page XV

644 39 2
                                    

Hari ini mereka akan berkunjung ke rumah keluarga Salsa karena ada pekerjaan antara Nini dan juga papah Salsa, mereka tiba di kediaman Salsa sekalian bersilaturahmi juga.

Kedua Abang Salsa kebetulan juga masih berada dirumah mereka, jadi mereka berkumpul diruang keluarga; sedangkan papah Salsa dan Nini sedang berada di ruang kerja papah Salsa.

"apa kabar dek?" Gerald bertanya sembari menatap Salsa.

"baik" jawab Salsa dengan singkat.

"kamu Rey, gimana kabarnya?" kini Gerald bertanya pada Rey.

"baik kok bang, abang gimana?" Rey menjawab dengan sopan pada Gerald.

"oh iya mah, Salsa mau tanya sesuatu" Salsa bertanya pada mamahnya setelah mengingat sesuatu.

"mau nanya apa? Tanya aja" mamah Salsa merespon dengan sangat baik.

"Salsa penasaran dengan satu hal, kenapa Salsa ga ingat jelas masa kecil Salsa" Salsa bertanya karena penasaran.

Mendengar pertanyaan Selasa Dion tidak sengaja terbatuk saat sedang meminum tehnya, ia izin pada orang yang ada disana untuk pergi sebentar.

"hah?... Ohh ituu, mungkin kamu lupa. Waktu kecil ada sedikit kecelakaan" dengan ragu mamah Salsa menjawab pertanyaan dari Salsa.

"kecelakaan? Kecil? Kok Salsa ga ingat?" Salsa cukup terkejut bahwa ia pernah mengalami kecelakaan.

"kecelakaan itu udah lama, dan dokter mendiagnosis kamu sebagai Retrograde amnesia" mamah Salsa tidak kuat untuk melanjutkan ceritanya.

"mah?" Salsa memanggil mamahnya yang sudah mengeluarkan air mata.

"karena kecelakaan itu bang ghibran meninggal untuk nyelamatin kamu" Dion menyelutuk yang membuat Salsa semangkin bingung.

"ghibran siapa?" tanya Salsa pada Dion.

"Dion" mamah Rey menegur Dion untuk berhenti membahas ghibran.

"ghibran kakak sulung kita yang nyelamati kamu waktu kamu jatuh ke danau dekat panti" Dion benar-benar berpikir bahwa Salsa harus tau yang sebenarnya tentang selama ini yang keluarga mereka berusaha untuk tutupin ini.

"danau?" gumam Salsa seketika kepalanya benar-benar sakit, sakit sekali sehingga ia susah bernafas.

Ngingggggg suara tersebut sangat nyaring ditelinganya, sangat sakit dan menyiksa. Ia memegang kepalanya dengan kedua tangannya, nafasnya tersengal-sengal seakan rongga mulut menyempit sehingga ia sulit bernafas.

"yangg" Rey menyadari bahwa Salsa tidak baik-baik saja lalu bertanya pada Salsa namun Salsa tidak merespon.

"sayangg?" Rey tetap berusaha untuk memanggil Salsa.

Ingatan Salsa bagaikan kaset rusak yang berputar dengan alur acak yang membuat dirinya sangat ketakutan dan sulit bernafas, seorang gadis kecil yang menggunakan dres coklat mungil tersebut jatuh ke dalam danau karena ingin meraih bebek yang tercekik kayu. Seorang pria kecil dengan orang dewasa, gelang, turun dari mobil. Terlihat seperti movie acak, Salsa kesulitan untuk mengontrol nafasnya dan berakhir mimisan.

Rey melihat darah yang lagi-lagi keluar dari hidung Salsa, ia menampung wajah Salsa yang membuat tangannya berlumuran darah. Rey ke trigger oleh sesuatu yang membuatnya terus menatap tangannya yang berlumuran darah, ia melawan kelemahannya dan fokus pada Salsa saja. Kata terakhir yang Salsa katakan sebelum benar-benar pingsan adalah "gelang".

🌜

Salsa terbaring lemas di atas kasur VVIP rumah sakit milik Rey, Salsa sudah tiga jam sejak kejadian itu belum sadarkan diri.

Symphony Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang