.
Berisiknya musik EDM, lampu yang berganti-ganti warna, wanita-wanita yang menggunakan pakaian seksi dan bau khas minuman keras adalah apa yang bisa menemani pria tangguh bersurai hitam di dalam night club dengan dirinya yang fokus pada kartu-kartu remi dijemari mungilnya.
Babak demi babak ia lewati tanpa kendala hingga penghujung permainan ini, dia memimpin bersama dua pria asing lain.
Sebenarnya, ini pertamakalinya ia bermain judi ilegal. Keuntungan yang didapat adalah alasannya ikut bergabung, mengesampingkan kekalahan dan denda yang akan ia dapat nanti.
Beberapa botol alkohol dan soju juga telah mengambil alih kesadarannya. Pria gemuk dengan kumis tebal itu adalah lawannya, dia meletakkan beberapa kartu remi diatas meja sebagai perbandingan terakhir dalam permainan.
Pria tangguh ini berusaha memfokuskan tingkat kesadaran dan otaknya saat ini. Alkohol itu benar-benar membuatnya pusing dan mual. Dia pun meletakkan beberapa kartunya diatas meja, semoga saja dewi fortuna memihaknya.
Orang-orang disekitarnya tertawa kemudian, "Selamat bung!"
Renjun meremat rambutnya dan mengerang.
Ucapan selamat dan tepuk tangan itu bukan ditujukan untuk dirinya. Bagaimana bukan, dirinya pun sekarang sudah kalah telak.
Pria gemuk itu meraup seluruh uang dimeja dengan kedua tangan besarnya, "Mana punyamu?"
Renjun dengan malas mengeluarkan lembaran dari saku jaketnya, "Hanya ini?" Ucap si pria gemuk, "Ini bahkan tidak ada seperempat dari denda kekalahan. Kau bercanda, anak muda?"
Orang-orang menatapnya penuh dengan kesinisan dan mencemooh, "Beri aku waktu." Ucap Renjun datar.
"Budak ini." Si pria gemuk menunjuk Renjun dengan jari tengahnya.
Lalu, Renjun mengambil kertas dan pulpen lalu menulis diatasnya, "Nomor ponselku. Kau bisa menagihku lewat nomor ini."
Si pria membaca tulisan yang Renjun buat, "Bodyguard-ku akan menghabisimu kalau melanggar janji, ya?" Renjun hanya mengangguk malas saja.
Keluar dari bar, Renjun menyandarkan punggungnya didekat trotoar sambil menikmati gulungan tembakau diujung bibirnya, kepulan asap yang terbang mengudara itu keluar bersamaan dengan rasa penat dan kacaunya.
Seminggu yang lalu, hidupnya baik-baik saja. Pergi pagi untuk bekerja, mem-presentasikan pemikirannya dengan baik dan lancar dan pulang malam untuk mengistirahatkan diri. Aroma vanilla yang keluar dari tubuh omeganya sangat manis dan menenangkan berbanding terbalik dengan sekarang, seperti vanilla yang direbus lalu rebusan itu habis dan gosong, membuat hidung yang menciumnya menutup rapat-rapat bahkan menghindarinya.
"Hari ini adalah hari terakhirmu bekerja. Terimakasih, sudah bersemangat untuk perusahaan."
Kalimat itu ia ingat dengan jelas.
"Jelaskan alasan kenapa aku diberhentikan!"
"Kamu sudah bekerja keras selama disini. Bagus untukmu mencari perusahaan yang lebih baik."
Renjun mendengus mengingat itu. Perusahaan yang ia tempati adalah perusahaan saham no.1 di Korea, mana mungkin ada perusahaan yang lebih baik dari itu. Pemecatan tanpa alasan, sangat merendahkan harga dirinya. Ia pikir, selama 3 tahun bekerja ia tak pernah menemui kendala besar bahkan kinerjanya diakui oleh CEO-nya sendiri dan petinggi-petinggi perusahaan yang lain.
Sangat tidak masuk akal dan Renjun tidak pernah tahu apa alasan pemecatan dirinya.
Baiklah, dia jadi pengangguran sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️HYUCKREN] Sigma: The Lonely Wolf
Fantasi⚠️21+ Content 🚫Under 15th y.o is NOT allowed !!! [ COMPLETED on March 2022 ] "Dalam pertemuan, ada cerita. Dalam perpisahan, ada kenangan. Dalam jarak, ada rindu. Dalam hatiku, ada kamu. Dalam diam, ada doa untukmu." ㅡLee Haechan. "Karena cinta, d...