***sigma:thelonelywolf***
Renjun mengernyit dalam pejamnya. Mentari pagi membangunkannya dengan begitu sadis, padahal dirinya masih mengantuk dan tubuh terasa remuk. Sambil menggeliat, ia mengerjap untuk menyesuaikan cahaya itu masuk dalam kamar apartemennya. Renjun sadar, ada lengan berotot yang sedang melingkari pinggangnya erat. Senyumnya mengembang saat mendapati Haechan masih terlelap dengan tenangnya. Telunjuknya menjawil hidung Haechan dan menusuk-nusuk pipi tirusnya, dia terkekeh saat Sigma itu mengerang dalam pejam.
"Haechan," membuka matanya perlahan, "Bangun, kita bersiap ke kantor." Sigma itu menggeleng dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Aku tidak mau." Ucapnya dengan suara serak dan rendah.
Renjun kemudian menghadap Haechan, "Kenapa?"
"Aku tidak mau melepasmu dan tidak ingin kau berdekatan dengan Jeno."
Renjun terkejut, "Jeno?" Sigma itu mengangguk. Omega itu tertawa kemudian, "Lucunya..." Ia pun balas memeluk Haechan dengan erat.
Beberapa saat kemudian, Renjun menjauh lalu tiba-tiba mencium bibir Haechan, "Aku kan milikmu, Jeno juga memiliki orang lain. Jangan bercanda, Sigma." Haechan balas mencium bibir Renjun, "Aku tidak suka." Ucapnya penuh dengan penekanan.
Renjun menempelkan bibirnya pada bibir Haechan, melumat atas bawah dan perlahan mengukung tubuh proposional itu dalam dekapannya. Dibawah kukungan sang mate, tangan Haechan meremat pinggul Renjun hingga dia melenguh. Sebuah kesempatan untuk lidahnya menjelajah mulut hangat Renjun.
Kemudian, Haechan membalikkan tubuh Renjun menjadi Omega itu berada dalam kukungannya. Lengannya memeluk punggung Haechan dengan leluasa. Tangan Haechan pun beralih mengusap paha mulus dan tanpa cacat milik Renjun.
"Mhm.." Haechan menyudahi cumbuan panasnya dipagi hari ini, "Kenapa berhenti?" Ucap sang Omega seraya mengusap mulutnya yang dipenuhi saliva.
Sigma itu menggeleng, "Aku butuh ruang." Renjun hanya tertawa kecil, "Tidak ada ruang untukmu." Ia kembali menarik wajah Haechan; melumat belah bibir itu bergantian lalu mendorongnya kemudian.
Renjun tertawa melihat ekspresi Haechan yang kesal namun menggemaskan dimatanya. Mereka bersitatap namun Haechan segera menutup wajah Renjun dengan bantalnya. Tak ada pergerakkan dari Renjun, membuat dia membuka bantal dan mendapati sang mate tengah tersenyum manis.
Alpha itu mendekapnya; menyembunyikan kepala dibahu dan disesapnya kulit leher Renjun hingga berbekas.
Haechan mengangkat kepalanya, melihat tanda kepemilikan pada leher Renjun dan tertawa kemudian. Pria Lee itu kemudian bangkit, ia menyingkap selimut yang menutupi perut Renjun, dicium dan diusapnya penuh kasih sayang, "Selamat pagi, aegiya."
Renjun meringis saat mendudukkan diri, rasa nyeri dibagian bawahnya masih sangat terasa. Haechan menggaulinya hampir 5 jam sejak pulang dari kantor.
"Mandilah lebih dulu. Aku mau buat sarapan." Ucap Haechan lalu mengecup pelipis Renjun. Omega itu pun menurunkan kakinya sambil merintih, melihat hal itu Haechan lantas bangkit. Diangkatnya tubuh mungil dalam gendongannya, membawanya kedalam kamar mandi.
Sesampainya dikamar mandi, Renjun diturunkan pada bak besar dan ia menyalakan air hangat. Haechan mengusak rambut Renjun sebelum beranjak keluar, "Terima kasih."
+++
Choi Hyunsuk tidak pernah berpikir dia akan membenci pekerjaan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️HYUCKREN] Sigma: The Lonely Wolf
Fantasy⚠️21+ Content 🚫Under 15th y.o is NOT allowed !!! [ COMPLETED on March 2022 ] "Dalam pertemuan, ada cerita. Dalam perpisahan, ada kenangan. Dalam jarak, ada rindu. Dalam hatiku, ada kamu. Dalam diam, ada doa untukmu." ㅡLee Haechan. "Karena cinta, d...