Eps. 08 : Take Care of You

7.4K 672 112
                                    









***Warning!!!***








Kicauan burung dan sinar mentari yang menyelinap masuk kedalam kamar itu membuat seseorang yang masih tidur menggeliat tak nyaman. Dia merenggangkan tubuh hingga tulang-tulang itu berbunyi membuat Renjun tertawa kecil melihatnya. Dirinya yang sudah lama bangun pun hanya duduk dipinggiran jendela memperhatikan bagaimana Haechan bangkit meski dengan mata yang masih terpejam.

Sigma itu menguap dan mengacak rambutnya; serta perlahan membuka matanya. Hal pertama yang ia jumpai adalah senyum secerah mentari milik Renjun. Omega itu bagai matahari terbitnya, yang langsung ia lihat pertamakali setelah bangun dari alam mimpi.

Haechan lalu mencari celana dan memakainya. Ia langkahkan kakinya menuju Renjun.

Begitu sampai dihadapan sang Omega, Haechan lantas memeluk tubuh mungil itu yang ternyata begitu pas untuknya dan Renjun meletakkan kepalanya pada bahu yang begitu nyaman baginya. Mereka saling memberi kehangatan dipagi hari yang dingin.

Haechan menangkup wajah Renjun, disisihkannya rambut hitam yang menghalangi keindahannya. Ia tersenyum sebelum mencium dan melumat lembut bibir Renjun.

"Kapan kamu bangun?" Ucapnya setelah melepas pagutan itu, "Aku rasa sudah sejam yang lalu." Haechan menghela kemudian.

Pria China itu lalu menundukkan kepala, "Maafkan aku, sajangnim."

"Panggil namaku."

Renjun lantas mengangkat kepalanya, "Apa?"

"Kau tuli, ya?" Haechan terkekeh gemas karenanya, "Panggil namaku saat hanya ada kita berdua."

"T-tapiㅡ"

Ucapan Renjun terpotong saat bibir Haechan kembali menyentuh bibirnya, "Panggil namaku." Ucapnya dengan penuh penekanan, seakan dia tidak suka mengulang kalimat yang sama.

"Haechan..." Lucu sekali. Lidahnya seperti kaku saat mengucap nama itu, belum terbiasa saja si Omega itu, "Maafkan aku."

Haechan mengusap pipi Renjun, "Apa yang kamu lakukan?"

"Aku yang salah, seharusnya kamu tidak melakukan ini padaku." Ucapnya dengan mata yang bergetar, "Kenapa? Bukannya aku harus melakukan itu padamu?" Mendengar itu, rahang Renjun mengeras dan tatapannya berubah tajam.

PLAK!!

"Aku tidak akan memohon maaf atas tamparan itu." Telapak tangan Renjun mendarat begitu mulus pada pipi Haechan hingga menoleh kesamping. Tamparan kedua yang baginya, "Kau memanfaatkan heat -ku, sajangnim? Kau sama seperti seorang bajingan yang hidup di jalanan."

Disebut bajingan oleh mate -nya sendiri membuat Haechan naik pitam. Ia menyentuh bekas tamparan pada pipinya dan membalas tatapan Renjun, Ia mendengus, "Tak kusangka, mate -ku memiliki mulut yang sangat manis."

Renjun terkejut dan memekik, "APA !? APA KAU MASIH BERMIMPI, SIALAN !?"

Haechan benar-benar dibuat frustasi dengan kata yang keluar bibir yamg semalam ia kulum tanpa henti itu, "Aku melihatmu." Omega itu menukikkan alisnya, "Apa yang kau lihat?" Sigma itu tersenyum hingga deretan gigi itu terlihat, "Kau bersama dengan anak-anak kita."

Renjun berdecih, "Candaanmu sungguh tidak lucu, sajangnim." Haechan mendekatkan wajahnya pada si Omega, "Aku pun tidak percaya." Tatapan mereka bertemu dan entah apa yang dilakukan Haechan, Renjun melihat dirinya bersama tiga anak diluasnya hamparan rumput dan bunga pada iris matanya. Ia lalu mendorong tubuh Sigma itu menjauh dan mengalihkan pandangannya ke segala arah.

[✔️HYUCKREN] Sigma: The Lonely WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang