Si Sulung dan Si Bungsu

46 5 0
                                    

Hii guyss, i'am dea! But.. just call me deyy~~

Terimakasih sebelumnya udah luangin waktu buat baca karya gue..

And enjoy my writing..

Happy reading

•••

Waktu terus berjalan dan terasa sangat begitu cepat, tak terasa sudah memasuki bulan penghujung tahun yaitu bulan Desember.

Semuanya terasa mengalir begitu saja tetapi, tidak ada kata membosankan untuk keluarga Bimantara di setiap hari nya. Mereka selalu mempunyai waktu luang untuk berkumpul bersama dan bertukar tentang cerita keseharian mereka.

Mungkin kalian akan bosan karna selalu menceritakan tentang kebersamaan keluarga, tapi memang ini kebiasaan keluarga Bimantara. Walaupun terlihat nya seperti hanya tentang 'kebersamaan' percayalah, tidak semua keluarga seperti keluarga Bimantara.

Ruang tamu akan selalu menjadi tempat kebersamaan yang keluarga Bimantara pilih pasti nya, selain tempat luas juga mereka dapat mengobrol sambil memakan makanan ringan dan dengan posisi khas mereka masing-masing.

Saat ini mereka sedang sibuk membahas tentang pernikahan Mas Tama dan Mba Viona yang akan di gelar beberapa minggu lagi, semuanya mereka bahas mulai dari yang penting hingga tidak penting dan diselingi candaan yang mebuat kebersamaan itu terasa jauh lebih hangat.

"Jadi nanti kita nginep di hotel gitu, Bun?" tanya Gerhana yang tengah duduk sila beralaskan karpet berbulu tepat di bawah sofa.

Bunda Delvina mengangguk sambil tersenyum mengiyakan. "Iya, Ko.. Kan Mas mu itu nikah nya juga di hotel Ayah." jelas Delvina dengan tangan nya yang terus mengelus surai hitam Greesa yang sedang tiduran di atas paha nya.

Gerhana mengengguk ngangguk paham dengan mulut yang tersumpal snack ringan itu. Sementara Bang Jendra dan A' Laksi tengah disibuk kan dengan permainan ps mereka itu.

Kak Ilby dan Ayah Yudis sedang berbincang ringan, Greesa sedang tiduran di paha Bunda Delvina, dan Mas Tama tengah berada agak jauh dari mereka ia sedang menelfon seseorang untuk menanyakan tentang semua persiapan untuk pernikahan nya.

Sementara yang lainnya tengah asik dengan kegiatan nya masing-masing, kecuali Greesa yang hanya rebahan diatas paha Bunda Delvina dengan tatapan nya yang sayu terus menatap kearah Mas Tama yang masih sibuk menelfon seseorang.

Greesa membalikkan wajah nya menjadi kearah perut Bunda Delvina menenggelamkan wajah nya disana dan berusaha menangis sepelan mungkin supaya tidak ada yang mendengar nya.

Entah mengapa diri nya menjadi sensitif seperti ini mengetahui jika Kakak pertama nya itu akan menikah sebentar lagi. Oh ayolah Greesa? Bukan kah kamu harus nya bahagia?

Semakin lama isakan Greesa agak sedikit terdengar juga dengan badan nya yang bergetar membuat Bunda Delvina menyadari itu. "Eca? Kamu kenapa sayang? Kok gemeter gini?" tanya Bunda Delvina sedikit panik, mendengar penuturan Bunda Delvina yang lain pun langsung menoleh dan mendekat kearah Greesa dan Bunda Delvina. Kecuali Mas Tama yang tidak menyadari hal itu sebab masih asik berbincang dengan seseorang melalui telfon.

"Eca, princess Ayah kenapa, sayang?" ujar Ayah Yudis sambil mengelus lembut pundak Greesa yang masih bergetar.

Posisi Greesa masih sama, wajah nya masih ia sembunyikan di perut Bunda Delvina. Bunda Delvina mulai panik sekarang, karna isakan Greesa semakin terdengar jelas ia masih terus berusaha membujuk dan menenangkan nya dengan cara mengelus surai Greesa dengan lembut.

"Grees? Are you okey?"

"Aurora, you okey, babe?"

"Ca? Gwenchana??"

Lucky Girl [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang