Kali ini, janji terucap dalam ruang hatiku
Yang telah kau lakukan, cukuplah sampai di sini
Datang saat luka masih merayapi jiwa
Belum ditemukan obat untuknya
Senyummu memenuhi detikku
Perhatianmu, godaan yang meruntuhkan
Goyah oleh luka yang membekas, terlalu sulit tuk sembuh
Goyah di hadapan dinding yang ku bangun
Untuk menahan jarak dari yang dekat tuk menyentuh
Kau bukan sekadar yang kuharapkan, melainkan yang kubutuhkan
Mungkin kau calon terakhir cinta di hari-hariku
Hari demi hari, keistimewaan dalam tindakanmu menguatkan keyakinanku
Hingga hatiku tumpah ruah tuk menyerahkan segalanya
Engkau, rumahku, pelabuhan atas perjalanan panjangku
Namun, kau berbuat hal yang tak terduga
Sangat bodoh, sungguh bodoh
Hingga aku tak menyangka akan perlakuanmu
Mengapa kau menghilang?
Mengapa kau pergi saat kau adalah rumahku?
Mengapa kau meninggalkanku saat kau adalah pelabuhan terakhirku?
Mengapa kau tak memilihku?
Mengapa kau kembali padanya yang pernah melukaimu?
Pernahkah kau pikirkan bagaimana akhir cerita kita?
Mungkin perjalanan kita salah sejak awal
Salah karena aku mengenalimu
Salah karena aku merasa peduli
Salah karena aku pernah percaya
Salah karena kau kubuat cinta terakhir
Salah karena aku salah memilih pelabuhan terakhir
Luka lama sembuh karena kau adalah obatku
Namun, kini kau luka yang tak pernah henti melukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eksplorasi Kata
Poetry"Eksplorasi Kata" adalah sebuah kumpulan puisi yang mengajak pembaca untuk menjelajahi kekuatan dan keindahan kata-kata. Puisi-puisi dalam "Eksplorasi Kata" menggali berbagai tema, mulai dari cinta, kehidupan, alam, hingga perjalanan jiwa. Setiap pu...