4

332 33 18
                                    

Mengerjapkan matanya di kala cahaya matahari sangat mengganggu tidurnya, Suryeon pun terbangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengerjapkan matanya di kala cahaya matahari sangat
mengganggu tidurnya, Suryeon pun terbangun. Matanya mencari keberadaan seseorang yang sejak malam menemaninya tidur.

Di tengah malah sebenarnya Suryeon terbangun, karena rasa dingin yang menghembus dari arah jendela. Saat itu juga, Suryeon terkejut saat melihat Dantae yang tertidur di atas sofa tanpa memakai selimut.

Sedikit tersentuh, ia pikir Dantae laki-laki brengsek seperti apa yang orang-orang bilang. Tapi kenyataannya, Dantae menghargainya dan menjaganya semalaman tanpa melakukan apapun padanya.

Mengambilkan selimut, Suryeon berjalan ke arah Dantae untuk menutupi tubuhnya.

Melangkahkan kakinya menuju lantai bawah, mungkin saja Dantae sudah siap untuk berangkat ke kantornya karena ini memang sudah waktunya.

"Sudah bangun?." Tanya Dantae berbalik, ketika mendengar suara langkah kaki dari arah tangga.

Suryeon mengangguk, menggaruk kepalanya yang tak gatal. Keadaan sekitar memang sungguh canggung, tapi untung saja Dantae dengan cepat meresponnya.

"Mandilah, dan ini pakaianmu." Ucapnya memberikan sebuah bungkusan lagi padanya.

"Ta-tapi..."

Mendorong tubuh Suryeon untuk kembali ke kamarnya.

"Cepat sana, aku akan menunggumu di sini. Kita sarapan di luar."

Suryeon kembali memajukan bibirnya, terlalu mematuhi perintah Dantae tapi jika di tolak rasanya sangat tidak enak hati.

Tidak lama kemudian, Suryeon kembali turun ke lantai bawah karena jika berlama-lama, Dantae bisa saja akan memarahinya.

"Kau cantik." Puji Dantae membuat wajah Suryeon memerah.

Dia buaya, jangan terlalu di anggap serius.

Kata hati Suryeon pada dirinya sendiri.

"Saya memang cantik, bapak saja yang tidak sadar." Tegasnya sombong, meskipun tanpa makeup pun Suryeon memang terlihat cantik. 

Dantae tersenyum, "Baiklah, ayo berangkat!." Ajaknya berjalan duluan.

Baru beberapa langkah hendak menaiki lift, ponsel Suryeon berdering. Suryeon pun meminta izin untuk mengangkatnya sebentar karena itu dari adiknya, Suhye.

Menjatuhkan ponselnya, hampir jatuh jika Dantae tidak menahan tubuhnya.

"Kenapa?."

Menatap Dantae dalam, "Bisa antar saya ke rumah sakit? Nenek saya..." Suryeon yang tidak sanggup melanjutkan perkataannya.

"Kita ke rumah sakit sekarang, tapi kuatkan dirimu terlebih dulu." Ucap Dantae memapah Suryeon untuk berjalan.

Di dalam mobil, Suryeon terus menggigit jarinya dengan air mata yang sudah mengalir. Terlalu takut untuk memikirkan keadaan neneknya yang entah bagaimana sekarang dirinya juga tidak tahu.

My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang