page V

905 50 0
                                    

Salsa meregangkan otot-ototnya, tangannya tidak sengajak menabrak beda keras. Ia keluar dari balik persembunyiannya dan melihat apa itu, ia menutup kedua mulut saat melihat wajah Rey yang tertidur pulas di sebelahnya.

Dengan cepat ia kembali ke dalam persembunyiannya, ia mertuki dirinya didalam sana.

“what?! Sejak kapan dia disana?" Tanya Salsa pada dirinya sendiri.

“apa.. apa yang aku sentuh tadi? Wajahnya? Atau..” Salsa hendak berteriak frustasi.

“apakah aku gila? Bagaimana jika aku berangkat kerja sekarang saja?” Salsa mengangguk setuju setelah memikirkan rencananya.

“mengapa kamu sangat ribut pagi ini?” ucap Rey pada Salsa dan ikut masuk ke dalam selimut.

“hah?” Salsa ber-hah saat menoleh ke arah suara Rey, ia langsung keluar dari balik selimutnya. Ia langsung turun dari kasurnya dan berdiri di pinggir kasurnya, ia melihat Rey yang sedang rebahan disana tanpa menggunakan atasan pakaian. Salsa mengalihkan pandangannya ke sembarang arah dan berkata “saya ada jadwal pagi hari ini, saya berangkat kerja dulu” ucap Salsa berlari menuju kamar mandi, namun ia kalah cepat dengan langkah besar Rey.

Rey dengan cepat melompat dari kasurnya dan berlari cepat untuk menahan pintu kamar mandi, Salsa terkejut saat mengetahui Rey dibelakangnya.

“saya bisa telat nanti” ucap Salsa pada Rey tanpa melihat wajahnya.

“emang siapa yang ngizinin kamu kerja hari ini?” ucap Rey yang sukses membuat Salsa bergidik ngeri mendengar suara berat yang tepat ditelinganya.

“pa maksud?!” tanya Salsa refleks dan menghadap ke arah Rey yang sedang mengunci pergerakannya.

“besok Nini ulang tahun, mamah sama papah ga bisa hadir karena masih di Swiss. Jadi ga mungkin dong kita ga hadir juga? Kamu mau Nini sedih?” ucap Rey pada Salsa, Salsa sedang membandingkan hal tersebut dengan pekerjaannya.

Kalau aku ga kerja hari ini masih ada dokter yang gantiin, tapi kalo aku ga hadir di ulang tahunnya Nini yang gantiin jadi istri dia siapa? Batin Salsa.

“ga usah banyak mikir nanti cepat tua, saya ga mau punya istri tua yang ga sesuai sama umur” ucap Rey yang membuat Salsa sangat kesal.

“brengsek lo!” ucap Salsa lalu mendorong tubuh Rey. Rey tersenyum puas melihat ekspresi wajah Salsa, ia merasa menang akhir-akhir ini walaupun ia tidak jadi healing ke luar negri; gapapa istri lebih buat healing.

🌜

Mereka berdua kini sudah berada didalam mobil, mobil tersebut dikendarai oleh supir pribadinya Rey.

Didalam mobil mereka hanya berdiam diri, Rey sibuk dengan kerjaan yang ada di laptopnya sedangkan Salsa sibuk berbicara di ponselnya dan menanyakan tentang perkembangan pasien-pasiennya. Rey tidak suka kebisingan namun ia menoleransi hal itu karena ia mengerti profesi Salsa sebagai seorang dokter, entahlah Rey banyak mengalah jika itu Salsa dan itu sangat langkah terjadi pada seorang Reyhan Azwira Yasir.

Setelah berbicara diponselnya ia lanjut dengan chatingan diponselnya bersama Vero, sesekali Salsa tersenyum melihat layar ponselnya tersebut. Rey melirik Salsa dan melihat hal itu

“bisa lebih cepat lagi ga pak? Mobil ini tidak seperti biasanya, apakah ac-nya tidak berfungsi?” ucap Rey pada supirnya.

“baik tuan, ac-nya sudah menyala dan tidak ada yang salah dengan mobil tuan. Saya merawat mobil tuan seperti biasanya tuan” ucap supir itu pada Rey.

“baiklah, fokus menyetir saja” ucap Rey lalu mendapat anggukan dari supirnya.

Salsa menyunggingkan bibirnya merasa benci dengan Rey yang sangat tempramental, ia menggelengkan kepalanya dan memilih untuk tidur saja selama perjalanan.

Symphony Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang