.
Tokk! Tokk!
"Anda memanggilku, Lee Haechan-ssi?"
Sang CEO pun mempersilahkan Yangyang masuk dan mendekat dengannya. Ia menyerahkan sebuah amplop putih bertuliskan 'Pengajuan Diri', Yangyang melirik amplop tersebut lalu kembali melihat atasannya, "Bisakah kamu jelaskan kinerjanya?"
Haechan tidak membuka atau membaca isi amplop tersebut, dia ingin tahu dari mulut sang rekomender bagaimana sosok si calon bawahannya.
"Baiklah. Dia sangat teliti dalam hal-hal kecil yang menyangkut perusahaan, detail se-mili pun akan dia pikirkan matang-matang demi pencapaian karir perusahaan. Dia sangat detail tetapi tidak juga rumit. Penyampaian bahasanya saat presentasi juga mudah dipahami."
Haechan berpikir sejenak, "Bagaimana kamu tau dia orang yang seperti itu?"
Yangyang tersenyum kemudian, "Aku dan dia pernah satu tim di salah satu perusahaan Beijing."
Haechan menatap lekat si delta. Yangyang sendiri merupakan salah satu orang kepercayaan yang dia miliki. Berbagai solusi, masukkam juga kritik muncul dari pemikiran si Putra Liu.
"Minta dia datang besok dan langsung ke ruanganku." Final si CEO.
"Baik, Haechan-ssi."
Pria alpha itu membuka mulutnya lagi dan mengangkat jari telunjuknya, "Orang yang kau rekomendasikan itu menjadi tanggung jawabmu dan aku tidak ingin hal besar terjadi diluar maupun didalam perusahaan."
Yangyang menelan salivanya dan mengangguk, "Dimengerti, Haechan-ssi." Selanjutnya, ia mempersilahkan Yangyang keluar dan melanjutkan pekerjaannya kembali.
Dibalik pintu, delta itu dibuat takjub sekaligus cemas berhadapan dengan Haechan. Meski sudah lama dan dipercaya sebagai tangan kanannya, dominasi Haechan apalagi kalau aroma mint yang mencekik itu keluar bisa membuatnya mati ditempat. Yangyang mengirim pesan pada Renjun seraya beranjak menuju meja kerjanya.
Di cafe, Renjun tersenyum melihat notifikasi pesan yang muncul diatas layar ponselnya. Baiklah, dia harus berbuat baik lagi pada si sahabat.
Sesaat, ada pesan lagi masuk dan membuat Renjun sebal.
"Jangan lupakan hutangmu, Anak Muda."
Baru saja mendapat kabar baik, kabar buruk lainnya datang dan menghancurkan mood -nya. Ah, andai dia dapat memutar waktu dia tidak akan ikut bergabung bermain judi. Memang ya, penyesalan datangnya memang selalu diakhir.
+++
"Ayolah, Oppa! Pasang wajah ramah dan tampilkan senyum itu." Ryujin menggandeng lengan Haechan sambil terus menggerutu.
"Otakku tidak diprogram untuk tersenyum." Cetus Haechan.
"Kau memang sigma robot, ya!"
"Jangan sebut aku sigma, nona Choi." Ryujin hanya berdecih menanggapinya.
Mereka memasuki baru saja memasuki ruangan tengah. Disambut oleh para pelayan dan mengarahkannya menuju ruang makan. Ada acara makan malam yang akan dihadiri oleh keluarga Haechan dan Ryujin, tepatnya di mansion mewah milik keluarga Ryujin.
Benda-benda antik dan lampu gantung berwarna kuning menambah kesan kuno serta aethestic dari rumah ini.
Haechan dan Ryujin disambut oleh Ayah dan Ibu Ryujin sendiri, rupanya baru mereka berdua yang datang. Mereka pun duduk berdampingan disisi kanan meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️HYUCKREN] Sigma: The Lonely Wolf
Fantasía⚠️21+ Content 🚫Under 15th y.o is NOT allowed !!! [ COMPLETED on March 2022 ] "Dalam pertemuan, ada cerita. Dalam perpisahan, ada kenangan. Dalam jarak, ada rindu. Dalam hatiku, ada kamu. Dalam diam, ada doa untukmu." ㅡLee Haechan. "Karena cinta, d...