Eps. 11 : The Unknown Fear

5.7K 577 112
                                    

















***
Spam comment dan hujatan, yuk!
Aku suka overthinkingnya readers, unik.










Renjun menyandarkan tubuhnya pada ranjang rumahnya, meluruskan kaki dan memejam matanya sementara tangan mungilnya diletakkan pada perutnya yang masih rata. Omega dengan aroma vanilla itu tak pernah berpikir akan mengandung sebelum ikatan resmi diputuskan.

Disampingnya ada kertas hasil test dan alat test pack, ia membaca dan melihatnya berulang-ulang. Berharap tulisan itu akan berubah dengan sendirinya. Renjun menghela napas, mau tak mau ia tetap harus menerima anak dalam kandungannya. Toh, itu adalah anaknya dan sang Mate, Lee Haechan.

Tapi, mengapa dirinya seperti tak bahagia mengetahui kenyataan ini?

Dia merasa takut. Entah takut pada siapa atau pada apa.

Renjun berharap ketakutan itu tidak berakibat pada janin dalam kandungannya. Omega itu kembali mengingat, saat dirinya ada dalam pandangan iris coklat mata Haechan. Ia tersenyum, anak-anak itu lucu dan terlihat sangat menyayanginya. Kemudian, Omega ini mengusap perutnya, "Besok ikut ke kantor, ya. Memberitahu Haechan Appa." Renjun tertawa kecil, lucu sekali saat dirinya memanggil si Alpha dengan sebutan Ayah.

Ketukan pada pintu rumahnya membuat Renjun mengernyit, siapa malam-malam mendatangi rumahnya; apa mungkin itu Haechan, entah. Dengan melenggak lemas, Renjun berjalan menuju pintu masuk rumahnya.

"Yangyang?" Si pemilik nama tersenyum sambil mengangkat kantung plastik ditangannya, "Kau datang malam seperti ini?" Renjun pun membiarkan Yangyang masuk kedalam rumahnya, "Apanya malam? Ini masih sore, jam 9."

Terserah dia sajalah. Renjun sudah mengantuk padahal.

"Bagaimana keadaanmu? Sakit apa?" Tanya Yangyang sambil meletakkan kantung plastik diatas meja ruang tengah. Ia mengeluarkan roti-roti, susu, wafer dan kripik dari dalamnya, "Aku... Aku tidak sakit apapun."

Yangyang terlihat bernapas lega mendengarnya, "Syukurlah."

"Aku mengandung anak Haechan."

Yangyang menghentikan kegiatan mengeluarkan barang dari dalam plastik dan membeku ditempat. Ia mengerjap-ngerjap, berusaha memproses yang dia dengar barusan, akhirnya dia tatap sang sahabat yang memainkan jemarinya abstrak, "Sungguhan?" Renjun mengangguk dalam kepala yang menunduk.

Yangyang berpindah posisi, ia duduk disebelah Renjun dan mengenggam tangannya, "Selamat."

Omega itu mengeluarkan bau vanilla gosong bersamaan dengan menatap Yangyang, "Aku... Takut." Si Delta mengernyit bingung, "Apa yang kamu takutkan?" Tetapi Renjun menggeleng, "Aku tidak tahu, tapi aku sangat takut."

Tangan Yangyang beralih menuju perut Renjun, mengusapnya penuh dengan kasih sayang, "Apapun yang kamu takutkan, aku bisa menjagamu. Sudah beritahu sajangnim?" Omega itu menggeleng lagi.

"Aku mau dia panggil aku paman." Cetus Yangyang masih mengusap perutnya, membuat Renjun terkekeh.

Pria kebangsaan Taiwan itu ikut bahagia mengetahui sahabatnya tengah mengandung, namun hatinya juga menyesal dengan pengkhianatan yang ia lakukan pada sang Omega.

Dia telah bekerjasama dengan Kakak Renjun.

Lalu, mengapa ia membantu Renjun pergi jauh dari sang kakak? Alasannya, dia memang ingin membawa Renjun hidup bebas dari kurungan sangkar emas keluarganya. Namun Hanya demi uang dia mau melakukan hal itu. Ibunya harus menjalani operasi, dan dia membutuhkan biaya banyak. Tidak ada pilihan selain mengawasi Renjun dan memberitahu segalanya tentang hidup sang Omega pada kakak kandungnya yang seperti Iblis itu.

[✔️HYUCKREN] Sigma: The Lonely WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang