17

211 27 5
                                    

"Kamu ke kamar dulu ya, biar aku periksa." Kata Dantae menyakinkan Suryeon jika tidak ada apa-apa di dalam ruangan kerjanya.

Suryeon melirik ke arah pintu, lalu mengangguk dan mulai melangkahkan kakinya ke lantai atas.

Setelah memastikan Suryeon benar-benar masuk ke kamar, Dantae mulai masuk ke ruangan kerjanya untuk memeriksa keadaan di dalamnya.

Mulai menyalakan lampu, mata Dantae langsung tertuju pada sebuah vas bunga pecah yang tergeletak di lantai. Mendekati meja tersebut, Dantae kemudian bisa merasakan jika ada seseorang di dalam ruangannya.

Mengambil sesuatu yang tidak jauh dari pecahan vas bunga tersebut, Dantae tersenyum lalu menggenggam sebuah benda yang sangat di kenalinya.

"Oh Yoonhee!."

Dantae menendang sebuah meja untuk membuat Yoonhee keluar dari tempat persembunyiannya.

Dan benar saja, Yoonhee langsung muncul dari balik lemari di pojok kanan.

Yoonhee lalu duduk di sofa, sedangkan Dantae berdiri di belakangnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?."

Yoonhee diam, "Kau tahu kan Suryeon di sini? Jika sampai dia tahu kau ada di apartemen ku, apa yang akan aku jelaskan padanya."

Yoonhee menarik nafasnya, "Di mana dokumen itu?."

"Dokumen? Kau ke sini hanya untuk mencari dokumen itu?." Tanya Dantae mengerutkan dahinya.

"Berikan saja, dan aku akan langsung pergi dari sini!."

"Ayah yang menyuruhmu?."

"Kalau bukan ayah siapa lagi? Tidak mungkin pemikiran ku sendiri. Tidak ada gunanya juga."

"Kenapa, kenapa kau harus melakukan apa yang ayah katakan padamu? Kau tahu, jika kau terus berbuat seperti ini yang ada nyawamu sendiri akan terancam."

"Aku tidak peduli, selagi aku masih bisa menikmati harta ayah. Aku mati pun, aku juga tidak peduli!."

Dantae menghela nafasnya, lalu ikut duduk di samping Yoonhee yang terlihat pasrah akan kehidupannya.

"Apa kau menyerah begitu saja? Apa kau tidak kasihan pada ibumu yang berharap banyak padamu!."

Yoonhee mengangkat wajahnya dan menoleh ke arah Dantae.

"Maksudnya?."

"Yoonhee-a, berhentilah! Jika kau mau kabur dari ayah, aku bisa membantumu dan membiayai semua kehidupan mu-."

"Jika aku bisa, sudah dari dulu aku pergi dari negara ini. Tapi karena ada keterkaitan nya dengan mendiang ibuku, aku tidak bisa melakukannya."

Yoonhee menutup wajah dengan kedua tangannya seraya menundukkan kepala.

Dantae yang merasa iba, lalu menarik Yoonhee dalam dekapannya.

"Kau salah jika menyuruh ku untuk menjauhi Suryeon, karena masalah ini tidak ada sangkut pautnya dengannya."

"Kau yang tidak mengerti, Suryeon lah penyebab ayah ingin melakukan hal sejauh ini. Hal yang tidak pernah di pikirkan oleh ayah sekalipun, karena keras kepala mu terpaksa juga aku harus menuruti semua perkataan ayah!."

"Tapi aku tidak bisa, aku sudah terikat sepenuhnya pada Suryeon dan tidak mungkin aku mengakhiri hubungan dengannya begitu saja!."

"Kau bisa, jadilah Dantae yang suka bermain perempuan seperti dulu dan aku yakin Suryeon pasti akan membencimu dan dia tidak akan pernah percaya lagi denganmu. Dengan begitu, amarah ayah pasti akan reda dengan sendirinya."

My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang