page II

1.7K 70 0
                                    

Hari berganti pagi, setelah operasi itu badan Salsa semangkin sakit rasanya tubuhnya akan temui hari ini juga. Ia seperti bekerja 24 jam, memang tadi malam bukanlah shiftnya tapi bagi dokter jika ada pasien mendadak shift maupun tidak shift adalah sama saja.

Salsa meraih ponselnya didalam jas dokter miliknya dan melihat isi layar home desktopnya.

‘36 panggilan tidak terjawab dari Rey’ batinnya melihat itu, keningnya mengerut seketika. Tidak lama notif masuk ke dalam ponselnya lagi.

‘pulanglah, aku dengar kau melakukan operasi tadi malam. Pasti sangat lelah, kau bisa minta temanmu mengganti shiftmu. Istirahat yang nyaman di rumah ^_^’ begitulah pesan dari dokter Vero. Salsa tersenyum singkat membaca pesan dari dokter Vero lalu segera beranjak dari sofa tersebut dan keluar dari ruangan itu. Tadi malam dokter Vero sempat memarahi Salsa karena memang itu adalah kesalahan Salsa, ia membedah pasien ditempat yang tidak steril bahkan posisi Salsa masih dokter koas; namun dokter Vero memaklumi sikap Salsa, jika Salsa tidak melakukan pertolongan pertama maka pasien itu bisa kehilangan nyawanya.

Ia berjalan melewati koridor rumah sakit, ia menguncir rambutnya semabri berjalan lalu melewati teman-temannya yang sedang tugas.

“oh? Saa?.. bukankah kau masuk siang hari ini?” tanya Kanaya temannya seperjuangan sejak masa kuliah tersebut.

“ohh iyaa, eh iya nay shift malam siapa?” Salsa ber-oh ria lalu bertanya pada Kanaya.

“hmmm Amel kalo ga salah, ehh lu adaa operasi ya tadi malam” jawab Kanaya lalu bertanya pada Salsa.

“iya, jadi pendamping dokter Vero. Kalo gitu gue duluan ya nay” ucap Salsa lalu izin pada Kanaya temannya itu.

“ohh baiklah, aku juga duluan yaa” ucap Kanaya lalu pergi meninggalkan Salsa.

🌜

Sesampainya di rumah, Salsa langsung merebahkan dirinya di kasur empuk miliknya. Tidak perlu waktu lama matanya sudah tertutup kembali, ia bahkan tidak sarapan karena yang ia perlukan saat ini adalah tidur.

Ia tidak menelepon balik Rey karena ia merasa Rey tidak penting untuk saat ini, ia membuka ponselnya hanya untuk membalas pesan dari dokter Vero lalu tidak membukanya lagi.

Salsa tertidur cukup nyenyak, untuk kali pertama Salsa tidur di pagi hari seperti ini. Bahkan orang tuanya tidak berani berkomentar tentang putri mereka, karena terlihat wajah Salsa cukup lelah.

Merasa sudah cukup untuk mengisi energi tubuh, Salsa terbangun dari tidurnya. Sekarang menunjukkan pukul 11.05 wib, Salsa menatap ke arah langit-langit kamarnya lalu meraih ponselnya di nakas yang berada di samping tempat tidurnya tersebut.

‘kau tidak ingin menyapa aku? Aku sudah dua jam menunggumu, dan basa-basi dengan orang tuamu?’

‘kau tidak mau bangun?’

‘apa kau kebo?’

‘ohh iya kemana kau semalam?’

‘aku minta maaf soal itu, tapi kau tidak apa-apa kan? Baguslah’

‘aku dengar dari orang tuamu kau pulang tadi pagi, apakah kau kencan malam hingga pagi?’ begitulah isi pesan dari Rey, sangat berbanding seribu kali lebih baik dokter Vero saat mengirim pesan.

‘jangan lupa untuk sarapan caa.., sampai ketemu di rumah sakit\(^o^)/’ itulah isi pesan dari dokter Vero, terlihat sopan dan enak untuk dibaca.

Lagi dan lagi, Salsa hanya membalas pesan dari dokter Vero saja setelah itu ia keluar dari kamarnya menuju dapur untuk makan siang. Mandi? Nanti aja pas mau berangkat kerja.

Symphony Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang