page XXVI (END)

1.7K 51 7
                                    

"Dion ingin menikahi pacar Dion, mohon restunya" ucap Dion tiba-tiba yang membuat semua orang terkejut.

Semua atensinya melihat wajah Dion yang penuh keseriusannya tersebut, kabar ini benar-benar membuat semua orang terkejut pasalnya Dion mengatakan bahwa ia tidak pernah tertarik pada pernikahan sama sekali.

"bang? Ga MBA kan?" tanya Gerald yang mengeluarkan isi pikirannya setelah mendengar perkataan abangnya tersebut.

"ya ga lah! Apa-apaan coba, abang nikah atas dasar sama-sama cinta" Dion berkata dengan menegaskan setiap kata-katanya.

"kamu serius kan bang?" tanya mamah Salsa semabri melihat tiap-tiap inci wajah anaknya.

"seriuslah mahh, Dion ketemu sama Catherine pada saat Dion jadi tamu di kampus Catherine" ucap Dion meyakinkan keluarganya.

"wahhh, hebat nih kak Catherine bisa-bisanya luluhin kulkas asli kutub Utara ini" ucap Salsa lalu bersandar pada Gerald, mereka sama terkejutnya.

"pahh.... Bolehkan Dion ngenalin calon menantu papah?" tanya Dion dengan lembut memastikan papahnya.

Papah Salsa adalah orang yang tegas, ia sudah menentukan menantunya sendiri untuk anak-anaknya. Sama seperti Salsa yang tidak dapat menolak, karena takut seperti abangnya yang setiap akan dijodohkan malah pergi ke negara lain. Suasana cukup tegang menunggu jawaban papah mereka, Dion sudah menerima konsekuensinya jika papahnya menolak maka siap tidak siap ia akan mencoba melupakan kekasihnya yang sangat ia cintai tersebut.

Papah mereka menatap Dion dengan tatapan dingin, kemudian meraih tissue dan membersihkan mulutnya yang baru saja selesai makan.

Kepala keluarga Aurora berdehem yang membuat suasana tenang tanpa suara.

"sebesar apa cinta kamu pada wanita itu?" tanya papah mereka dengan serius.

"sebesar rasa tanggung jawab Dion sebagai anak papah" jawab Dion semabri menundukkan kepalanya.

"bagaimana jika papah tidak setuju?" tanya tuan Aurora yang membuat Dion mengangkat kepalanya.

Ia menjawab dengan suara gemetar namun tetap terdengar tegas "mau tidak mau, siap tidak siap Dion akan mencoba melupakan Catherine. Walaupun harus merelakan banyak hal, Dion akan tetap mendengar perkataan papah" ucapnya dengan nada yang tegas semabri merobek tissue yang ia sembunyikan dibawah meja makan untuk pelampiasannya.

"hahah, baiklah lupakan dia" dan dengan gampangnya papah mereka mengatakan itu.

"lupakan wanita itu sebagai kekasihmu, bawa dia kesini dan segera jadikan dia menantu papah. Jadikan ia istrimu nak, kamu berhak memilih atas hidupmu” seketika suasana tegang terpecahkan, Dion yang mendengar perkataan papahnya tersebut masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

"pahh?" panggil Dion menatap papahnya dengan tatapan senduh.

"nanti papah akan bicara dengan om Wilson untuk membatalkan perjodohan antara kamu dan anak sulungnya" ucap papah mereka dengan senyuman.

"papahh...." Dion yang tidak pernah menetaskan air matanya hanya karena hal seperti ini kini meneteskan air matanya, ia berjalan memeluk papahnya dan mencium tangan papahnya. Suasana haru menyelimuti ruangan tersebut, Salsa yang terharu melihat hal tersebut kini memeluk suaminya, sedangkan Gerald menangis kejer melihat hal tersebut karena ia memikirkan bahwa selanjutnya adalah dirinya, ia menangis di pelukan Novan yang cukup tertekan.

Mamah mereka ikut menangis mendengar perkataan suaminya, mamah Salsa pernah berada di titik ingin menyerah dan meninggalkan papah Salsa karena sikap papah Salsa yang sangat keras terhadap anak-anak mereka; bahkan Salsa harus merasakan perjodohan yang tidak bisa Salsa tolak.

Symphony Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang