Sebelum Aksi

43 11 0
                                    

Hii guyss, i'am dea! But.. just call me deyy~~

Terimakasih sebelumnya udah luangin waktu buat baca karya gue..

And enjoy my writing..

Happy reading

•••

Beberapa jam sebelum nya

"Lo gila An?!" pekik Arnold saat mendengar penjelasan dari Anjeli.

Anjeli hanya memutar bola mata nya sambil mencibir. "Lah? Yang gila bokap nya Shasha bukan gue!!" balas nya tak terima.

"Kita kan bisa bicarain dulu baik baik, kenapa harus langsung lapor polisi?" timpal Rayyan, ya! Mereka akan pergi ke kantor polisi untuk melaporkan Papi nya Latasha.

Anjeli menoleh pada Rayyan dengan tatapan tajam nya. "Gak bakal bisa bokap nya Shasha ngomong baik baik yang ada lo yang di gorok!!" balas nya.

Rayyan menoleh pada Latasha yang sedang menggandeng tangan Greesa sambil menyenderkan kepalanya pada pundak Greesa.

Greesa tersenyum pada Rayyan yang sedang menatap nya. "Ikutin kata Anjeli aja, sebenernya dia udah mau laporin bokap Latasha dari pas SMP tapi gak jadi karna di halangin sama Almarhum Papa Jordan, mungkin waktu yang tepat emang sekarang.." papar Greesa menjelaskan pada semuanya sedangkan Anjeli sibuk menunggu angkot lewat ia berada agak jauh dari teman teman nya.

Arnold kini menatap Latasha prihatin, sebagai kekasih yang baik seharusnya ia tau lebih tentang Latasha apalagi ia adalah pacar pertama nya ia tidak mau membuat Latasha sakit hati untuk kedua kali nya karna ia sudah tak mendapatkan cinta pertama nya dari sang Papi.

"Sha," panggil Arnold lembut.

Latasha menoleh sambil tersenyum tipis. "Iya Anold?" tanya Latasha yang masih menggandeng tangan Greesa.

"Sini gantian gandeng tangan aku aja, kasian Eca takut pegel." pinta nya pada Latasha.

Latasha mengangguk sambil tersenyum kemudian langsung melepaskan genggaman pada tangan Greesa dan beralih pada Arnold.

Arnold tersenyum tipis sambil mengelus pucuk kepala Latasha dengan lembut, sedangkan Latasha yang merasa nyaman makin mengeratkan genggaman nya.

"Sha, aku boleh tanya?" ujar Arnold.

Latasha mendongak menatap sekilas Arnold kemudian mengangguk. "Boleh, Arnold mau tanya apa?" balas nya.

"Tapi jangan marah ya?" ucap Arnold hati hati.

"Iyaa Anold.." balas Latasha sambil tersenyum gemas diakhir.

Arnold menghela nafas kemudian mengecup pucuk kepala Latasha singkat. "Shasha, sejak kapan di pukulin sama Papi Shasha?" tanya Arnold dengan perlahan.

"Dari SMP, tapi kalo Mami Shasha sering liat di pukulin Papi dari Shasha SD. Waktu Shasha masih SD Shasha belum berani lawan Papi, tapi pas SMP Shasha coba buat lindungin Papi tapi malah Shasha yang kena pukul, jambak, bahkan di jedotin ke tembok." ujar Latasha menceritakan itu dengan lancar tanpa ada nya hambatan.

Arnold tercengang mendengar penjelasan dari Latasha, sungguh ia baru menemukan sosok orang tua terkejam seperti itu.

"Waktu masih SD Shasha sering cerita sama Eca sama Jeje, Eca selalu dengerin curhatan Shasha tapi Jeje pasti selalu marah dan maki maki Papi Shasha bilang kalo dia udah gede mau laporin Papi ke polisi." lanjut Latasha.

"Anjeli bar bar dari kecil ternyata." timpal Rayyan tak habis pikir yang ikut menyimak pembicaraan Latasha dan Arnold.

Greesa mengangguk ngangguk setuju. "Dan Anjeli pasti akan buktiin semua omongan nya." balas Greesa mengungkapkan sisi terang Anjeli.

Lucky Girl [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang