***sigma:thelonelywolf***
Selama perjalanan menuju rumahsakit, Renjun tak berhenti menangis dan terus mengenggam tangan Yangyang; seakan genggaman itu mampu menguatkan sahabatnya dari maut. Delta Liu yang sudah dipasangi alat medis dan mendapatkan pertolongan pertama tidak menunjukkan reaksi yang signifikan hingga mereka tiba di tujuan dan dokter menghalangi Renjun; memintanya menunggu diluar.
Jas yang penuh darah itu terlihat mengerikan dimata orang-orang yang melihatnya, darah Yangyang juga mengotori tangan serta wajahnya yang sudah kacau.
Renjun bersandar pada dinding ruangan, pandangannya mendapati Yoshi dan beberapa anggota polisi datang, Beta itu menghampiri Haechan untuk meminta kesaksian. Renjun merogoh saku celananya, diketuk ponselnya dengan kasar lalu ditempelkannya benda elektronik pipih itu pada telinganya.
"Itu... Kamu?" Tanya Renjun saat panggilan terhubung.
Kun yang saat ini berada diatas jembatan Hangang meremat besi pembatas hingga buku jarinya memutih, pandangannya sudah buram dengan airmata, "Bagaimana keadaannya?"
"KAU SUDAH MELUKAINYA, SIALAN!" Teriak Renjun membuat Yoshi dan Haechan menoleh cemas. Renjun mengangkat kepala; memejamkan mata, airmatanya jatuh ketika matanya terbuka, "Katakan padaku, apa itu kamu?"
Kun mengalihkan wajahnya dan airmata itu kemudian jatuh. Dialihkannya lidah ke dinding pipi, "Hendery Huang," Suara Kun bergetar saat ini, "Kau kenal dia?"
Delta itu mengambil napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Seperti ada tali yang mengikat dadanya hingga menjadi sangat sesak, "Dulu aku seorang pembunuh bayaran dan seorang kaki tangannya. Aku menghabisi nyawa orang-orang yang menghalangi jalannya," Kun menggulung bibirnya kedalam,
"...Termasuk Lee Haechan."
Kun menundukkan kepala, tangannya mengepal kuat-kuat, "Setelah melihat Yangyang, aku ingin berubah. Ingin mencintainya dengan tanganku yang baik..." Kun terisak dan menangis saat ini.
"Sekarang jawab aku, bagaimana keadaannya?"
Sebelum menjawab Renjun melihat seorang dokter keluar dan dibelakangnya perawat mendorong bangsal. Meski dari jauh, Renjun dapat lihat dokter itu mengatakan berita buruk, tergambar jelas pada ekspresi Haechan dan yang lain.
"Yangyang sudah pergi."
Kun tertawa lebar. Ia menjauhkan ponselnya.
Tawa itu perlahan berubah menjadi tangisan yang begitu pilu dan penuh penyesalan, Kun meninju besi pembatas hingga punggung tangannya terluka dan berdarah, "Yangyang..." Isaknya dengan hebat.
"Baiklah. Aku akan menemui Yangyang," Ucapnya pada Renjun diseberang jauh sana.
"Aku sudah berjanji akan menikahinya."
Omega itu tidak menjawab Kun. Lidahnya terlalu kaku untuk mengucap sepenggal kata.
Kun tidak mematikan sambungan telepon tersebut, ia mengenggam ponselnya beriringan satu kakinya menaiki pembatas jembatan. Ia sempat melihat kebawah, air sungai itu terlihat tenang tapi dia yakin betul airnya mengalir begitu deras. Ia menutup mata, membayangkan Yangyang dalam balutan jas beberapa waktu lalu dan detik selanjutnya Kun menjatuhkan diri.
Sambungan telepon Renjun perlahan menjadi suara yang berisik dan tidak jelas, "Tidak mungkin..." Omega itu menahan napasnya, "ARGHHH!!!"
PRAKK!!
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️HYUCKREN] Sigma: The Lonely Wolf
Fantasy⚠️21+ Content 🚫Under 15th y.o is NOT allowed !!! [ COMPLETED on March 2022 ] "Dalam pertemuan, ada cerita. Dalam perpisahan, ada kenangan. Dalam jarak, ada rindu. Dalam hatiku, ada kamu. Dalam diam, ada doa untukmu." ㅡLee Haechan. "Karena cinta, d...