page XXIV

823 43 1
                                    

Papah Salsa menyambut dengan baik kedatangan Rey ke acara makan malam keluarganya, dan Salsa mengetahui hal itu dari papahnya; ia tidak mengatakan apapun dan bersikap biasa saja.

Makan malam pun berlangsung, hanya ada 4 orang di lingkaran meja makan tersebut; hanya ada kedua orang tua Salsa, Rey dan juga Salsa sendiri. Salsa duduk di samping Rey dikarenakan permintaan papahnya tersebut, ia harus menjaga etika saat berada dimeja makan.

Salsa makan dengan damai tanpa mengeluarkan suara, ia sungguh cuek terhadap kehadiran Rey malam ini..

Hingaaa “ekhem!” papah Salsa berdehem untuk menegur Salsa, Salsa yang mendengar deheman papahnya tersebut pun menoleh.

Ia melihat papahnya yang memberikan kode kepada Salsa untuk menuangkan Rey air, Salsa pun menurutinya.

Rey hanya bisa melihat Salsa tanpa berani mengajak Salsa berbicara, ia hanya bisa memandang Salsa; atensinya melihat ke bekas jahitan dilengan kiri Salsa. Ia mengerutkan keningnya melihat itu. Salsa yang menyadari bahwa Rey melihat tangannya, dengan cepat ia menyembunyikan tangannya tersebut.

Setelah selesai makan, orang tua Salsa meminta mereka untuk mencari udara segar diluar, lagi dan lagi sebagai anak yang sangat menuruti perkataan orang tuanya; Salsa pun mengajak Rey untuk berjalan-jalan di sekitar halaman belakang rumahnya.

Salsa terus memegang tangan kirinya dan menyembunyikan, ia berjalan lebih awal dibandingkan Rey yang tertinggal dibelakang.

Rey merasa bahwa itu sangat jelas, ia melihat Salsa sedang menutupi hal serius yang membuat ia penasaran. Ia melihat Salsa yang berjalan lebih unggul di depannya, ia menyusul Salsa dan meraih tangan kiri Salsa. Ia menaikkan lengan baju Salsa yang menutupi lengannya tersebut, dan seperti yang Rey lihat itu benar adanya.

“ini kenapa?” tanya Rey dengan tatapan serius dan menatap Salsa dengan dalam.

“paan sih lo?! Ga usah ngurusin hidup orang” Salsa sangat kesal dengan sikap Rey, ia berusaha untuk melepaskan tangannya dari genggaman tangan Rey.

“jawab saya, ini bekas jahitan apa?” Rey tampak menahan emosinya.

“kalo lo tau lo bakal ngapain?” ucap Salsa dengan membalas tatapan Rey.

“JAWAB SAYA SALSA ALITSHYA AURORA!” Rey sudah benar-benar tidak bisa menahan emosinya dan meledakkannya, ia sangat kesal kepadanya Salsa yang terus mengelak dari pertanyaannya. Ia merasakan sakit saat melihat bekas jahitan tersebut namun Salsa tidak menjawabnya dengan benar.

“anda baru saja membentak saya? Anda penasaran dengan luka ini?” Salsa terkejut dengan bentakkan Rey, sebenernya Rey tidak membentak hanya saja ia sedang tegas terhadap Salsa.

“ANDA INGIN TAU IYA BAPAK REYHAN AZWIRA YASIR?! LUKA INI, LUKA YANG ANDA INGINKAAANNNN!!!!” Salsa membalas Rey dengan teriakannya, air matanya jatuh dari genangan tanpa ia sadari.

“yang saya inginkan?” tanya Rey merasa heran dengan perkataan Salsa.

“iyaa, apakah anda sekarang akan terkejut atau apa?” ucap Salsa menatap Rey dengan sinis.

“saya tidak pernah menginginkan kamu terluka dan bahkan tidak akan membiarkan kamu terluka” Rey mengatakan hal tersebut dengan sungguh-sungguh, ia sungguh tidak mengerti dengan maksud dari perkataan Salsa padanya.

“anda memang tidak menginginkannya namun anda lah yang membuat luka tanpa anda sadari” setelah mengatakan itu Salsa menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Rey yang melihat hal tersebut dapat merasakan kehancuran Salsa, ia membawa tubuh Salsa ke dalam pelukannya; ia memberikan pelukan hangat untuk Salsa ia merasa bahwa perkataan Salsa ada benarnya.

Symphony Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang