saja security itu sangat patuh terhadap ucapan Mew yang menyuruhnya untuk tidak membiarkan masuk orang yang tidak memiliki kartu undangan.
Jessi dan mamanya Gulf semakin kesal dan hanya bisa berdiam di luar gedung sampai acara pernikahan tersebut selesai.
"Kita pake cara kedua" ujar Jessi sambil memperlihatkan sebuah pistol di tasnya.
Ternyata dia sudah menyiapkan semuanya demi hancurnya hubungan Mew dan Gulf. mama Gulf mengernyitkan kening bingung untuk apa Jessi membawa pistol?
"jangan tembak Gulf" ujar mama Gulf kemudian Jessi menggelengkan kepala.
"Mew?" tanya nya lagi dan Jessi menggelengkan kepala dan memastikan apakah dia akan menembak Mew.
"Up to you" ujar mama Gulf kemudian mereka mencari tempat bersembunyi dan menunggu semuanya keluar gedung.
Sebenarnya Jessi mencintai Mew namun dia sudah dibutakan akan perasaannya itu dan memilih menembak orang yang ia cintai. Akan tetapi sebuah senyuman jahat di wajah Jessi membuat dia berfikir bahwa dia tidak akan sebodoh itu.
Dia akan tetap menembak Gulf demi mendapatkan Mew dan mengkhianati mama Gulf yang terlihat fokus melihat ke depan.
Tak lama kemudian, Mew dan Gulf keluar diikuti keluarga Mew serta para tamu undangan di belakangnya. Kini saatnya Jessi mengarahkan pistol tersebut namun beruntungnya Mew jeli dan memperhatikan sekitar. Dia langsung menghadang tubuh Gulf saat Jessi melepaskan peluru yang mengarah pada Gulf.
Suara tembakan tersebut membuat semua orang panik ditambah jas putih Mew yang bercucuran darah di bagian perut yang refleks Mew pegang hingga jatuh ke tanah.
Jessi langsung menarik tangan mama Gulf melarikan diri dari sana dan tidak ada yang tahu perihal siapa yang melakukan hal sekejam itu pada Mew.
"Phi! Phi Mew!" teriak Gulf setelah Mew tidak sadarkan diri.
Air matanya langsung menetes memeluk tubuh Mew. Mamanya menjerit melihat anak laki-lakinya bercucuran darah dan berusaha membangunkannya namun nihil. Mereka semua tidak bisa berkata apa-apa karena kaget dengan apa yang terjadi di hari pernikahan Mew dan Gulf.
"APA YANG KALIAN LIHAT?! SIAPKAN MOBIL!" teriak Papa Mew yang marah karena tamu undangan hanya mengerubungi mereka saja.
Salah satu karyawan kantor Mew kemudian menyiapkan mobil dan menggotong tubuh Mew masuk ke dalam mobil untuk dibawa ke rumah sakit.
"Phi Mew tahan sebentar phi" ujar Gulf ketika mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Walaupun Mew terlihat tidak sadarkan diri, Gulf yakin pasti Mew mendengarnya dan dia tidak mungkin menyerah secepat itu.
Setibanya di rumah sakit, Mew langsung ditangani oleh Dokter yang memang kenalan papanya dan berharap anaknya baik-baik saja. Mey memeluk Gulf yang menangis sedari tadi menunggu Mew yang sedang ditangani oleh Dokter.
"Phi Gulf, Phi Mew bakal baik-baik aja kok phi. Percaya sama Mey" ujar Mey yang menenangkan Gulf. Dia juga ikut menangis membayangkan kakaknya sendiri sedang berjuang di dalam sana.
Karena mamanya sangat shock, Mey menyuruh papanya untuk mengajak mamanya ke suatu tempat dan menenangkannya. Mey bisa menunggu dengan Gulf apabila ada sesuatu terjadi pada Mew.
"Phi, aku ke toilet sebentar ya" izin Mey kemudian Gulf mengangguk.
"Apa disini ada keluarga tuan Mew?" tanya dokter yang keluar ruangan bersama dua orang suster.
"Saya...
"Mohon maaf, apa anda keluarga Tuan Mew?" tanya dokter lagi untuk memastikan.
"Saya, te....
Gulf bingung harus menjawab apa namun untungnya papa Mew datang dan langsung berbicara dengan dokter. Sangat kejam jika dia hanya mengatakan bahwa dia temannya Mew bukan?
"Dok, kenapa dengan anak saya?" tanya Papa Mew yang langsung datang bersama istrinya.
"Bisa ikut saya ke ruangan pak?" tanya dokter kemudian papa Mew mengangguk.
Mamanya menatap Gulf kemudian memeluknya dan kembali menangis di pelukan Gulf.
"Mohon maaf, Tuan Mew belum bisa di jenguk karena harus ada penanganan kembali" ujar suster tersebut kemudian mama Mew dan Gulf mengangguk.
Pelurunya cukup dalam dan harus dilakukan operasi yang sedikit besar secepat mungkin. Namun untungnya peluru tersebut tidak merusak organ dalam Mew, begitulah penjelasan dokter dan papanya langsung menyetujuinya dan menyuruh pihak rumah sakit melakukan hal yang terbaik demi kesehatan anak laki-lakinya.
Setelah cukup lama mereka menunggu, akhirnya operasi tersebut selesai dan berjalan lancar namun Mew belum sadarkan diri. Gulf sudah tidak tenang dan ingin melihat Mew ke dalam ruangan rawat namun Dokter mengatakan harus menunggu dua jam lagi untuk masuk ke dalam.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Thank You My Dear | Mewgulf ✓
Hayran KurguSecond story❗ "Terimakasih telah mengajarkan ku apa arti cinta yang sesungguhnya. Aku juga akan selalu mencintaimu, Mr. Suppasit". - Gulf Kanawut Traipipattanapong bxb🌈