page III

1.1K 60 1
                                    

Salsa baru saja tiba di rumah sakit, ia mendapatkan shift malam karena seharusnya menjaga pada shift siang namun temannya dan ia sepakat untuk bertukar jadwal.

Kini Salsa hanya membantu pasien yang baru saja mengalami kecelakaan dan mendapatkan luka yang tidak serius namun luka tetaplah luka yang harus di obati, ia membersihkan luka pria remaja tersebut yang masih berpakaian sekolah pada jam segini.

“ekhem, Sa lagi sibuk ya?” ucap seseorang dari belakangnya. Ia menoleh dan melihat siapa orang tersebut, orang tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah dokter Vero.

“hm enggak kok dok, setelah ini udah selesai” ucap Salsa semabri memberikan salep pada remaja itu dan selesai.

Setelah mengobati luka remaja tadi, Salsa menemui dokter Vero diruangannya. Ia mengetuk pintu ruangan dokter Vero lalu masuk ke dalam, terlihat dokter Vero yang tersenyum manis pada Salsa lalu memperlihatkan dimple miliknya.

“duduk saa, lagi ga ada pasien kan?” ucap dokter Vero pada Salsa dan ia hanya menurut.

“hmm dok soal semalam jangan salah paham yaa, dia emang calon suami saya tapi versi yang beda kok. Dengan artiannya kami menikah untuk menjadi teman” jelas Salsa pada dokter Vero.

“oh iya teman, teman hidup kan? Hehe” batin Vero sejenak.

“o-oh, tapi kenapa kamu menjelaskan pada saya?” dokter Vero cukup canggung lalu bertanya pada Salsa.

“aaaa... Itu.. biar tidak salah paham aja” ucap Salsa yang tidak mengerti dengan dirinya sendiri.

“oh begitu yaa, oh baiklah. Kapan kalian akan menikah?” tanya dokter Vero pada Salsa.

“hari Minggu tepat Minggu depan” jawab Salsa.

“secepat itu?!” tanya dokter Vero dengan nada yang terkejut.

“i-iya, orang tua kami yang mengaturnya kami hanya mengikuti apa orang tua kami inginkan” ucap Salsa menjawab pertanyaan Vero.

“perjodohan?” tanya dokter Vero semabri mengerutkan keningnya.

“yaa bisa dibilang begitu” jawab Salsa setuju dengan pernyataan Vero.

“ohh iyaa, saya dengar kamu juga donatur dari panti asuhan kemuning juga ya?” tanya dokter Vero pada Salsa.

“oh itu, iyaa. Saya menyayangi mereka seperti adik saya sendiri, mereka memerlukan kasih sayang orang yang benar-benar tulus. Ada apa? Apakah dokter juga?” ucap Salsa semabri bercerita tentang anak-anak itu lalu bertanya pada dokter Vero.

“iyaa saya baru saja berdonasi dan bermain bersama mereka, mereka adalah anak-anak yang baik” ucap dokter Vero mengingat kebahagiaannya saat bersama dengan anak-anak panti.

Mereka berbincang-bincang dengan cukup akrab, keduanya sudah mengenal sejak masa kuliah. Dokter Vero adalah senior tingkat Salsa, dokter Vero juga adalah orang yang ikut mengospek Salsa saat masih menjadi maba. Kini keduanya kembali bertemu, bukankah itu sebuah plot twist kehidupan?

🌜

Satu Minggu kemudian.

Aula pernikahan diatur dengan sangat mewah, nuansa putih serta keemasan membuat aula pernikahan tersebut tampak mewah dan megah.

Sementara itu di ruangan make up pengantin.

Seorang wanita yang akan menjadi seorang istri kini duduk di kursi rias, disekelilingnya banyak orang yang akan membantu dirinya untuk tampil cantik hari ini. Mulai dari tataan rambut, nail art, serta make up semua sedang dikerjakan secara bersamaan oleh orang yang sudah berbakat di bidang tersebut.

Symphony Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang