Deeptalk

26 5 1
                                    

Hii guyss, i'am dea! But.. just call me deyy~~

Terimakasih sebelumnya udah luangin waktu buat baca karya gue..

And enjoy my writing..

Happy reading

•••

Tepat tengah malam pukul 00.01 WIB.
Kediaman keluarga Bimantara sudah sunyi dan sepi sebab sebagian penghuni nya sudah berada pada bunga tidur nya masing-masing.

Kecuali Greesa, yang tiba tiba terbangun dari tidur nya akibat merasa haus dan kebetulan sekali air di kamar nya habis jadi ia harus turun ke dapur yang sudah gelap gulita itu.

Karna sangat haus Greesa memberanikan diri demi menenggak satu gelas air dingin yang akan membuat tenggorokan nya merasa lega saat itu juga, ia membuka kulkas dan menuangkan air dingin ke dalam gelas kaca lalu menenggaknya detik itu juga, ia tak sadar pandangan nya menyorot kearah tempat kolam berenang yang berdekatan dengan dapur itu, ia melihat Kak Gilby disana sedang duduk dilantai sambil menatap langit gelap malam itu.

Greesa menaruh gelas nya tadi di meja makan dan kini langkah nya berjalan kearah pintu kaca yang menghubungkan antara dapur dengan kolam renang. Pintu berdecit, mendengar itu seseorang yang sedari tadi sedang melamun refleks menoleh kearah sumber suara dan mendapati gadis cantik kesayangan nya itu.

Greesa tersenyum manis kepada Gilby yang menyadari akan kehadiran nya, begitupun sebaliknya Gilby ikut tersenyum manis kepada Greesa. Greesa berjalan beberapa langkah lalu menempatkan posisi nya duduk disamping Gilby dan mencari posisi nyaman.

Gilby mengelus surai panjang Greesa sambil berkata. "Kenapa belum tidur, hm?" tanya Gilby lembut.

Greesa yang tadi sedang memandangi langit malam, kini tatapan nya beralih pada Gilby. "Kebangun, karna haus.." ungkap nya jujur.

"Kakak juga kenapa belum tidur?" tanya Greesa balik sambil terus menatap sorot mata Gilby.

Gilby kembali tersenyum gemas melihat adik kecil nya itu, tangan kanan nya bergerak menyelipkan anak rambut Greesa yang menutupi pipi tembab nya. "Kakak abis ngerjain tugas kampus, baru selesai banget terus butuh lihat langit setelah beberapa jam liat laptop." ujar nya.

"Kamu tidur lagi ya? Kakak anter ke kamar ayo.." lanjut Gilby berusaha membujuk adik kesayangan nya itu.

Greesa menggeleng sambil memanyunkan bibir nya, lalu kini ia beralih memeluk Gilby dari sambing dengan kepala yang bersandar pada dada bidang Gilby. "Gak mau, mau disini aja sama kakak.." ucap nya sedikit merengek.

Gilby tidak menjawab, ia hanya mengelus elus surai panjang Greesa dengan lembut juga punggung sempit Greesa. Keduanya terdiam beberapa saat menikmati tenang nya malam di bawah sinar rembulan yang menyaksikan keheningan mereka berdua.

"Kak.. Kak Ilby pernah ngerasa cape gak sih?" ujar Greesa membuka obrolan, dengan posisi kepala yang mendongak keatas menatap Gilby.

Gilby sedikit menundukkan kepala nya menatap Greesa yang juga sedang menatap nya sekarang, Gilby belum menjawab ia masih asik mengelus elus surai Greesa sedari tadi.

"Itu manusiawi, Aurora.." ungkap Gilby dengan suara nya yang sangat lembut, Greesa sangat suka jika diri nya kembali dipanggil Aurora oleh Gilby karna memang itu panggilan sayang dari Gilby.

"Tapi Aurora gak pernah merasa cape yang bener bener cape, apa Aurora bukan manusia?" ceplos Greesa.

Gilby melepaskan pelukan Greesa, kemudian ia memposisikan tubuh mereka berdua menjadi saling berhadapan ia menggenggam kedua tangan Greesa sambil ia usap perlahan. "Your language, Aurora... Kenapa sih kok bisa berfikiran kayak gitu, hm?" ucap Gilby pada Greesa.

Lucky Girl [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang