Hii guyss, i'am dea! But.. just call me deyy~~Terimakasih sebelumnya udah luangin waktu buat baca karya gue..
And enjoy my writing..
Happy reading
•••
Derap langkah dari arah tangga terdengar, gadis cantik itu menuruni anak tangga dengan wajah datar nya dan juga tas yang tersampir dipundak nya. Greesa berjalan menghampiri meja makan yang sudah terdapat semua anggota keluarga nya disana.
Greesa menarik kursi di tengah dan menaruh tas nya disana lalu mendudukkan diri nya, kursi itu di himpit oleh Delvina dan Gerhana. Dan kini semua sorot mata tertuju pada gadis mungil yang sedang memakan sarapan nya dengan tenang.
Berasa ada yang memperhatikan Greesa mendongakkan kepala nya menatap datar satu persatu anggota keluarga nya itu.
"Apa?" tanya nya jutek.
Yudistira dan semua Kakak nya menggeleng kan kepala nya sebagai jawaban, mereka paham jika Greesa sudah ngambek urusan nya akan panjang.
Sementara Delvina mengelus pucuk kepala Greesa dengan lembut, kemudian Greesa menoleh kearah Delvina, dan Delvina tersenyum hangat seraya menatap putri satu satunya itu.
"Eca masih ngambek, sayang?" tanya Delvina lembut.
Greesa menghembuskan nafas nya kasar. "Enggak, Bun.."
"Jangan bohong sama bunda." ucap Bunda Delvina menyudutkan dengan pelan.
Greesa menundukkan kepalanya tidak berani menatap Delvina, kemudian ia terisak pelan.
Kelima kakak nya yang mendengar isakan dari adik kecil nya itu kini bangkit dari duduk nya kemudian menghampiri Greesa, begitu pun dengan Yudistira.
"Sutt... Udah sayang. Kamu gak bakal punya adik, udah jangan nangis lagi ya." ucap Delvina berusaha menenangkan Greesa.
Gautama menundukkan tubuh, mensejajarkan tubuh nya dengan tubuh Greesa yang terduduk di kursi. "Adek-nya Mas, udahan ngambek nya ya? Kamu tetep adek perempuan nya Mas satu satunya, gak ada yang lain." ucap Gautama seraya mengusap air mata hangat berada di pipi Greesa.
"Masa cantik nya Bang Jendra nangis, hmm? Udah ya, sayang." lanjut Gajendra seraya mengelus pucuk kepala Greesa.
Gilby tersenyum kemudian menundukkan tubuh nya, dan mencubit hidung Greesa gemas. "Don't cry princess Aurora..." timpal Gilby.
"Cantik, kemarin kan tante Risa cuman bercanda gak usah di masukin ke hati ya, sayang?" lanjut Gerhana seraya mengecup punggung tangan Greesa.
"A' Laksi— "
"APA!!"
Semua yang ada di meja makan itu tersentak lantaran mendengar sentakan Greesa yang tiba tiba saat giliran Galaksi berbicara.
"Nya.. A' Laksi mau minta maaf.." ucap Galaksi sembari menundukkan kepala nya kebawah dan menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.
"Males!" ketus Greesa.
"Eca sayang, gak boleh gitu sama A' Laksi. Dia kan mau minta maaf." balas Yudistira.
Greesa menghembuskan nafas nya perlahan, kemudian menolehkan kepalanya kearah Galaksi yang kian menatap nya dengan tatapan memohon. Greesa memicingkan mata nya menatap Galaksi beberapa detik hingga akhirnya bersuara.
"A' Laksi lebih pilih aku atau game?!"
"Nya jelas game atuh!" jawab nya spontan.
Greesa membolakan mata nya, wajah nya memerah siap untuk mengamuk.
Tetapi sebelum itu Gautama, Gajendra, Gilby dan Gerhana memberi peringatan lewat kode alis, Galaksi yang tak paham pun hanya mengerenyitkan kening nya heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky Girl [SUDAH TERBIT]
Teen FictionTentang kehidupan seorang gadis yang sempurna dan beruntung dalam segala hal. Tentang takdir yang sangat indah untuk diri nya. Dan tentang skenario yang Tuhan tulis begitu sempurna untuk keberlangsungan hidup nya. Tentang Greesa Aurora Bimantara, p...