***sigma:thelonelywolf***
Renjun yang sedang asyiknya bermain mobile game diponselnya dikejutkan dengan pintu yang terbuka, menunjukkan wajah sahabat yang kini ia begitu benci, Liu Yangyang. Delta dengan pakaian rumahsakit yang sama dengannya lalu berjalan mendekati Renjun.
"Berhenti disitu," Yangyang lantas menghentikan langkahnya yang hanya berjarak 5 langkah lagi. Hatinya mencelos saat Renjun memerintahnya menjaga jarak, "Untuk apa kesini?"
"Renjun,"
"Tidakkah kau puas?" Renjun menyentak.
Tatapan penuh amarah dan emosi dapat dilihat Yangyang dengan pandangan sendunya, memohon maaf pun tak akan cukup untuk mwnyembuhkan penderitaan sahabatnya itu. Kehilangan anak yang dikandung dan kembali merasakan trauma akibat ulah sang kakak, Yangyang bisa membayangkan segala sakit itu.
"Aku memberimu hati lalu kenapa kau meminta hidup padaku? Aku tidak memilikinya, brengsek." Renjun terisak menahan tangis dan juga amarahnya. Omega ini tidak mudah untuk menangis, tapi hatinya terlanjur sakit dan ia tak bisa lagi menahannya, "Pergilah. Dan jangan pernah muncul dihadapanku."
"Aku minta maaf! Kau boleh membencikuㅡ"
"Ya! Aku memang sudah membencimu! Lalu, untuk apa kau masih ada disini!?"
Yangyang mendekat, "Renjun... Beri aku kesempatan sekali,"
Prang!!!
Renjun melempar wadah makanan yang terbuat dari stainless kearah Yangyang, "Pergi, bajingan!"
Renjun meraih apapun yang bisa ia raih dan lempar kearah Yangyang. Rasanya ia ingin bangkit dan menghajar sahabatnya itu, "PERGI!"
"Astaga!" Mark yang baru tiba lalu dikejutkan dengan teriakkan dari Renjun, ia segera melihat keadaan. Yangyang yang berusaha mendekati dan menenangkan Renjun justru membuatnya semakin brutal, Mark meraih lengan Yangyang dan menariknya mundur, "Maaf. Lebih baik kau tidak disini sementara, mengertilah keadaannya."
Yangyang, "Mark-ssi... Aku hanya ingin berlutut dihadapan Renjun."
"Tidak apa-apa, tapi jangan sekarang. Tunggu dia pulih total, kau pun masih seperti ini."
Yangyang tersenyum kemudian, "Baiklah. Tolong jaga Renjun, Mark-ssi." Delta itu pun melangkahkan kakinya kembali ke kamarnya meski agak berat sebab belum menerima pengampunana dari Renjun.
"Renjun-ah," Mark memanggil sambil meraih tangan Renjun, "Pergi! Aku tidak mau melihatmu lagi!" Omega itu meronta dan mendorong dada Mark yang berusaha merengkuhnya.
"Tenang. Ini aku, Mark."
Alpha musky itu mendekap tubuh si Omega vanilla hingga dorongan dan pukulan didadanya terhenti, ia mengusap rambut hitam mengantarkan sebuah ketenangan. Meski masih terisak, Renjun mengangkat kepalanya, "Mark hyung?" Alpha itu mengusap airmata pada pipi Renjun, "Tidak apa-apa. Yangyang sudah kembali."
Haechan dengan langkah antusiasnya menyusuri lorong yang berbau khas obat-obatan rumah sakit menuju kamar inap Renjun. Ditangannya sebuah kantung makanan yang diisi dengan sup malatang masih terasa hangat dan sebotol teh hijau tradisional kesukaan mate-nya. Senyum ceria juga mengembang dikedua sudut bibirnya.
Haechan tepat berada didepan pintu kamar inap Renjun, ia sejenak mengintip dari jendela persegi panjang yang sengaja dipasang vertikal. Wajah demgan senyum yang awalnya ia jaga tetap ceria dan akan ditunjukkannya pada Renjun kini berubah menjadi wajah yang datar, tegas dan tatap mata itu tajam menghunus.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️HYUCKREN] Sigma: The Lonely Wolf
Fantasía⚠️21+ Content 🚫Under 15th y.o is NOT allowed !!! [ COMPLETED on March 2022 ] "Dalam pertemuan, ada cerita. Dalam perpisahan, ada kenangan. Dalam jarak, ada rindu. Dalam hatiku, ada kamu. Dalam diam, ada doa untukmu." ㅡLee Haechan. "Karena cinta, d...