Olimpiade 2

39 11 0
                                    

Hii guyss, i'am dea! But.. just call me deyy~~

Terimakasih sebelumnya udah luangin waktu buat baca karya gue..

And enjoy my writing..

Happy reading

•••

"Berikutnya ialah babak final atau babak terakhir olimpiade antar sekolah SMA Tambora, SMA Jaya Sastra dan tuan rumah yaitu SMA Pelita Harapan..." ucap host yang berdiri di tengah aula SMA Pelita Harapan.

Sorak poranda terdengar dari ujung ke ujung di dalam aula yang sangat luas itu, mereka menyemangati perwakilan Olimpiade dari sekolah nya masing-masing.

"Di pojok sebelah kiri ada perwakilan dari SMA Jaya Sastra yang masuk ke babak final, di tengah terdapat perwakilan dari tuan rumah SMA Pelita Harapan..."

"Dan terakhir... Di pojok kanan perwakilan dari SMA Tambora." teriakan riuh dari kursi belakang terdengar ketika SMA Tambora disebutkan.

"Edan lah adi aing pasti meunang!" teriak Galaksi heboh.

("Hebat lah adik gue pasti menang!")

Gerhana menoleh pada kembaran nya lalu menepuk pundak Galaksi. "Adek gue juga lah, dia pasti bisa gue yakin." balas Gerhana menimpali.

Galaksi mengangguk dan kembali melihat kearah Greesa dan Rayyan lalu berteriak. "Semangat adik adik ku, yuhuuu!!" pekik Galaksi.

"Berisik bangsat!" ujar Gerhana sambil menggeleng gelengkan kepala nya, dengan tatapan terfokus pada Greesa dan Rayyan yang sedang berbisik bisik di kursi depan sana.

"Eca... Hebat ya hehe." cicit Latasha pelan tetapi masih terdengar oleh Arnold.

Arnold menoleh kemudian tersenyum manis. "Kamu juga hebat, Sha..." balas Arnold seraya mengelus pucuk kepala Latasha.

Latasha mendongakkan kepala nya menatap Arnold dengan puppy eyes nya. " Eum? Shasha kan kurang bisa matematika Arnold.." ujar nya bingung.

"Tapi kamu jago lukis cantik, semua orang punya bakat masing-masing gak semua bakat nya sama, kalo Eca pinter Matematika bukan berati kamu juga harus pinter Matematika jadi diri kamu sendiri ya, Sha?" jelas Arnold lembut pada Latasha.

Latasha mengangguk cepat seraya tersenyum lebar pada Arnold, Arnold yang gemas pun mencubit pipi Latasha pelan kemudian membawa Latasha kedalam pelukan nya.

Sementara diluar aula SMA Pelita Harapan terdapat dua remaja putri yang sedang bersandar pada dinding kelas yang sepi karna semuanya tengah menonton Olimpiade di dalam aula.

"Gimana nih tetangga udah dapet temen cewe belom lo?" tanya Anjeli pada gadis yang berada di hadapan nya.

Gadis itu menghisap vape nya lalu mengeluarkan nya ke udara setelah itu ia melirik Anjeli dan tertawa hambar. "Udah dong bestie komplek, ya walaupun cuek tingkat dewa tapi cuman dia yang tahan sama gue." jelas Rea dan kembali menyesap vape nya.

Ya! Kedua gadis itu ialah Anjeli dan Xandrarea atau lebih di kenal Rea, mereka berdua adalah tetangga komplek tetapi memang tidak ada yang tahu soal itu.

"Mau nyobain gak?" tawar Rea memberikan vape nya pada Anjeli.

Anjeli tersenyum tipis. "Gue emang nakal, tapi untuk nyentuh benda yang bisa bikin organ dalam gue sakit enggak dulu, adek gue banyak." tolak nya mentah mentah.

Rea kembali menarik tangan nya kembali, dan tersenyum miring pada Anjeli. "So soan nolak lo, kalo butuh duit bilang gue aja kali lagian kita tetangga sepuluh langkah doang." ujar Rea kemudian kembali menyesap vape nya.

Lucky Girl [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang